Menuju konten utama

Pemerintah Dinilai Harus Berterima Kasih ke Khilafatul Muslimin

Khilafatul Muslimin dinilai melakukan eufimisme atau pelembutan terhadap istilah-istilah sensitif seperti khilafah, jihad, dan lain-lain.

Pemerintah Dinilai Harus Berterima Kasih ke Khilafatul Muslimin
Tangkapan layar rombongan pengendara sepeda motor membawa atribut khilafah saat melintas di Cawang, Jakarta, Minggu (29/5/2022). ANTARA/Twiter/@miduk17/Yogi Rachman

tirto.id - Pengamat terorisme Universitas Malikussaleh Lhokseumawe, Al-Chaidar berpendapat bahwa pemerintah mestinya berterima kasih kepada Khilafatul Muslimin. Pasalnya, organisasi tersebut menurutnya adalah pembela Pancasila yang cukup kuat di kalangan fundamentalis.

Al-Chaidar mengatakan, organisasi Khilafatul Muslimin bergerak untuk melakukan eufimisme atau pelembutan terhadap istilah-istilah sensitif seperti khilafah, jihad, dan lain-lain.

"Jadi justru di sini pemerintah harusnya berterima kasih kepada Khilafatul Muslimin karena mampu memanipulasi konsep-konsep utama dan sensitif seperti konsep jihad, qital, daulah, khilafah," kata Al-Chaidar saat dihubungi, Selasa (7/6/2021).

Ia menyebut upaya eufimise tersebut dilakukan oleh pimpinan Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Baraja, pasca dirinya dipenjara terkait kasus terorisme.

"Dia (Abdul Qadir Baraja) sudah sangat kapok, sudah sangat jera dan dia menjadi orang yang kemudian tidak mau lagi dikendalikan oleh jemaahnya yang lama, jemaah usroh namanya," jelasnya.

Ia juga menceritakan bahwa pelembutan terhadap makna khilafah tersebut dilakukan dengan cara mengganti definisi dari sebuah terminologi dan mengajarkannya kepada para pengikut serta murid-murid di lembaga pendidikan yang ia dirikan.

"Dia itu bilang khilafah itu bukan negara, tidak berorientasi pada kekuasaan, khilafah itu ajaran Islam untuk berjemaah untuk sekadar kumpul-kumpul saja. Pakai-pakai baju seragam hijau putih dan dia menganggap bahwa baju seragam hijau putih ini adalah baju Rasulullah dan pengikutnya itu percaya," katanya.

Diketahui, Polda Metro Jaya menangkap pimpinan tertinggi kelompok Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Hasan Baraja, di wilayah Lampung, Selasa (7/6/2022). Polisi menyebut, organisasi Khilafatul Muslimin berseberangan dengan ideologi Pancasila.

"Kami analisis, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh ormas ini baik ormas yang terdaftar maupun yang berbadan hukum ternyata kegiatan ini sangat bertentangan dengan Pancasila," kata Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi saat konferensi pers di Lampung.

Baca juga artikel terkait KHILAFATUL MUSLIMIN atau tulisan lainnya dari Fatimatuz Zahra

tirto.id - Politik
Reporter: Fatimatuz Zahra
Penulis: Fatimatuz Zahra
Editor: Fahreza Rizky