Menuju konten utama

PB Djarum Bantah KPAI Ada Eksploitasi Anak di Beasiswa Bulutangkis

KPAI menuding kegiatan seleksi beasiswa bulutangkis Djarum sebagai upaya untuk mengeksploitasi anak.

PB Djarum Bantah KPAI Ada Eksploitasi Anak di Beasiswa Bulutangkis
Sebanyak 139 peserta kategori u-13 dan u-15 lolos tahap pertama pada audisi beasiswa bulutangkis djarum foundation untuk dipilih menjadi 12 yang akan mewakili Makassar pada grand final di Kudus. antara foto/sahrul manda tikupadang/pd/16

tirto.id - Direktur Program Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin membantah tuduhan eksploitasi anak yang dilayangkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Lentera Anak terhadap kegiatan seleksi beasiswa bulutangkis Djarum di GOR KONI Bandung, Minggu (28/7/2019) pekan lalu. Menurut Yoppy, seleksi tersebut murni dilakukan demi kepentingan menjaring bibit atlet masa depan bulutangkis Indonesia.

“Iya, jadi kami murni pembinaan olahraga. Kami tidak hanya bulutangkis, ada SSB, ada panahan, ada voli, semuanya adalah murni pembinaan olahraga.” kata Yoppy kepada reporter Tirto, Selasa (30/7/2019).

Yoppy juga membantah adanya promosi rokok dalam kegiatan tahunan tersebut. Menurut dia, kegiatan murni dilaksanakan Djarum Foundation dan yayasan ini berdiri terpisah dari perusahaan rokok Djarum.

“Karena anak-anaknya betul ada, tulisan Djarum betul ada, tapi Djarumnya yang di situ adalah Djarum Badminton Club, Djarum Foundation, bukan produk rokok sama sekali. Itu yang kita perlu cermati, bahwa tidak ada event promosi rokok sama sekali,” sambungnya.

Sebelumya, komisioner KPAI, Sitti Hikmawaty mengatakan kalau tudingan eksploitasi terhadap seleksi beasiswa bulutangkis Djarum didasari dua alasan. Alasan pertama adalah program tersebut menampakkan anak-anak sebagai objek promosi secara masif. Kedua, ada sisi buruk yang dinilai Sitti bisa bikin anak-anak beranggapan rokok bukan merupakan zat berbahaya.

“Beberapa produk berbahaya, termasuk rokok di dalamnya ada peraturan-peraturan yang khusus. Nah di sana rokok itu ada peraturan misalnya tidak boleh membuat iklan dengan menyampaikan brand, jadi mulai dari font-nya diatur, warnanya pun diatur gitu kan. Itu saja tidak boleh, apalagi menggunakannya kepada anak. Nah jelas-jelas ini anak yang dikedepankan sebagai bagian dari yang mempromosikan kegiatan rokok. Padahal kami punya kebijakan untuk menjauhkan anak dari rokok,” ujarnya.

Seleksi yang dihelat di Bandung sendiri merupakan satu dari lima agenda tahunan yang dilaksanakan Djarum. Selain Bandung, empat kota lain yang juga menjadi target seleksi beasiswa bulutangkis Djarum Foundation adalah Purwokerto, Surabaya, Solo, dan Kudus. Adapun seleksi ini dilakukan terhadap atlet dalam dua kelompok usia, yakni di bawah 11 tahun (U-11) dan di bawah 13 tahun (U-13).

Baca juga artikel terkait DJARUM FOUNDATION atau tulisan lainnya dari Herdanang Ahmad Fauzan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Herdanang Ahmad Fauzan
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Alexander Haryanto