Menuju konten utama

Pembentukan PT Industri Baterai Indonesia Ditarget Rampung Juni Ini

Pembentukan holding BUMN baterai yang diberi nama PT Industri Baterai Indonesia (IBI) ditargetkan rampung paling lambat Juni 2021.

Pembentukan PT Industri Baterai Indonesia Ditarget Rampung Juni Ini
Sejumlah tamu beraktivitas di dekat logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nz

tirto.id - Komisaris Utama MIND ID Agus Tjahajana Wirakusumah menargetkan pembentukan holding BUMN baterai akan rampung paling lambat Juni 2021. Holding BUMN itu nantinya akan diberi nama PT Industri Baterai Indonesia (IBI).

“Kira-kira target dari Pak Wamen BUMN paling tidak Juni ini IBI sudah lahirlah. Itu paling telat. Kalau lihat dari progres saya pikir bisa lebih cepat,” ucap Agus dalam Zooming With Primus: Prospek Pembentukan Holding Baterai, Selasa (9/3/2021).

Target pembentukan IBI yang disebutkan Agus ini berbeda dengan yang pernah dijabarkan, Kamis (15/10/2020). Waktu itu holding baterai direncanakan sudah dapat terbentuk paling lambat Desember 2020 atau 1-2 bulan setelah Oktober 2020.

Sayangnya hingga akhir 2020, kabar pembentukan holding tak kunjung terdengar. Melalui informasi Agus, pembentukan holding baterai ternyata mundur.

Hingga saat ini, Agus mengatakan skema holding baterai ini masih belum berubah. Pembentukan akan melibatkan PT MIND ID, Antam, Pertamina, dan PT PLN dengan masing-masing akan mendapat jatah saham 25 persen dari PT IBI.

Masing-masing perusahaan pelat merah tersebut akan memiliki peran seperti PT Antam, memasok nikel dan lainnya memproduksi sampai ke hilir yaitu baterai jadi.

PT IBI nantinya mampu membuat baterai listrik hingga 195 GW dengan kebutuhan 150.000 ton nikel per tahun. Namun pada tahap pertama, IBI hanya memproduksi 30 GW hingga 2030. Setelah 2030, Agus mengatakan kapasitasnya akan bertambah menjadi 140 GW atau setara 70 persen dari 195 GW.

“30 GW sampai ke hilir kira-kira investasinya 13 miliar dolar AS. Kalau bisa ke 140 GW atau 70 persen itu mencapai 17 miliar dolar AS,” ucap Agus.

Ketika IBI terbentuk, Kementerian BUMN juga memiliki rencana agar setiap tahapannya dilakukan pada pabrik tersendiri. Pabrik-pabrik itu akan dibentuk dalam skema joint venture antara PT IBI dengan sejumlah perusahaan BUMN maupun dengan mitra dari investor asing.

Hingga saat ini dari 11 perusahaan, baru ada 2 yang telah cukup serius menjajaki peluang kerja sama dengan PT IBI. Sayangnya belum dapat dipastikan bilamana Tesla tertarik pada investasi baterai mobil listrik yang akan dijalankan oleh PT IBI.

Baca juga artikel terkait HOLDING BUMN atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz