Menuju konten utama

Pemerintah Ingin Menciptakan 1000 Entrepreneur Sampai 2020

Program Gerakan Nasional 1000 Startup Digital yang baru dimulai pada bulan Juni menarget dapat menghasilkan 200 entrepenur dalam setahun, sampai tahun 2020 bisa diperoleh 1000 entrepenur.

Pemerintah Ingin Menciptakan 1000 Entrepreneur Sampai 2020
Peserta Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, ciptakan startup digital solid melalui tahapan bootcamp. Lokasi Grhatama Pustaka, Jl. Janti Banguntapan Bantu No. 344, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (27/11/2016). [Tirto/Aya]

tirto.id - Program Gerakan Nasional 1000 Startup Digital yang baru dimulai pada bulan Juni menarget dapat menghasilkan 200 entrepreneur dalam setahun, sampai tahun 2020 bisa diperoleh 1000 entrepreneur. Setelah memperoleh yang berkualitas, pemerintah akan membantu meningkatkan bisnis para entrepenur ini ke bisnis yang berskala lebih luas sampai go internasional.

Menurut Lis Sutjiati, Staff Khusus Menteri Kementerian Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) RI, mengatakan pemerintah akan memandu startup terpilih via program gerakan nasional 1000 startup tersebut hingga menembus ekosistem internasional.

“Sebab permasalahan generasi sekarang adalah kekurangan mentor di bidang bisnis,” ujar Lis, dalam acara bootcamp program gerakan nasional 1000 startup digital, di Grhatama Pustaka, Yogyakarta, Minggu (27/11/2016).

Ia mengungkapkan, pihaknya mengajak pebisnis di bidang entrepreneur untuk menjadi pemandu startup muda yang terjaring melalui program ini. Selain itu, pihaknya juga menggandeng akademisi untuk mengritisi produk pada pebisnis.

“Orang akademisi nggak mungkin melahirkan pebisnis, tapi mereka sangat penting sebagai kritikus, sehingga proses interaksi antara pebisnis dan kritikus ini penting,” ungkap Lis.

Ia memberi contoh, untuk sampai jadi nomor satu di dunia Google setiap hari meminta karyawannya untuk menghasilkan seribu inovasi.

“Inilah yang harus kita tiru, jangan gampang menyerah. Ibaratnya kalau mau keluar gua itu jalan aja terus,” papar Lis.

Persoalannya, kata Lis, mental masyarakat Indonesia sangat buruk dalam menyikapi kegagalan. Menurutnya, orang-orang yang gagal justru dengan sengaja menyembunyikan kegagalannya.

“Budaya yang salah di kita adalah menyembunyikan kegagalan,” tegas Lis.

Padahal, menurutnya, kegagalan seharusnya diberitahukan pada orang lain agar dievaluasi bagian mana yang tidak bekerja sehingga menyebabkan kegagalan, kemudian bisa dipastikan akan ada yang bersedia mencarikan solusi supaya kegagalan itu tidak terulang.

Ia mengatakan pihaknya sekarang fokus di entrepreneur. Pihaknya berupaya untuk menciptakan pengusaha-pengusaha muda yang tidak takut pada kegagalan, sehingga program 1000 startup ini berhasil dalam mewujudkan pengusaha yang berbasis teknologi.

Baca juga artikel terkait ENTREPENUR atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Bisnis
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh