Menuju konten utama

Pembebasan Lahan & Amdal Bandara Kulon Progo Belum Selesai

Meski ditargetkan beroperasi 2019, hingga saat ini pembebasan lahan dan amdal Bandara Kulon Progo masih belum sepenuhnya selesai.

Pembebasan Lahan & Amdal Bandara Kulon Progo Belum Selesai
Ratusan warga yang tergabung dalam Forum Komunikasi Penggarap Lahan Pesisir (FKPLP) menggelar aksi di depan Gedung DPRD, DI Yogyakarta, Kamis (15/9). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah.

tirto.id - Bandara New Yogyakarta International Airport di Kulonprogo, DI Yogyakarta ditargetkan beroperasi pada 2019. Namun hingga kini masih terkendala pembebasan lahan dan analisis dampak lingkungan (amdal). Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman mendorong penyelesaian bandara ini terutama terkait dua permasalahan tersebut.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Kemenko Maritim Ridwan Djamaluddin dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (12/11/2017), mengakui masalah analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) memang belum sepenuhnya selesai.

"Amdal belum sepenuhnya selesai, dalam waktu dekat kita akan undang pihak terkait masalah ini," katanya.

Ada pun mengenai pembebasan lahan yang juga belum sepenuhnya selesai, Ridwan menegaskan akan mengejar penuntasan pembebasan lahan itu hingga 100 persen.

"Untuk pembebasan lahan akan terus kita monitor, kalau tidak ada masalah kita lihat dulu prosesnya, semoga tidak ada hambatan. Angkasa Pura akan kita bantu fasilitasi untuk menyelesaikan masalah pembebasan lahan," katanya, seperti diberitakan Antara.

Letak geografis Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) Kulon Progo di bagian selatan Pulau Jawa ditengarai rawan bencana, terutama gempa bumi dan tsunami.

Namun, pemerintah pusat telah menyiapkan dan memiliki berbagai opsi mitigasi bencana yang akan diimplementasikan dalam pembangunan bandara tersebut.

Beberapa waktu lalu, Kemenko Maritim bersama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta Sekretariat Kabinet (Setkab), pemerintah daerah dan perwakilan masyarakat serta para akademisi sudah menyelenggarakan workshop mengenai potensi bahaya gempa bumi dan tsunami beserta metode mitigasi di Universitas Gajah Mada, DI Yogyakarta.

Dari acara tersebut, dihasilkan adanya berbagai opsi yang meliputi kekuatan bandara yang tahan gempa, penerapan gumuk-gumuk pasir, penanaman cemara udang dan mangrove. Sosialisasi mitigasi bencana kepada para warga agar cepat tanggap saat menghadapi bencana juga menjadi hal yang perlu ditekankan.

Bandara NYIA di Kulon Progo diharapkan mulai dapat dioperasikan pada 2019 guna mengurangi beban Bandara Adi Sutjipto yang sudah melebihi kapasitas.

Baca juga artikel terkait BANDARA KULON PROGO atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Bisnis
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri