Menuju konten utama

Pemerintah Dorong Penggunaan Energi Hidrogen untuk Masa Depan RI

Pemerintah mendorong hidrogen sebagai salah satu komoditi mempunyai nilai jual yang potensial untuk ekonomi masa depan.

Pemerintah Dorong Penggunaan Energi Hidrogen untuk Masa Depan RI
Mobil Hidrogen Toyota Mirai. FOTO/Toyota.com

tirto.id - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Hageng Suryo Nugroho menuturkan Kementerian ESDM tengah mendorong hidrogen sebagai salah satu sumber energi yang mempercepat transisi energi Indonesia. Dia mengklaim, energi hidrogen bisa mengisi sektor pembangkitan energi, transportasi, maupun sistem penerbangan berkelanjutan di masa depan.

“Di era saat ini, hidrogen tidak hanya sebagai aset energi saja, tapi juga harus dipandang sebagai komoditas ekonomi masa depan. Untuk itu, pemerintah mendorong hidrogen sebagai salah satu komoditi yang mempunyai nilai jual yang potensial,” terang Hageng saat menjadi pembicara dalam workshop bertajuk 'Towards Hydrogen Economy: Lessons from the Netherlands', yang merupakan implementasi dari program INTPF (Indonesia-Netherlands Technology Partnership Forum), Selasa (1/11).

Lebih lanjut, dia menjelaskan penggunaan hidrogen telah menjadi salah satu bagian dari peta jalan netral karbon Indonesia di tahun 2060. Hageng menilai, pencapaian strategi peta jalan netral karbon memerlukan sumber energi baru yang bisa memberikan efek ganda (multiplier effect) seperti mendukung daya saing industri, memajukan perdagangan internasional dan menarik minat investasi.

Kemudian, dia menjelaskan hidrogen akan menjadi game changer yang menggantikan sumber fosil. Sebab menurut dia, hidrogen merupakan pembawa energi yang dapat digunakan untuk menyimpan, memindahkan, dan menyalurkan energi yang dihasilkan dari sumber lain.

Selain itu, pertimbangan pengembangan hidrogen, yakni rendahnya biaya produksi di masa depan. Dia merinci biaya produksi hidrogen hijau diperkirakan sebesar 1 – 2,5 dolar AS per kilogram di tahun 2030. Pemerintah pun memprediksi harga akan terus turun hingga tiga kali lipat pada 2050.

“Sehingga hidrogen sebagai bahan bakar akan semakin ekonomis dan populer di masa mendatang,” jelasnya.

Hageng juga menerangkan, saat ini Indonesia sedang mengembangkan simulasi strategi jangka panjang menuju Net Zero Emission pada 2060. Lalu kontribusi sektor energi pada Nationally Determined Contribution (NDC) sebesar 314 juta ton CO2e. (NA).

“Untuk mewujudkan itu Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya terus membangun kolaborasi global untuk reduksi emisi karbon,” pungkasnya.

Baca juga artikel terkait REGULASI EKONOMI HIJAU atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Intan Umbari Prihatin