Menuju konten utama

PBB dan Mesir Bekerja Sama untuk Akhiri Bentrok di Jalur Gaza

PBB dan Mesir hadir untuk menengahi konflik Israel dan Palestina di Jalur Gaza.

PBB dan Mesir Bekerja Sama untuk Akhiri Bentrok di Jalur Gaza
Aparat keamanan Israel yang menyamar (kanan) dan tentara Israel menahan seorang pengunjuk rasa Palestina yang terluka dalam bentrokan di pemukiman Yahudi Bet El, dekat kota Ramallah, Tepi Barat, Rabu (7/10). REUTERS/Mohamad Torokman

tirto.id - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan pada Selasa (13/11/2018) pukul 22.00 waktu setempat, bekerja sama dengan Mesir untuk menengahi bentrok yang terjadi di Jalur Gaza.

Perwakilan PBB untuk Timur Tengah, Nickolay Mladenov mengatakan pada Senin (12/11/2018), upaya yang sedang mereka lakukan adalah memastikan "Gaza menjauhi tepi jurang", demikian seperti dikutip Associated Press (AP).

Ia menyerukan untuk mengakhiri serangan udara dan untuk menahan diri. Sebelumnya, Militan Palestina menembakkan puluhan roket ke Israel selatan pada Senin (12/11/2018) yang direspons Israel dengan serangan udara.

Pertempuran ini dipicu bentrok pasukan Israel dan militan Palestina di Jalur Gaza pada Minggu (11/11/2018). Bentrok itu menewaskan satu tentara Israel dan 7 warga Palestina.

Sekitar 30 menit sebelum pernyataan PBB dikeluarkan terjadi serangan udara dari militer Israel ke Jalur Gaza pada Senin (12/11/2018) malam. Serangan itu menghancurkan kantor stasiun TV Al Aqsa milik Hamas.

Sebelum meluncurkan serangan udara, Israel telah melepaskan tembakan peringatan. Tembakan itu menyebabkan Stasiun TV Hamas menghentikan seluruh program TV dan menggantinya dengan logo.

Militer Israel mengatakan siap untuk meningkatkan upaya melawan militan Palestina di Gaza jika tembakan roket ke Israel terus berlanjut. Juru bicara militer, Letnan Kolonel Jonathan Conricus mengatakan pada Senin (12/11/2018) militer telah meningkatkan kekuatan di perbatasan Gaza.

Juru bicara Hamaz Fawzi Barhoum mengutuk serangan itu dan menyebutnya sebagai "agresi biadab." Sepuluh menit usai serangan itu, stasiun TV Al Aqsa menyiarkan lagu-lagu nasional yang telah direkam sebelumnya.

Menurut pihak Israel, stasiun tv tersebut kerap menyiarkan propaganda kekerasan dan menyediakan pesan operasional kepada militan.

Bentrok antara Israel dan Hamas kerap terjadi usai kelompok militan Islam dari Otoritas Palestina yang didukung internasional pada 2007 menguasai Gaza. Dalam bentrok terakhir, lebih dari 2.200 warga Palestina —sebagian besar adalah warga sipil— tewas dan 73 orang tewas di sisi Israel.

Israel dan Mesir telah mempertahankan blokade di Gaza sejak pengambilalihan Hamas. Namun blokade itu telah menghancurkan ekonomi Gaza.

Selama lebih dari tujuh bulan, Hamas telah memimpin protes di sepanjang perbatasan Israel yang sebagian besar bertujuan untuk mematahkan blokade itu.

Lebih dari 170 warga Palestina tewas oleh tembakan Israel selama aksi protes itu. Israel mengatakan mereka menjaga perbatasannya agar tak disusupi Hamas.

Dalam beberapa minggu terakhir, para mediator Mesir dan PBB hadir guna mendorong terciptanya perdamaian di perbatasan Israel tersebut.

Baca juga artikel terkait KONFLIK ISRAEL PALESTINA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Politik
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra