Menuju konten utama

Pemerintah Harus Buka Lagi Konseling Hotline Guna Cegah Bunuh Diri

Pemerintah didesak membuka kembali layanan hotline konseling kejiwaan untuk mencegah kasus bunuh diri. Layanan itu pernah disediakan pada 2010, tapi kemudian vakum sejak akhir 2014.

Pemerintah Harus Buka Lagi Konseling Hotline Guna Cegah Bunuh Diri
Ilustrasi seseorang yang bertendensi bunuh diri. FOTO/REUTERS

tirto.id - Psikolog sekaligus Kepala Koordinator komunitas Into The Light, Benny Prawira Siauw mendesak pemerintah lebih aktif mencegah kasus bunuh diri.

Salah satu caranya, kata dia, pemerintah harus membuka kembali layanan hotline untuk konseling masalah kejiwaan. Layanan itu pernah dibuka tapi sejak beberapa tahun lalu ditutup.

"Pemerintah harus lebih sigap lagi dengan menyediakan layanan krisis baik via hotline, telepon gratis dan juga akun media sosial yang khusus melayani krisis kesehatan jiwa ini," kata Benny kepada reporter Tirto pada Rabu (30/1/2019).

Komentar Benny itu menanggapi kasus seorang mahasiswa berinisial ADA yang meninggal usai menenggak racun di kamar kosnya di Legok, Kabupaten Tanggerang, Kamis (24/1/2019). Sebelum peristiwa itu terjadi, ADA diketahui sempat menulis twit bernada depresi di akun twitternya.

Menurut Benny, penyediaan layanan konseling kejiwaan selama ini baru muncul dari inisiatif berbasis komunitas yang bergerak sendiri-sendiri. Akibatnya, jangkauan layanan pun terbatas.

"Ditambah lagi, ini bukan tanggung jawab Kemenkes saja. Ketika bicara mengenai level pencegahan primer kepada mahasiswa misalnya, harus lintas sektor karena masalah dari risiko bunuh dirinya kan bisa jadi dari aspek pendidikan, pengasuhan keluarga, dan sebagainya," ujar Benny.

Oleh karena itu, dia berpendapat kerja sama antarlembaga pemerintah dan masyarakat penting dilakukan dalam rangka mencegah kasus bunuh diri terus terjadi.

"Bunuh diri sangat dapat dicegah dan diatasi," kata Benny.

Kementerian Kesehatan sebenarnya pernah menyediakan layanan Hotline 500-454 atau Hotline ASA untuk konseling pencegahan bunuh diri. Layanan itu diluncurkan pada Oktober 2010 saat Hari Kesehatan Jiwa Sedunia. Namun, layanan itu cuma bertahan 4 tahun atau sampai akhir 2014 saja.

Sekretaris Jenderal Kemenkes Oscar Primadi berjanji kementeriannya akan mengkaji usulan agar layanan hotline ASA dihidupkan kembali setelah lama vakum. Kajian itu terutama soal kebutuhan biaya operasional dan manajemen layanan.

"Kita akan kaji lagi. Yang menyangkut pelayanan masyarakat itu pasti diperlukan," ujar Oscar.

-------------

Depresi bukanlah persoalan sepele. Jika Anda merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.

Baca juga artikel terkait BUNUH DIRI atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Addi M Idhom