Menuju konten utama
Lansia Korsel

Para Lansia yang Menolak Tua di Korea Selatan

Mereka adalah para kakek-nenek yang berupaya melawan usia.

Para Lansia yang Menolak Tua di Korea Selatan
Ji Byung Soo nyanyi "Crazy". Screenshot/youtube/KBS my K

tirto.id - Stan Boreson, komedian lawas Amerika Serikat, sosok yang juga diklaim sebagai ‘Raja Humor Skandinavia’—meski lahir di Washington, ia memang punya darah Norwegia dari kakeknya—pernah menulis sebuah lagu konyol yang secara eksplisit mengolok-olok betapa konyol menjadi tua. Lagu yang video klipnya tayang pada tahun 2007 itu berjudul "I Just Don’t Look Good Naked Anymore".

Lagu tersebut amat mungkin ditujukan ke diri Boreson sendiri, sebab ia menyanyikannya ketika telah berusia 86 tahun. Dan sebagaimana judulnya, "I Just Don’t Look Good Naked Anymore" menjadi semacam testimoni kocak tentang tubuh yang mengalami perubahan: perut yang makin bergelambir, kulit yang tambah banyak lipatannya, otot-otot yang perlahan mengendur. Semua bermuara jadi satu kesimpulan: keseksian yang perlahan tuntas.

Simaklah potongan liriknya: I used to be a helluva man/I chopped wood with just one hand/But I can't do the things I've done before/Well, it all happened kinda slow/I'm a deep-fried, double-wide version of the man I was before/If I keep on like I'm doing I won't fit through the door/But I guess I kinda let myself go/Now I don't look good naked anymore/No I don't look good naked anymore.

Menjadi tua, dalam banyak peradaban, acap dianggap sebagai suatu kesialan. Para tetua Colonus dalam lakon Sophocles, Oedipus at Colonus, mengatakan: “Kesengsaraan apa yang asing bagi seorang orang tua, penderitaan apa yang belum melindasnya? Dalam ketuaan, terkandung segala jenis jentaka.” Sebab itu pula mereka percaya bahwa nasib punya urutannya masing-masing: tidak pernah dilahirkan, mati muda, dan hidup sampai tua.

Namun, bagi Boreson—untuk menyebut contoh lain, Clint Eastwood, sosok yang, meminjam selorohan Roger Egbert, “pada usia 78 masih sanggup menyutradarai dirinya sendiri dan tampak lebih jahat ketimbang neraka”—menjadi tua tidak mestinya diratapi dengan sikap diri yang menyedihkan, betapapun penglihatan tambah rabun dan ingatan jadi makin pendek.

Agaknya itulah yang dipikirkan pula oleh Ji Byung-soo, kakek berusia 71 tahun penggemar K-Pop yang membawakan lagu ‘Crazy’ milik Son Dam-bi, dalam program televisi KBS 'National Singing Contest', 24 Maret 2019 lalu. Video penampilannya tersebut dengan lekas viral di internet. Di Youtube, lebih dari juta orang menontonnya. Byungsoo yang kemudian dijuluki 'Kakek Dambi' (할답비) itu lalu dipertemukan dengan Son Dam-bi langsung dalam program KBS 'Entertainment Weekly'.

Sebelum bertemu, Son Dam-bi telah mengunggah ucapan terima kasih lewat akun Instagram-nya. Ia mengatakan: "Aku sudah menyiapkan tarian sebagai bentuk rasa terima kasih karena terpesona oleh semangat kakek Ji Byung Soo dari distrik Jongno. Semoga terus sehat dan panjang umur, kakek!"

Menjadi Model dan Youtuber di Usia Senja

Ji Byung-soo bukan satu-satunya kakek di Korsel yang dikenal karena memiliki citarasa khas anak muda.

Di ajang Seoul Fashion Week 2018 lalu, ada seorang model yang menyita perhatian. Dia adalah Kim Chil-doo, kakek berusia 65 tahun. Ia mengingatkan orang-orang dengan Sean Connery: rambut gondrong dan janggut lebat yang dominan berwarna keperakan, serta memiliki struktur wajah yang kokoh. Kim tampak begitu meyakinkan melenggak-lenggok di atas catwalk dan atas penampilannya tersebut, ia pun kini dicap sebagai model lansia pertama di Korsel.

Keinginan menjadi model memang telah dipupuk Kim sejak muda. Ia bahkan sempat pula bekerja di sebuah butik kecil, ikut merancang pakaian, serta mengikuti ajang model untuk mewujudkan impiannya tersebut. Dilansir Korea Times, Kim menceritakan sejumput kisahnya:

"Saya menyukai fashion dan suka mencoba pakaian yang tidak akan dipakai orang lain. Saya bekerja sebentar untuk sebuah butik kecil dan pernah suatu kali, ketika usia saya 21 tahun, mengikuti kontes modeling demi memenangkan hadiah.”

Hanya saja, sementara waktu terus berjalan, pekerjaan tersebut tidak pernah benar-benar dapat mencukupi kebutuhan finansial keluarganya. Maka, Kim pun banting setir dan bekerja serabutan demi fokus mencari fulus. Dari menjual bahan makanan, ikan, hingga memiliki restoran SundaeGuk (sejenis sup asli Korsel yang berbahan utama usus babi atau sapi) yang sempat bertahan selama 27 tahun di daerah Pyeongtaek.

