Menuju konten utama

Partisipasi WNI yang Ikut Pemilu Meningkat Drastis di Belanda

Partisipasi pemilih WNI di Belanda pada pemilu tahun ini mengalami peningkatan hampir dua kali lipat dibandingkan Pilpres pada 2014.

Partisipasi WNI yang Ikut Pemilu Meningkat Drastis di Belanda
Antusiasme pemilu di Belanda. FOTO/Dok. Achmad Sulfikar [shorturl.at/hoDG1] Sumber foto mengalami revisi setelah diketahui bahwa kredit foto yang termatub sebelumnya tidak valid

tirto.id - Ketua Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Den Haag Moeljo Wijono menyebutkan, partisipasi pemilih Warga Negara Indonesia (WNI) di Belanda pada Pemilu 2019 mengalami peningkatan secara drastis.

Menurutnya, peningkatan terjadi hampir dua kali lipat dibandingkan Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 2014.

"Tahun 2014, partisipasi warga dalam Pilpres yang datang ke TPS (Tempat Pemungutan Suara) sebanyak 2328 orang, sementara tahun 2019 sebanyak 4,530 orang," ujar Moeljo melalui keterangan tertulis yang diterima Tirto, Senin (15/4/2019) pagi.

Moeljo yang juga ketua PPLN Pemilu 2014 tersebut mengatakan, tahun ini adalah pertama kalinya partisipasi WNI di Belanda berhasil mencapai target dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), yaitu 50 persen partisipasi pemilih di luar negeri.

"PPLN mengkalkulasi dari 11.744 WNI yang terdaftar di Daftar Pemilih Tetap Luar Negeri (DPTLN) Belanda, sebanyak 6,000 lebih memberikan suaranya baik dari TPS sebanyak 4,530 ditambah dengan pemilih melalui Pos yang sampai tanggal 13 April sudah berjumlah lebih dari 1400 orang," jelasnya.

Jumlah ini, kata dia, terus bertambah sampai dengan penghitungan suara pada 17 April 2019. Padahal menurutnya, pemilu sebelum-sebelumnya, partisipasi pemilih di Belanda paling banyak hanya 35 persen.

"Jadi pemilu tahun 2019 adalah rekor pemilih terbanyak sepanjang Pemilu diadakan di Belanda," ucapnya.

Menurut Yance Arizona, anggota PPLN Den Haag, tahun ini kali pertama bagi PPLN mengadakan pemungutan suara di Sekolah Indonesia Den Haag, bukan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).

"PPLN telah gencar melakukan sosialisasi kepada WNI di Belanda dengan mengikuti kegiatan warga dan mahasiswa Indonesia di Belanda lebih dari satu tahun terakhir. Untuk kelancaran transportasi pemilih, PPLN juga menyediakan 3 unit bus untuk sebelas kali penjemputan WNI dari Den Haag Centraal Station menuju ke TPS yang membutuhkan waktu sekitar 30 menit," tuturnya.

Yance mengatakan, jumlah pemilih kali ini sudah diprediksi oleh panitia, oleh karena itu diadakan sebanyak 5 TPS. Berbeda dengan pemilu 2014 yang hanya satu TPS di KBRI.

"Namun, besarnya antusias pemilih sempat membuat panitia melakukan penyesuaian untuk mengakomodasi pemilih menyalurkan hak pilihnya sampai dengan penutupan TPS pada pukul 21.30 waktu setempat," kata dia.

Pemungutan suara di Den Haag, tambahnya, akan dilanjutkan dengan penghitungan suara yang akan dilaksanakan pada hari Rabu, 17 April 2019 bersamaan dengan pemungutan dan penghitungan suara di Indonesia.

Hal ini dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku agar hasil pemilu di luar negeri, termasuk di Belanda tidak memengaruhi pemilih yang di tanah air.

PPLN Den Haag dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN) Den Haag pun ikut menyemarakkan proses pemilihan serentak di Belanda untuk Calon Presiden dan Wakil Presiden serta calon anggota DPR dengan melakukan berbagai hal.

Di antaranya, memutar suara alunan musik di ruang-ruang TPS Sekolah Indonesia di Den Haag, Belanda. Ada juga tenda-tenda yang menjajakan panganan Indonesia di sudut-sudut sekolah di mana semuanya dipadati oleh para pemilih.

PPLN Den Haag juga melakukan inovasi seperti pendaftaran pemilih secara online dan penggunaan barcode untuk para pemilih yang telah memiliki formulir C6 sehingga proses pendataan berlangsung lebih cepat.

Pemilih yang datang dari seluruh pelosok Belanda telah antusias mendatangi TPS sejak pukul 09.00 CET untuk menyalurkan hak pilihnya di tengah cuaca yang dingin meskipun sudah memasuki musim semi.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2019 atau tulisan lainnya dari Dewi Adhitya S. Koesno

tirto.id - Politik
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Maya Saputri