Menuju konten utama

Pelonggaran Mobilitas & Mudik Lebaran Bisa Tingkatkan Belanja Warga

Meski pelonggaran mobilitas akan mendorong pulihnya ekonomi, tetapi masih diragukan bisa penuhi target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen.

Pelonggaran Mobilitas & Mudik Lebaran Bisa Tingkatkan Belanja Warga
Penumpang antre untuk memasuki area peron di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Jumat (24/12/2021). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.

tirto.id - Direktur Riset Center of Reform Economic (CORE), Piter Abdullah menilai, langkah pemerintah melakukan pelonggaran mobilitas dan mengizinkan mudik Lebaran tahun ini sudah tepat. Sebab, pelonggaran tersebut, akan berdampak pada peningkatan konsumsi.

"Pelonggaran akan meningkatkan mobilitas yang akan berujung meningkatnya belanja masyarakat. Baik transportasi dan juga belanja lainnya termasuk untuk makan minum. Konsumsi meningkat," kata Piter saat dihubungi Tirto, Sabtu (25/3/2022).

Di sisi lain, pelonggaran ini juga bakal meningkatkan keyakinan para pelaku usaha. Pada akhirnya, investasi bisa kembali meningkat. Dengan konsumsi dan investasi meningkat, perekonomian Indonesia pun berada dalam jalur pemulihan.

"Pulihnya ekonomi akan membuka lapangan kerja, mengembalikan kesejahteraan masyarakat yang sempat terenggut selama pandemi," jelas Piter.

Meski pelonggaran mobilitas akan mendorong pulihnya ekonomi, tetapi ia belum bisa memastikan bahwa perekonomian akan tumbuh sesuai target pemerintah sebesar 5,2 persen. Sebab ia melihat ada banyak faktor lain yang bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

"Termasuk faktor geopolitik seperti perang Rusia-Ukraina," imbuhnya.

Pengamat Ekonomi IndiGo Network, Ajib Hamdani justru melihat hal berbeda. Menurutnya secara umum target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen relatif dapat tercapai.

Selanjutnya, kata dia, tinggal bagaimana pemerintah terus memberikan stimulus dalam regulasinya agar ekonomi lebih cepat berputar dan likuiditas terjaga dengan baik serta daya beli masyarakat tetap terjaga.

"Yang perlu dicermati adalah potensi inflasi yang bisa bergerak di atas 3 persen secara agregat di akhir tahun 2022 ini," kata Ajib dihubungi terpisah.

Ajib menilai secara substansif, inflasi akan mengurangi tingkat kesejahteraan masyarakat. Apalagi permintaan dan penawaran untuk beberapa komoditas masih terganggu, dan juga adanya kenaikan tarif PPN menjadi 11 persen oleh pemerintah.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Bayu Septianto