Menuju konten utama

Pembangunan Jalan Nabire-Jayapura Butuh Anggaran Rp4 Triliun

Pemerintah melalui Kementerian PUPR memperkirakan kebutuhan anggaran untuk menyelesaikan pembangunan jalan nasional Nabire-Jayapura sepanjang 800 kilometer sekitar Rp4 triliun.

Pembangunan Jalan Nabire-Jayapura Butuh Anggaran Rp4 Triliun
Truk berisi prajurit satgas pembangunan jalan trans papua denzipur 12/ohh nabire dan denzipur 13/ppa sorong zeni tni ad (pop 1) menaiki tanjakan di distrik mbua, kabupaten nduga, papua, rabu (23/3). Antara foto/sigid kurniawan/.

tirto.id - Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memperkirakan kebutuhan anggaran untuk menyelesaikan pembangunan jalan nasional Nabire-Jayapura sepanjang 800 kilometer sekitar Rp4 triliun.

"Jika asumsi per kilometer Rp5 miliar rata-rata maka untuk selesaikan 800 kilometer (km) perlu sekitar Rp4 triliun," kata Pejabat Pembuat Komitmen VII Propinsi Papua, Ditjen Bina Marga PUPR, Supriyadi kepada pers di sela kunjungan Tim Ekspedisi Jalan Nasional ke Nabire, Sabtu (18/2/2017), seperti dikutip dari Antara.

Supriyadi menjelaskan, saat ini pihaknya bersama unsur Satuan Kerja (Satker) dari Jayapura terus melakukan pekerjaan pembuangan jalan nasional per tahun sesuai anggaran yang tersedia.

"Hingga saat ini jalan nasional Nabire-Jayapura belum nyambung, " katanya.

Supriyadi juga mengakui anggaran untuk pembangunan jalan nasional baru relatif kecil dibanding dengan tantangan realisasi ruas jalan nasional yang harus diselesaikan.

"Untuk Satker Nabire tahun ini hanya dapat anggaran Rp15 miliar untuk tiga kilometer jalan dari KM85 ruas Nabire-Kimibay-Legare, termasuk bentang jembatan 80 meter di Sungai Legari," katanya.

Oleh karena itu, dia mengusulkan agar realisasinya lebih cepat tersambung, idealnya anggaran per tahun Rp20-30 atau 50 miliar.

Supriyadi juga menyebut, ruas Nabire-Jayapura yang dikenal jalur pantai Utara atau oantura ini memang bukan bagian dari proyek prioritas infrastruktur Trans Papua.

"Pada ruas ini, memang masih terhubung dengan transportasi laut untuk menghubungkan antar wilayah, tetapi di daerah Kabupaten Waropen Papua ada daerah terisolir karena di Desember mereka terhalang air tinggi," katanya.

Meski begitu, kata Supriyadi, ruas jalan nasional ini sangat strategis untuk distribusi barang dan jasa.

"Warga selama ini sudah memakai jalan darat untuk daerah yang sudah ada jalan, sebagian masih pakai transportasi laut. Bahkan pesawat. Itu yang buat harga tinggi barang-barang, " katanya.

Dengan kondisi realisasi anggaran seperti itu, Supriyadi tidak bisa memprediksi kapan ruas Nabire-Jayapura bisa tersambung.

Dia menambahkan, secara umum kendala pembangunan jalan nasional di Papua, termasuk di Nabire-Papua adalah sebagian besar non teknis misalnya terkait lahan hak ulayat, rendahnya partisipasi masyarakat, sulitnya material dan kondisi geografis.

"Pada titik tertentu, kita ada masalah keamanan, khususnya yang dikenal daerah merah, " katanya.

Ruas jalan nasional di Kabupaten Nabire dimulai dari Kota Nabire ke Bedudipa, Nabire ke Perbatasan Provinsi Papua Barat dan dari Nabire hingga Gesa (Membramo) yang merupakan bagian dari Trans Papua.

Total ruas jalan nasional di kabupaten ini sebanyak 283,31 km dengan kondisi teraspal 244,29 km dan tanah 23,53 km.

Dari jumlah itu kondisi baik 219,81 km dan 63,5 km rusak atau sekitar 22 persen.

Baca juga artikel terkait PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri