Menuju konten utama

PDIP Kritik Anies Fokus Capres saat Kualitas Udara Jakarta Terburuk

Legislator PDIP Gilbert Simanjuntak tidak melihat upaya Anies saat Jakarta tercatat sebagai peringkat pertama kualitas udara terburuk di Dunia.

PDIP Kritik Anies Fokus Capres saat Kualitas Udara Jakarta Terburuk
Gedung bertingkat tersamar kabut polusi udara di Jakarta, Senin (8/7/2019). Berdasarkan data "Air Quality Index" pada Senin (8/7/2019) tingkat polusi udara di Jakarta berada pada angka 154 yang menunjukkan bahwa kualitas udara di Ibu Kota termasuk kategori tidak sehat. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.

tirto.id - Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat ini lebih fokus mengurusi Pilpres 2024. Padahal, dia bilang masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang mesti diselesaikan Anies dalam mengurusi Ibu Kota.

Gilbert mengatakan salah satunya persoalan kualitas udara Jakarta sebagai yang teburuk di dunia.

"Pilpres masih 14 Februari 2024 dan Anies masih menjabat sampai 16 Oktober 2022. Akan tetapi, saat udara Jakarta mengalami polusi terberat di dunia, fokus Anies terlihat lebih ke pencapresan," kata Gilbert melalui keterangan tertulis, Senin (20/6/2022).

Politikus PDIP itu menilai sikap Anies yang fokus mengurus pencapresan seperti peresmian Jakarta International Stadium (JIS) sampai Anies merespons Partai Nasdem yang menjadikan dirinaya sebagai kandidat capres.

Akan tetapi, Gilbert tidak melihat upaya Anies saat Jakarta dinobatkan sebagi peringkat pertama kualitas udara terburuk di dunia.

"Jelas polusi beracun ini mengurangi angka harapan hidup sebesar 4 tahun dan lebih berbahaya dari AIDS dan penyakit lainnya," ucapnya.

Menurut Gilbert, pencemaran udara yang sangat berbahaya ini wajib segera diatasi. Ia nengatakan kenaikan kasus gangguan pernafasan semestinya sudah terdeteksi karena kualitas udara terburuk telah tercatat lebih dari dua pekan.

Kemudian, Gilbert menyarankan kebijakan ganjil-genap yang diperluas hingga 26 jalur dievaluasi. Meski mengurangi kemacetan, ia bilang polusi terus bertambah.

"Tidak perlu menata kata untuk memberi penjelasan soal penyebab dan hal lainnya, tetapi yang diperlukan adalah tindakan. Jakarta butuh pemimpin, bukan pejabat," kata dia.

Lembaga data kualitas udara, IQ Air mencatat kualitas udara Jakarta menempati posisi pertama terburuk di Dunia pada Senin (20/6/2022) pagi. IQ Air melalui laman resminya mencatat kualitas udara di Jakarta hingga pukul 09.33 WIB mencapai indeks 715.

Indeks kualitas udara berdasarkan standar Amerika Serikat (AQ US) menggolongkan indeks 151 hingga 200 merupakan kategori udara yang tidak sehat.

Konsentrasi particulate matter (PM) 2.5 mencapai 19.8 kali lipat di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). PM 2.5 merupakan polutan pencemar udara yang paling kecil dan berbahaya bagi kesehatan tubuh.

Pekan lalu, Rabu (15/6/2022) pukul 11.00 WIB, kualitas udara Jakarta juga menduduki posisi pertama di dunia dengan indeks kualitas udara tidak sehat mencapai 188.

Kemudian pada Jumat (17/6/2022) pagi, kualitas udara Jakarta kembali menempati posisi pertama terburuk di Dunia dengan indeks 160.

Baca juga artikel terkait KUALITAS UDARA JAKARTA atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Gilang Ramadhan