Menuju konten utama

Pembiayaan Utang Turun, Defisit 2022 Diperkirakan jadi 3,92 Persen

Sri Mulyani Indrawati mengklaim, kondisi APBN sudah lebih sehat dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini tercermin dari pembiayaan utang turun.

Pembiayaan Utang Turun, Defisit 2022 Diperkirakan jadi 3,92 Persen
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memimpin pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (17/2/2022). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/POOL/rwa.

tirto.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengklaim, kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sudah lebih sehat dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini tercermin dari pembiayaan utang turun dan defisit anggaran yang diperkirakan turun di bawah empat persen hingga akhir 2022.

"Ini diharapkan defisit APBN kita tetap bisa lebih rendah yakni 3,9 persen defisitnya. Lebih rendah dari 4,5 persen yang ada di Perpres," ujarnya dalam konferensi pers APBN Kita, secara daring, Kamis (11/8/2022).

Bendahara Negara itu menyebut, pembiayaan utang melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) turun 54,1 persen. Dari tahun lalu sebesar Rp487,4 triliun menjadi hanya Rp223,9 triliun hingga 31 Juli 2022.

Pembiayaan utang yang turun ini tak terlepas dari kinerja penerimaan negara yang kembali tumbuh tinggi ditopang oleh kenaikan harga komoditas. Sehingga, pada Juli 2022 APBN kembali surplus.

"Situasi pembiayaan APBN kita masih terjaga secara baik dan ini menunjukkan perbaikan luar biasa. Ini adalah indikator kesehatan APBN kita mulai kita perbaiki. Pembiayaan utang merosot tajam 49,5 persen," jelasnya.

Selain itu, pembiayaan utang melalui pinjaman juga turun 169,7 persen. Kemudian, pemerintah juga masih memiliki kerjasama dengan Bank Indonesia melalui SKB I dan III. Dalam hal ini BI membeli SBN pemerintah sebagai standby buyer.

"Ini adalah satu hal bahwa Indonesia memiliki APBN yang bekerja luar biasa keras, dan tahun ketiga COVID-19 mulai pulih kembali," kata dia.

"Ini yang akan kita terus jaga supaya kesehatan APBN untuk menjadi faktor sentimen positif, sehingga pemulihan ekonomi bisa terus berlangsung," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait DEFISIT APBN atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang