Menuju konten utama

Pemerintah Jepang Terus Upayakan Bantuan Bagi Korban Banjir

Pemerintah Jepang terus berupaya memberikan bantuan kepada warganya, yang menjadi korban dalam bencana banjir sejak pekan lalu.

Pemerintah Jepang Terus Upayakan Bantuan Bagi Korban Banjir
Ilustrasi. Shinzo Abe dan Yuriko Koike dalam sebuah acara debat di Tokyo. REUTERS/Kim Kyung Hoon

tirto.id - Pemerintah Jepang terus berupaya memulihkan utilitas dan membantu korban banjir yang melanda wilayah bagian Barat pekan lalu. Bencana banjir yang melanda Jepang kali ini merupakan yang terburuk selama 36 tahun terakhir.

Hingga hari Senin (9/7/2018) kemarin, tercatat korban tewas berjumlah 112 orang sebagaimana dilansir oleh Japantimes.

Perdana Menteri Jepang Shinzō Abe, harus membatalkan perjalanan kerjanya, untuk menanggulangi para korban banjir. Abe mengatakan jumlah personil unit respon bencana ditingkatkan berjumlah 73.000 yang berupaya untuk menyelamatkan nyawa.

Sejumlah wilayah telah mendapatkan kembali pasokan listrik, namun tidak pada 3.500 pelanggan lainnya. Lebih dari 200 ribu pelanggan masih belum mendapatkan akses air bersih dan harus bertahan di bawah terik matahari, dengan suhu sekitar 33 derajat Celsius di beberapa daerah yang paling terkena dampak, seperti Kota Kurashiki.

"Ada permintaan untuk memasang AC karena suhu yang meningkat di atas 30 derajat hari ini, dan pada saat yang sama kita perlu memulihkan jalur kehidupan," kata Menteri Keuangan Taro Aso kepada wartawan setelah pertemuan kabinet.

Jalan-jalan yang tertutup lumpur kering di Distrik Mabi di Kurashiki menyebabkan debu berterbangan ketika kendaraan penyelamat atau mobil melintas. Para penyintas menceritakan tentang jalan keluar yang sempit.

"Itu sangat sempit. Jika kami berada disana lebih dari lima menit, kami tidak akan selamat," kata Yusuke Suwa, yang mengendarai mobil dengan istrinya Sabtu pagi ketika sebuah perintah evakuasi datang setelah tengah malam.

Seperempat wilayah Mabi yang rentan banjir, yang terjepit di antara dua sungai, kebanjiran setelah tanggul runtuh akibat kekuatan hujan lebat minggu lalu.

Data terakhir pada Selasa (10/7/2018), jumlah korban tewas dari banjir naik menjadi setidaknya 127, dengan 63 hilang, kata NHK.

Pemerintah telah menyisihkan 70 miliar yen (631 juta dolar Amerika Serikat) dana infrastruktur untuk menanggapi bencana, dengan 350 miliar yen (3,15 miliar dolar AS) sebagai dana cadangan, Aso mengatakan, menambahkan bahwa anggaran tambahan akan dipertimbangkan jika diperlukan.

"Ketika jumlah yang diperlukan menguat ... kami akan mempertimbangkan anggaran tambahan nanti jika dana ini terbukti tidak cukup," jelasnya.

Baca juga artikel terkait BANJIR JEPANG

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo