Menuju konten utama

Pemerintah Diminta Segera Cari Solusi Kenaikan Harga Telur

IKAPPI menyayangkan harga telur dipasaran terus merangkak naik. Pihaknya meminta pemerintah segera melakukan upaya dan antisipasi kenaikan harga telur.

Pemerintah Diminta Segera Cari Solusi Kenaikan Harga Telur
Pedagang memilihkan telur ayam atas permintaan pembeli di Pasar Induk Rau Kota Serang, Banten, Rabu (17/5/2023). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/foc.

tirto.id - Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) menyayangkan harga telur dipasaran terus merangkak naik. Pihaknya meminta pemerintah segera melakukan upaya dan antisipasi agar harga telur tidak terus naik.

"Kami berharap agar pemerintah dapat melakukan upaya dan antisipasi agar kenaikan harga telur tidak terus naik,” tutur Sekretaris DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan dalam keterangannya dikutip Jumat (19/5/2023).

Menurut Reynaldi, faktor distribusi tersebut membuat supply dan demand di pasar terganggu serta menyebabkan harga terus merangkak naik.

“Jabodetabek (harga telur) dikisaran Rp31.000 hingga Rp34.000 per kg, di luar jawa atau wilayah timur Rp38.000 per kg bahkan lebih dari Rp40.000 per kg,” jelasnya.

Reynaldi melanjutkan, kenaikan harga telur yang sudah terjadi sejak beberapa minggu yang lalu. Ada dua hal yang menjadi penyebab naiknya harga telur yaitu faktor produksi dan distribusi.

“Dua hal yang kami temukan yang pertama adalah karena faktor produksi, faktor produksi ini disebabkan oleh harga pakan yang tinggi,” ucapnya.

“Dan yang kedua proses distribusi yang tidak sesuai dengan kebiasaan yang biasanya di distribusikan ke pasar tetapi banyak pihak yang melakukan pendistribusian diluar pasar atau permintaan diluar pasar,” lanjutnya.

Reynaldi mengungkapkan, sebagai catatan bahwa pihaknya melihat ada beberapa permintaan yang cukup tinggi di beberapa instansi atau beberapa elemen atau beberapa lembaga, atau perorangan sehingga supply di pasar terganggu.

Sementara itu, terkait dengan mahalnya harga telur, pemerintah pun melakukan sejumlah strategi untuk menjaga stabilitas dan keseimbangan harga telur di tingkat peternak, pedagang, dan konsumen.

Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo menuturkan, salah satu langkah untuk menstabilkan harga yaitu dengan melakukan pemantauan pergerakan harga di seluruh provinsi dan kabupaten/kota.

Tidak hanya itu, pihaknya juga memfasilitasi distribusi jagung ke daerah sentra peternakan untuk menjaga harga pakan. Arief menuturkan, langkah ini dilakukan agar terwujud keseimbangan harga dari hulu hingga hilir sehingga menjaga keberlanjutan tumbuhnya ekosistem telur nasional.

"Beberapa bulan terakhir usaha pemerintah memang untuk menyiapkan harga yang wajar. Hal ini sesuai dengan arahan Bapak Presiden yang menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga di tingkat peternak, pedagang dan konsumen," tutur Arief dalam keterangan tertulis yang diterima Tirto, Rabu (17/5/2023).

Kemudian, Arief menuturkan pihaknya melakukan aplikasi panel harga pangan dengan enumerator yang tersebar di 514 kabupaten/kota. Lalu, terus melakukan monitoring dan pemantauan pergerakan harga telur di seluruh provinsi dan kabupaten/kota setiap hari.

"Kita pantau terus pergerakan harganya setiap hari. Apabila ada indikasi kenaikan harga baik di tingkat produsen dan konsumen kita lakukan intervensi. Seperti saat harga di tingkat produsen jatuh kita langsung minta BUMN Pangan serap dengan harga yang baik untuk kebutuhan bantuan pangan atau Cadangan Pangan Pemerintah (CPP),” jelasnya.

“Apabila kondisi harga di produsen naik, kita cek jika masalahnya di harga pakan yang tinggi, kita upayakan untuk fasilitasi pendistribusian pangan komoditas jagung dari sentra produksi ke titik yang membutuhkan pasokan jagung untuk stabilkan harga pakan,” tambahnya.

Arief menjelaskan saat ini NFA secara konsisten melakukan fasilitasi distribusi jagung dari Gapoktan di sentra produksi seperti NTB dan Sulawesi Selatan ke peternak pulau Jawa, seperti Blitar, Kendal, Solo Raya, dan Lampung. Sampai dengan saat ini telah dilakukan fasilitasi distribusi jagung sebanyak 4,4 juta kg.

“Untuk menjaga keseimbangan harga telur maka upaya yang dilakukan harus menyeluruh, dari mulai memastikan stabilitas pasokan harga komoditas pakan di hulu hingga biaya logistik di hilir. Tentunya itu memerlukan sinergi dan kerja bersama,” ungkapnya.

Baca juga artikel terkait HARGA TELUR NAIK atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Anggun P Situmorang