Menuju konten utama

Para Pelaku Kisahkan Keterlibatannya di Aksi Perampokan SPBU

Polisi baru menangkap 7 dari 11 pelaku perampokan. Sampai saat ini, polisi tengah melakukan pengejaran terhadap pelaku yang tersisa.

Para Pelaku Kisahkan Keterlibatannya di Aksi Perampokan SPBU
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Iriawan merilis lima pelaku perampokan dan pembunuhan Davidson Tantono di halaman Gedung Utama Polda Metro Jaya, Rabu, (21/6). tirto.id/Andrey Gromico.

tirto.id - Para pelaku perampokan yang disertai dengan pembunuhan Davidson Tantono (30) di SPBU Daan Mogot, Jakarta menceritakan keterlibatannya dalam aksi itu.

Sebut saja RCL, ia mengaku terlibat dalam perampokan itu karena disuruh kekasihnya, SFL menyewa apartemen di Jakarta Timur karena saat itu penyewa tak mau menerima SFL dan kawan-kawan karena memakai KTP daerah.

RCL sendiri merupakan LC (Lady Company) di sebuah hotel kawasan Menteng. Ia mengaku bertemu dan mengenal pasangannya, SFL ditempat karaoke.

"Yang sewa, itu disuruh sama dia, tapi atas namanya saya, karena KTP daerah kurang diterima," kata RCL di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (21/6/2017).

RCL menegaskan dirinya tidak menerima sepeser pun dari SFL. Ia mengaku cuma diberi uang untuk masak dan kebutuhan alat mandi. RCL pun mengaku kalau dirinya ikut SFL ke Banyuwangi karena terpaksa.

"Untuk Banyuwangi, pertama saya itu menolak ikut dia, tapi saya terpaksa Pak, karena diancam suruh ikut, jangan mau enaknya doang. Saya terpaksa sudah ikut," kata RCL.

Berbeda dengan RCL, DTK berperan sebagai mata-mata sebelum proses perampokan. Pria yang ingin maju sebagai kepala desa di daerah Lampung itu mengaku tidak mengetahui rencana perampokan secara detail.

"Tidak direncanakan Pak, emang pas motor tidak muat saya taruh di Jalan dan saya naik mobil," ujar DTK di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (21/6).

Menurut DTK, proses pembagian uang hasil perampokan itu berlangsung di apartemen. Dirinya mengaku hanya mendapatkan uang sebesar Rp14,2 juta.

Sementara TP berperan menggembosi ban mobil Davidson. Ia mengaku, diajari oleh Safril cara membuat paku dari payung bekas yang digunakan untuk menggemboskan ban mobil korban.

Polisi Masih Buru 4 Pelaku Perampokan

Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M. Iriawan mengatakan, polisi baru menangkap 7 dari 11 pelaku perampokan. Sampai saat ini, polisi tengah melakukan pengejaran terhadap pelaku yang tersisa.

"Jadi DPO ada empat orang. Kami kejar untuk menuntaskan semua pelaku yang terlibat di cengkareng ini," kata Iriawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu. (21/6).

Menurut Iriawan, para perampok itu hanya mengeluarkan biaya sebesar Rp37,5 juta untuk aksi perampokan. Semua itu sudah termasuk biaya sewa apartemen, rental, maupun makanan. Setelah itu, uang dibagi-bagi usai aksi perampokan. Iriawan mengatakan, semua pelaku mendapat uang hingga Rp14 juta.

"Makanya dipotong oleh biaya itu. Sisanya dibagi rata. Mereka berpencar kabur. Ada yang ke Lampung, ada yang ke Bogor, ada yang sudah ke Lampung kita kejar lagi lari ke Bali, tapi via Banyuwangi. Makanya SFL dgn RCL kita tangkap ke Banyuwangi ketika akan menyebrang ke Bali," jelas Iriawan.

Pembagian uang sebesar Rp14 juta itu juga dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono. Ia mengaku, beberapa anggota menggunakan uang tersebut untuk membeli barang.

"Awalnya dibagi Rp14 juta, 14 juta semua. Ada dipakai untuk beli TV ada, beli motor juga ada. Ini sedang kami kembangkan lagi, uang itu kemana saja," ujar Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (21/6/2017).

Argo mengatakan dalam beberapa operasi, para pelaku perampokan itu mengumpulkan uang bersama dulu sebelum melakukan aksi.

"Tergantung kegiatan yang mau dijadikan korban. Jadi, bisa juga untuk jalan itu urunan (patungan), berapa untuk sewa mobil bisa urunan. Setelah uang yang dirampok itu sudah berhasil, nanti dikeluarkan dulu untuk sewa-sewa semua," kata Argo.

Baca juga artikel terkait KRIMINALITAS atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Hukum
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto