Menuju konten utama
Dampak Pandemi Corona

Pembatalan Tour de France Bisa Picu Krisis Ekonomi Balap Sepeda

Tour de France 2020 terancam gagal digelar terkait situasi pandemik corona.

Pembatalan Tour de France Bisa Picu Krisis Ekonomi Balap Sepeda
Pesepeda Groupama-FDJ Arnaud Demare dari Prancis memenangkan etape 18 Tour de France mendahului pesepeda Cofidis Christophe Laporte asal Prancis dari Trie-sur-Baise menuju Pau di Prancis, Kamis (26/7). ANTARA FOTO/REUTERS/Benoit Tessier

tirto.id - Seorang periset dari Pusat Nasional Penelitian Ilmiah Perancis, Jean-Francois Mignot, mengungkapkan bahwa krisis ekonomi dapat mengancam dunia balap sepeda jika kejuaraan prestisius Tour de France dibatalkan.

Ajang balap sepeda legendaris dengan menyusuri track jalan raya selama 21 hari itu dijadwalkan bertolak dari kota Nice, Perancis, mulai 27 Juni mendatang. Tour de France juga kerap dianggap sebagai pilar ekonomi dari banyak tim profesional balap sepeda.

Namun kejuaraan balap yang mendapat sebutan “the Grande Boucle” di negara asalnya itu, pada edisi tahun ini terancam gagal digelar.

Hal tersebut mengacu dari pengumuman resmi pemerintah Perancis lewat Presiden Emmanuel Macron yang melarang acara publik yang melibatkan banyak orang setidaknya sampai pertengahan Juli, akibat pandemi COVID-19. Sementara pada umumnya ada sekitar 12 juta orang fans yang akan berderet di sepanjang rute Tour de France.

Pemerintah Perancis sejak tanggal 17 Maret lalu juga telah menerapkan kebijakan lockdown demi memutus rantai penyebaran wabah Corona di wilayah mereka.

“Pembatalan akan membuka pintu bagi kemungkinan kehancuran ekonomi dari sektor balap sepeda,” ujar Mignot dikutip dari AFP, Selasa (14/4/2020).

Mignot beralasan selama ini ajang Tour de France banyak mendapat dana dari sponsor yang menghendaki brand mereka mendapat sorotan televisi secara global, termasuk bagi tim-tim kecil. Agenda harian seperti penyerahan hadiah untuk berbagai kategori juga menambah sorotan jersey pembalap lengkap dengan sponsor mereka.

“Sebagian besar sponsor datang ke balap sepeda hanya karena alasan itu,” ungkap Mignot.

“Para sponsor ini menginvestasikan uang mereka karena para penonton televisi memperhatikan jersey para tim, ini adalah satu-satunya lomba balap sepeda yang disaksikan oleh penonton luas,” lanjutnya.

Sementara, manajer tim Groupama-FDJ, Marc Madiot, menyebutkan bahwa pembatalan kejuaraan dapat berbuntut pada terhapusnya tim-tim balap yang tak mampu menutup kehilangan dana sponsor mereka. Hal tersebut tentu berpengaruh pada nasib para anggota tim.

“Sederhananya seperti ini. Jika Tour de France tidak digelar, tim-tim bisa hilang, para pembalap dan staf akan menganggur,” ujar Marc Madiot.

Tour de France memiliki dampak yang luas karena juga dianggap sebagai salah satu garda terdepan dalam promosi pariwisata Perancis.

“Hal tersebut akan jatuh lebih dalam, karena Tour de France juga merupakan iklan besar untuk sektor pariwisata Perancis,” jelas Bruno Bianzina, general manajer agensi Sport Market.

Dalam ajang Tour de France edisi tahun 2019 lalu, penyelenggara menyediakan hadiah total mencapai 2,3 juta Euro. Sementara gelar juara umum berhasil disabet oleh pembalap asal Kolombia dari Team INEOS, Egan Arley Bernal Gómez.

Baca juga artikel terkait TOUR DE FRANCE atau tulisan lainnya dari Oryza Aditama

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Oryza Aditama
Penulis: Oryza Aditama
Editor: Ibnu Azis