Menuju konten utama

PBNU Desak Indonesia Ambil Langkah Diplomatis soal Palestina

PBNU mengutuk penyerangan polisi Israel terhadap warga Palestina yang sedang beribadah dan mendesak Indonesia lakukan diplomasi.

PBNU Desak Indonesia Ambil Langkah Diplomatis soal Palestina
Warga Palestina bereaksi ketika polisi Israel menembakkan granat setrum selama bentrokan di kompleks penampungan Masjid Al-Aqsa, yang dikenal oleh muslim sebagai Suaka Mulia dan bagi orang Yahudi sebagai Temple Mount, di tengah ketegangan atas kemungkinan penggusuran beberapa keluarga Palestina dari rumah-rumah di wilayah yang diklaim oleh pemukim Yahudi di lingkungan Sheikh Jarrah, di Kota Tua Yerusalem, Jumat (7/5/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Ammar Awad/AWW/sa.

tirto.id - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendorong pemerintah Indonesia agar segera mengambil langkah diplomatis soal Palestina seiring dengan peristiwa penyerangan polisi Israel terhadap warga sipil Palestina di Masjid Al-Aqsa.

Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini dalam keterangan tertulis, Senin (10/5/2021). "Upaya ini penting dilakukan sebagai bagian dari tanggungjawab Internasional yakni turut berperan dalam usaha menciptakan perdamaian dan keamanan dunia."

Helmy mengatakan PBNU mengutuk penyerangan polisi Israel terhadap warga Palestina yang sedang beribadah. Terlebih peristiwa itu terjadi pada Ramadan, bulan yang suci bagi umat Islam.

Helmy pun secara tegas menyebut peristiwa itu sebagai tindakan yang keji dan melukai nilai-nilai kemanusiaan. "PBNU mengecam keras tindakan aparat kepolisian Israel yang melalukan penyerangan terhadap warga sipil Palestina," kata dia.

Selain mendorong pemerintah Indonesia, kata Helmy, PBNU juga mendesak PBB untuk responsif atas segara peristiwa yang terjadi di Palestina.

"Mendesak kepada PBB untuk melakukan langkah cepat dan upaya strategis agar Palestina kembali damai, Palestina berdaulat sebagai sebuah negara yang diakui oleh seluruh bangsa di dunia," kata dia.

Sejak awal PBNU tetap pada pendiriannya menyatakan dukungan atas kemerdekaan dan kedaulatan Palestina sebagai sebuah bangsa yang merdeka. Hal itu diputuskan sejak Muktamar ke-13 di Banten pada 1938.

"Maka untuk itu, kami terus teguh pendirian untuk menyampaikan pandangan dan sikap bahwa bagi kami Palestina adalah bangsa yang berdaulat. Kami juga mendorong seluruh pihak untuk melakukan dialog agar kekerasan tidak terjadi lagi dalam upaya penegakan kedaulatan Palestina," kata dia.

Pernyataan PBB terkait Palestina

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mendesak Israel "untuk menahan diri secara maksimal dan menghormati hak atas kebebasan berkumpul secara damai," demikian kata seorang juru bicara PBB pada Minggu (9/5/2021).

Pernyataan itu disampaikan Sekjen PBB ketika ketegangan meningkat di Yerusalem Timur di sekitar Al Aqsa, yakni masjid tersuci ketiga bagi umat Islam.

"Sekretaris Jenderal PBB mengungkapkan keprihatinannya yang mendalam atas berlanjutnya kekerasan di Yerusalem Timur yang diduduki (Israel), serta kemungkinan penggusuran keluarga Palestina dari rumah mereka," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan.

"Dia (Guterres) mendesak Israel untuk menghentikan pembongkaran dan penggusuran," ujarnya. Guterres mendesak agar status quo di tempat-tempat suci itu terus ditegakkan dan dihormati, kata Dujarric.

Hal ini sebagai respons dilaporkannya bentrokan yang meletus antara pengunjuk rasa Palestina dan polisi Israel di luar Kota Tua Yerusalem pada Sabtu (8/5), ketika puluhan ribu jamaah Muslim bersembahyang pada malam suci Islam Lailatul Qadar.

Sedikitnya 80 orang terluka, termasuk anak di bawah umur dan satu tahun, dan 14 orang dibawa ke rumah sakit, menurut Bulan Sabit Merah Palestina. Sementara polisi Israel mengatakan satu petugas terluka.

Ketegangan meningkat di kota itu sepanjang bulan suci Ramadan, di tengah meningkatnya kemarahan atas potensi pengusiran sejumlah keluarga Palestina dari rumah-rumah mereka di Yerusalem---tanah yang diklaim oleh pemukim Yahudi.

Di Jalur Gaza Palestina, ratusan pengunjuk rasa berkumpul di sepanjang perbatasan dengan Israel. Militer Israel mengatakan massa melemparkan ban dan petasan yang terbakar ke arah pasukan.

Militan Gaza menembakkan setidaknya satu roket ke Israel yang mendarat di daerah terbuka, kata militer.

Israel mengatakan pihaknya meningkatkan pasukan keamanan pada Sabtu untuk mengantisipasi konfrontasi lebih lanjut di Yerusalem, Tepi Barat yang diduduki dan Gaza setelah bentrokan sengit meletus malam sebelumnya di kompleks Masjid Al-Aqsa.

Selain itu, bentrokan meletus setiap malam di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur, lingkungan tempat banyak keluarga Palestina menghadapi pengusiran dalam kasus hukum yang sudah berjalan lama.

Baca juga artikel terkait PALESTINA

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz