Menuju konten utama

Pedagang Baju Bekas Impor Ogah Jual Produk Lokal: Harga Tinggi

Pedagang baju bekas impor di Pasar Senen, mengakui tidak ingin menjual produk pakaian lokal alasannya harga jual terlalu mahal.

Pedagang Baju Bekas Impor Ogah Jual Produk Lokal: Harga Tinggi
Pedagang menata pakaian bekas pakai yang dijualnya di Pasar Senen Blok 3, Jakarta Pusat, Senin (4/7/2022). ANTARA FOTO/Agha Yuninda/wsj.

tirto.id - Pedagang pakaian bekas impor di Pasar Senen, mengakui tidak ingin menjual produk pakaian lokal. Alasannya, mereka mengakui sudah menggeluti bisnis thrifting sejak 2020.

"Untuk baju lokal saya tidak mau jual. Karena, untuk pasarnya itu tidak masuk di kami, apalagi produk lokal yang sempat saya survei beberapa hari yang lalu itu harganya jauh lebih tinggi, jadinya enggak akan saya jual (produk lokal),” kata salah satu pedagang yang tidak mau disebutkan namanya saat ditemui Tirto di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Jumat (24/3/2023).

Dia mengungkapkan sebagian besar konsumennya berasal dari kalangan menengah ke bawah bukan orang kaya. Dia mengklaim para konsumen membeli dengan tujuan mencari pakaian bekas yang murah dengan kualitas baik.

“Pasar thrift ini kan sebagian besar adalah para masyarakat menengah kebawah pastinya yang datang ke toko kami. Jadi kalau kami jual produk lokal, pastinya tidak akan tertarik dan sudah pakai rombeng-rombeng kalau gitu. Mereka enggak bisa punya baju layak pakai lagi,” bebernya.

Lebih lanjut, dia mengaku kesulitan saat larangan jual beli pakaian bekas impor diterapkan. Omzetnya menurun hanya mendapatkan Rp700.000 per hari.

"Itu saja saya uang makan dari keuntungan bersih. Bisa- bisa kalau makin susah, karyawan saya bisa terpaksa di PHK untuk menutupi kerugian jualan saya,” tegasnya.

Sementara itu, dia khawatir dengan berlakunya aturan tersebut membuat tokonya makin sepi oleh pembeli. Sebab, toko baju impor bekas ini merupakan mata pencaharian satu- satunya yang bisa dilakukan.

“Saya dulu sempat kerja dan habis itu resign pada saat zaman COVID-19, lalu saya coba- coba untuk memulai bisnis ini. Saya jualan mau muter uang kan, dan itu juga untuk mencukupi kebutuhan sehari- hari. Saya Cuma harap pemerintah ada solusi buat kami para pedagang baju bekas impor agar tidak melarat,” jelasnya.

Lebih lanjut, dia menuturkan seharusnya pemerintah menindak para importir. Bukan memberantas yang berdagang pakaian bekas impor.

"Ini kan kita dagang bal itu sudah masuk Indonesia. Kita juga beli dari orang di sini, orang asli lokal. Dan Bukan kita yang impor, importirnya kan bukan kita, kita hanya terima saja dan jual. Lalu Kenapa kita yang kena imbasnya semua?" pungkasnya.

Baca juga artikel terkait THRIFTING atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Intan Umbari Prihatin