Menuju konten utama

Pemerintah Desak PT GTS Buat MoU dengan Kepolisian

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) atas nama pemerintah mendesak PT Gelora Trisula Semesta (GTS) membuat memorandum of understanding (MoU) dengan pihak kepolisian untuk meningkatkan keamanan selama penyelenggaraan kompetisi Torabika Soccer Championship (TSC) 2016.

Pemerintah Desak PT GTS Buat MoU dengan Kepolisian
Seorang anggota Garnisun (kanan) dan anggota Polantas berusaha mencegah pendukung Persegres Gresik usai berlangsungnya lanjutan pertandingan TSC di Gelora Petrokimia Gresik, Jawa Timur, Minggu (22/5/2016). Pertandingan antara Persegres Gresik melawan PS TNI terhenti akibat bentrok kedua pendukung berawal dari aksi seorang pendukung Persegres yang mencopot spanduk dukungan PS TNI. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat.

tirto.id - Pemerintah RI, dalam hal ini diwakili oleh Imam Nahrawi selaku Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menpora), mendesak PT Gelora Trisula Semesta (GTS) selaku penyelenggara turnamen Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 untuk membuat memorandum of understanding alias MoU dengan pihak kepolisian untuk mencegah kerusuhan antar suporter di masa depan.

“Pemerintah mendorong kami untuk melakukan MoU dengan kepolisian terkait dengan keamanan. Sebenarnya kami sudah merencanakan sejak awal agar kami tahu batasan-batasan pengamanan dari pihak kepolisian,” jelas Ratu Tisha Destria selaku Direktur Kompetisi PT GTS usai pertemuan dengan Imam Nahrawi di kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (30/5/2016).

Pertemuan antara keduanya dilakukan seiring dengan terjadinya kerusuhan antar-suporter yang terjadi di pertandingan antara Persegres Gresik melawan PS TNI di Stadion Petrokimia Gresik, Minggu (22/5/2016) lalu. Saat itu banyak suporter yang mengalami cedera, terutama suporter Persegres Gresik. MoU dengan kepolisian diharapkan menjadi solusi agar permasalahan serupa tak terjadi lagi.

PT GTS menegaskan akan segera menindaklanjuti permintaan tersebut. Selain membahas soal keamanan, pada pertemuan itu juga dibahas poin-poin lain, salah satunya adalah proyek percontohan perbaikan stadion. Pembahasan hal tersebut juga mendesak sebab saat ini banyak lokasi pertandingan sepak bola yang belum sesuai dengan standar.

Ratu Tisha mengatakan bahwa proyek percontohan perbaikan stadion yang diajukan merupakan hasil verifikasi yang dilakukan oleh PT GTS sebelum kompetisi dimulai dilakukan. Hanya saja, sampai saat ini belum sepenuhnya dilakukan oleh klub mengingat stadion yang ada di Indonesia adalah milik pemerintah.

“Kami sudah mengajukan program percontohan perbaikan stadion kepada pemerintah. Saat ini kami sedang menunggu jawaban dari pemerintah untuk program ini,” kata Ratu.

Gatot S. Dewa Broto selaku Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga yang juga juru bicara Kemenpora membenarkan jika dalam pertemuan dengan PT GTS juga membahas masalah stadion. “Memang tadi dilaporkan oleh Pak Joko (Direktur Utama PT GTS) jika banyak stadion yang belum sesuai standar. Kalau mengacu pada standar FIFA mungkin masih grade C,” bebernya. (ANT)

Baca juga artikel terkait KEMENPORA

tirto.id - Olahraga
Sumber: Antara
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Iswara N Raditya