Menuju konten utama

Pasca Insiden Bom, Belgia Akan Wajibkan Imigran Tanda Tangan

Pasca insiden bom bunuh diri di Brussels, Belgia akan mewajibkan para pendatang non-Uni Eropa yang ingin tinggal di sana untuk menandatangani surat pernyataan menerima nilai-nilai lokal atau melihat permohonan tinggal mereka ditolak. Sebuah gerakan yang dikhawatirkan dapat memicu sentien anti-imigrasi.

Pasca Insiden Bom, Belgia Akan Wajibkan Imigran Tanda Tangan
polisi belgia berpatroli di stasiun metro di brussels, seminggu setelah serangan bom di sebuah stasiun brussels dan bandara internasional zaventem, di brussels, belgia. antara foto/reuters/yves herman

tirto.id - Pasca insiden bom bunuh diri di Brussels, Belgia akan mewajibkan para pendatang non-Uni Eropa yang ingin tinggal di sana untuk menandatangani surat pernyataan menerima nilai-nilai lokal atau melihat permohonan tinggal mereka ditolak. Sebuah gerakan yang dikhawatirkan dapat memicu sentien anti-imigrasi.

"[Banyak orang] datang [ke Belgia] dari berbagai negara dengan membawa nilai-nilai lain," ujar Laurent Mutambayi, Juru Bicara dari Sekretaris Negara Belgia untuk urusan suaka dan migrasi, Theo Francken, kepada Thomson Reuters Foundation melalui sambungan telepon dari Brussels, seperti dikutip dari kantor berita Antara.

Theo Francken adalah aktor yang menyusun rencana tersebut.

"Jika mereka ingin membangun kehidupan di sini di Eropa (kami) tidak ada masalah, tapi mereka harus menandatangani pernyataan bahwa mereka menerima nilai-nilai kami," tambah Mutambayi.

Mutambayi menyatakan mereka yang dianggap tidak cukup membaur dengan nilai-nilai setempat tidak akan diizinkan tinggal di negara tersebut.

Masalah pembauran telah mendominasi halaman utama media massa di Eropa, yang tahun lalu menerima lebih dari satu juta orang yang menyelamatkan diri dari konflik dan kemiskinan di Timur Tengah dan sekitarnya.

Parlemen diperkirakan meloloskan usul penerapan "pernyataan pendatang baru" dalam beberapa bulan mendatang menurut Theo Francken.

Orang-orang yang sudah pindah ke Belgia lebih dari tiga bulan akan diharuskan menandatangani surat pernyataan tersebut, yang meliputi janji untuk mencegah dan melaporkan berbagai upaya untuk melakukan "aksi terorisme".

Penandatangan pernyataan itu tidak akan diberlakukan bagi para pencari suaka dan pelajar, kata Theo.

Mutambayi menambahkan bahwa bom bunuh diri bulan lalu di Bandar Udara Brussels serta stasiun kereta metro yang menewaskan 35 orang memperkuat argumen akan pentingnya pernyataan untuk berintegrasi tersebut. ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Salah satu organisasi di Belgia yang bekerja dengan para pendatang mengkritik proposal tersebut dengan menyebutnya sebagai kebijakan diskriminatif dan bisa mengobarkan prasangka terhadap kaum migran.

"Itu perangkat tambahan bagi kantor imigrasi untuk mencegah beberapa orang memasuki Belgia," kata Didier Vanderslycke dari ORBIT, organisasi yang bergerak di bidang keragaman dan migrasi.

"Proses pembauran bisa dimulai ketika kita sudah tinggal dan bukan ketika kau menandatangani dokumen bahwa kau akan menyatu. Ini benar-benar sambutan buruk [bagi] orang," katanya.

Ia mengatakan bahwa membuat calon pemukim menandatangani pernyataan akan menerima hak-hak kaum gay atau kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, yang dianggap tidak dihormati oleh para pendatang, akan memperparah prasangka terhadap mereka. (ANT)

Baca juga artikel terkait BELGIA atau tulisan lainnya

Reporter: Ign. L. Adhi Bhaskara