Menuju konten utama

Pemerintah Dukung Polisi Tindak Pelaku Penyerangan di Sumut

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, mengungkapkan bahwa pelaku penyerangan Mapolda Sumatera Utara adalah jaringan dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Pemerintah Dukung Polisi Tindak Pelaku Penyerangan di Sumut
Sekretaris Kabinet, Pramono Anung. Tirto/Andrey Gromico.

tirto.id - Pemerintah mendukung aparat kepolisian menindak pelaku penyerangan Mapolda Sumatera Utara (Sumut), Minggu (25/6) dini hari, yang menewaskan satu orang anggota bernama Aiptu M. Sigalingging.

Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung usai bersilaturahmi dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Jakarta, Minggu (25/6/2017).

"Kita semua harus men-support polisi yang menjaga keamanan kita dan tindakan mereka (pelaku penyerangan) kepada polisi, tentunya polisi perlu hati-hati dan kita juga semuanya," kata Pramono Anung seperti dikutip dari Antara.

Lebih lanjut Pramono menjelaskan bahwa polisi telah berhasil melumpuhkan dan melengkapi data-data yang ada termasuk sel dan jaringan pelaku penyerangan. "Mudah-mudahan dalam waktu dekat segera bisa diungkap," kata dia.

Sementara itu, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, penyerangan terhadap petugas kepolisian di Mapolda Sumut menandakan ancaman yang semakin nyata.

"Seluruh pihak bergandengan tangan, mendukung aparat penegak hukum menegakkan hukum tanpa terkecuali untuk menciptakan rasa aman dan ketentraman bagi masyarakat mengingat tugas pemerintah melindungi segenap tumpah darah Indonesia," kata Hasto.

Saat ditanya apakah penyerangan terhadap anggota kepolisian itu sekaligus perlu mempercepat RUU Terorisme, Hasto mengatakan bahwa pihaknya akan berdialog bersama untuk menyelesaikan item-item yang belum dituntaskan dalam RUU Terorisme.

"Kami mengutuk keras penyerangan terhadap aparat penegak hukum," kata Hasto.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, mengungkapkan bahwa pelaku penyerangan itu adalah jaringan atau sel dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

"Ini disinyalir masih ada sel dari kelompok JAD yang punya inten, yang niat melakukan serangan di sana," kata Tito dikutip dari Antara.

Kedua pelaku penyerangan polisi itu terbilang nekat, mereka berani melompat pagar dan masuk ke dalam pos jaga 3 Markas Polda Sumatera Utara, pada hari-hari Kepolisian Indonesia meningkatkan kewaspadaannya terkait mudik Lebaran 2017.

Pelaku bahkan berani menikam Ajun Inspektur Satu Polisi Martua Sialingging, anggota Satuan Pelayanan Markas Polda Sumatera Utara hingga tewas. Adapun seorang dari penyerang Sigalingging, juga mati di tempat, setelah ditembak anggota Satuan Brigade Mobil Polda Sumatera Utara, yang sedang piket di sana.

Tito kemudian menceritakan kronologis kejadian penyerangan terhadap polisi itu. "Tadi pagi dua orang melompat pagar dan menyerang satu orang petugas yang kemungkinan besar sedang tidur, almarhum Ajun Inspektur Satu Polisi Martua Sialingging," katanya.

Kejadian itu, kata Tito, langsung dilihat oleh anggota polisi lain, dan kedua pelaku itu kemudian mengejar anggota polisi itu.

"Polisi lain melihat kejadian itu, kemudian berbalik lari karena tidak bersenjata sambil berteriak. Ada petugas jaga dari Brimob langsung menembak kedua orang ini, satu meninggal dan satunya terluka, tapi masih hidup," kata dia.

Terkait dengan itu, Kapolri mengaku telah memerintahkan semua jajarannya, baik kesatuan maupun pribadi, untuk memperkuat pengamanan masing-masing.

"Mereka berkali-kali sampaikan karena polisi dianggap kafir harbi, kafir yang menyerang mereka. Itu harus diprioritaskan," katanya.

Baca juga artikel terkait PENYERANGAN POLISI SUMUT atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Hukum
Reporter: Alexander Haryanto
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto