Menuju konten utama

Pelican Crossing: Arti dan Bagaimana Konsepnya?

Pelican crossing adalah zebra cross yang dilengkapi tombol pengatur lampu lalu lintas.

Pelican Crossing: Arti dan Bagaimana Konsepnya?
Pejalan kaki melintas di atas jembatan penyeberangan orang (JPO) Bundaran HI di Jakarta, Selasa (24/7/2018). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

tirto.id -

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana mengganti Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Jalan Jenderal Sudirman samping Bundaran Hotel Indonesia dengan pelican crossing.

Gubernur DKI Anies Baswedan beralasan agar peserta Asian Games yang melintas dari arah Thamrin bisa melihat langsung kemegahan Patung Selamat Datang, sebagaimana yang terjadi kala Jakarta jadi tuan rumah ajang yang sama pada 1962.

Anies berencana akan membangun dua pelican crosssing tepatnya di ujung utara dan ujung selatan Jalan Thamrin dengan anggaran Rp100 juta.

Pelican crossing adalah singkatan dari pedestrian light controlled crossing. Secara sederhana pelican crossing adalah zebra cross yang dilengkapi dengan alat kontrol lampu pengatur lalu lintas di tempat penyeberangan jalan. Sama seperti zebra cros, pelican crossing juga dilengkapi dengan tanda garis-garis putih di aspal.

Perbedaan pelincan crossing dengan zebra cross terletak pada alat pengatur lalu lintas tersebut. Teorinya pejalan kaki bakal lebih bebas menyeberang karena kendaraan berhenti. Selain lampu, pelican crossing juga dilengkapi dengan speaker.

Bila pejalan kaki tak menekan tombol, maka pelican crossing berwarna hijau dan kendaraan bebas melintas. Sebaliknya, ketika pejalan kaki hendak menyeberang dan menekan tombol pelican crossing, maka beberapa detik kemudian warna akan berganti merah.

Bagaimana Konsep Pelican Crossing?

Muhammad M. Ishaque dan Robert B. Noland dalam artikel berjudul "Making roads safe for pedestrians or keeping them out of the way? An historical perspective on pedestrian policies in Britain" yang terbit di The Journal of Transport History menyebut pelican crossing adalah evolusi dari sinyal pejalan kaki.

Road Research Laboratory Inggris melakukan serangkaian eksperimen sepanjang 1950 sampai 1956. Kemudian, pada 1968 (beberapa sumber lain menyebut 1969), untuk pertama kalinya pelican crossing diperkenalkan dengan mengambil titik zebra cross, tinggal ditambah tiang, lampu, dan tombol.

Kata mereka, "salah satu alasan penting adalah membuat pengemudi memberi jalan kepada pejalan kaki tanpa perlu kehadiran polisi untuk memastikan kepatuhan." Pada akhirnya teknologi ini dapat menghemat sumber daya manusia.

Dari Inggris, pelican crossing menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Istilah pelican crossing diadopsi oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat pertama kali pada 1997. Pun juga dengan rumusnya. Durasi nyala lampu hijau untuk pejalan kaki ditetapkan dengan rumus: L/1,2 + 1,7 (N/W-1). L adalah panjang penyeberangan (meter); N adalah volume pejalan kaki; dan W adalah lebar penyeberangan (dihitung dalam satuan meter).

Kapan Pelican Crossing Diterapkan di Jakarta?

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan pemasangan pelican crossing di Bundaran Hotel Indonesia (HI) akan selesai minggu ini.

"Kita kemarin sudah berkoordinasi dengan MRT Jakarta, Bina Marga dan dari Dinas Perhubungan. Rencananya pelican crossing itu akan diselesaikan dalam minggu ini, beberapa hari ke depan," kata Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis.

Proses saat ini sedang dilakukan uji coba. Diharapkan sebelum pelaksanaan Asian Games 2018 18 Agustus 2018, pelican crossing ini sudah bisa digunakan pejalan kaki.

Baca juga artikel terkait ASIAN GAMES 2018 atau tulisan lainnya dari Rio Apinino

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Rio Apinino
Editor: Agung DH