“Saya tak bisa melanjutkan [modeling] Menjadi model adalah profesi dengan bayaran rendah. Tidak seperti sekarang, dulu tidak ada saluran untuk mempromosikan diri sendiri seperti internet atau media sosial,” ujarnya.

Ketika usianya uzur, salah seorang putrinya mendorong Kim untuk mewujudkan cita-citanya. Maka, ia pun mengikuti pelatihan modeling selama tiga bulan, sebelumnya akhirnya turun di ajang Seoul Fashion Week sambil mengenakan busana dari jenama ternama, Kimmy J. Kepada Reuters, Kim yang kini memiliki 75,9 ribu pengikut di Instagram, mengatakan:

"Ini [menjadi model] adalah hal yang ingin saya lakukan sejak muda, tapi terpaksa saya urungkan karena harus mencari uang. Saya kira, tidak ada salahnya mencoba sekarang. Dan saya bersyukur telah mewujudkannya—menjadi model sangat menyenangkan. Apa itu lansia? Cuma label belaka."

Selain Ji dan Kim, sosok lansia lain di Korsel yang tengah populer di industri hiburan adalah Park Mak-rye: seorang Youtuber berusia 73 tahun. Akun Youtube-nya yang diberi nama Korea Grandma hingga kini telah memiliki jumlah subscribers yang tidak main-main: 951,677. Tidaklah salah jika kini mengklaim Park sebagai lansia paling populer di semesta Korea. Bahkan, Susan Wojcicki, CEO Youtube, sempat pula mengunjunginya langsung pada April 2019 lalu.

Kisah Park dimulai sejak Januari 2017, ketika sang cucu, Kim Yura, mengunggah video liburan bersamanya di Australia. Usai diunggah, dengan segera video tersebut viral di dunia maya dan mayoritas netizen pun menanggapinya dengan respons positif. Gaya humor Park dan sikapnya yang lincah—seperti ketika ia berjumpa dengan kangguru atau menyelam dengan memakai helm sehingga ia dapat berjalan di dalam air—dianggap begitu menyegarkan.

Lambat laun, Park memiliki konten andalannya sendiri yang dikenal dengan sebutan 'Grandma Makeup'. Konten ini memperlihatkan bagaimana Park merias (atau melakukan eksperimen) dengan kosmetik dari bermacam jenama sambil sesekali mengomentarinya secara sarkastis. Selain itu, juga ada pula resep berpakaian ala Park dan tutorial memasak sesuatu. Nyaris kesemua konten tersebut ditonton lebih dari 300 ribuan orang.

Menjadi Youtuber kondang sudah tentu tak pernah terlintas dalam pikiran Park. Ia bahkan menganggap dirinya “sudah mati seperti tauge busuk”. Namun, seperti kisah Ji dan Kim, Park menemukan kembali gairah hidup di masa senja ketika ia berani memutuskan untuk membuat konten di Youtube. Dalam wawancaranya dengan AP News 2017 lalu, Kim mengenang hal ini:

“Kita terbiasa berpikir, ‘hidup sudah selesai selepas lewat usia 70’. Lalu aku melakukan hal ini dan kelak menyadari, ‘hidupku baru dimulai di usia 71’."

Infografik Lansia Melawan Usia

Infografik Lansia Melawan Usia. tirto.id/Fuad

Park dianggap menarik bukan sekadar lantaran ia seorang nenek renta yang coba-coba menjadi anak muda kembali, melainkan justru karena ia tampil tanpa pretensi untuk seperti itu. Berbagai cemooh Kim yang begitu nyelekit tentang kosmetik dan bagaimana industri kecantikan Korsel bekerja, sesungguhnya dapat pula dinilai sebagai perlawanan terhadap budaya ageisme yang memang lekat di negara tersebut.

Dalam survei ekonomi Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) tahun 2016, setengah dari populasi lansia di Korsel yang berusia di atas 65 tahun hidup dalam kemiskinan. Mayoritas dari mereka berada di puncak karier selama krisis keuangan Asia pada 1997 silam dan diperkirakan ada dua juta orang yang kehilangan pekerjaan karena krisis tersebut. Diskriminasi usia juga membuat mereka digantikan oleh tenaga kerja yang lebih muda.

"Park begitu populer karena dia berani berbicara dengan jujur tanpa pretensi tentang hal-hal yang membuat perempuan merasa tidak nyaman,” ujar Lee Taek Gwang, seorang profesor studi budaya di Universitas Kyunghee. “Dia berbicara tentang topik yang tidak berani kita bicarakan, terutama tentang masalah perempuan, dan mencemooh janji perusahaan kosmetik untuk membuat wanita lebih muda dan lebih cantik.”

Mungkin kelak Ji, Kim, dan Park dapat merencanakan liburan bersama ke Jepang dan berkunjung ke DecabarZ, sebuah klub malam yang cukup populer di jantung kota Shinjuku, Tokyo. Di sana nanti mereka akan dihibur oleh aksi piawai "DJ Sumirock" dalam memainkan turntable. Siapa dia? Ia adalah seorang nenek berusia 82 tahun yang memiliki nama asli Sumiko Iwamuro.

Baca juga artikel terkait LANSIA atau tulisan lainnya dari Eddward S Kennedy

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Eddward S Kennedy
Editor: Maulida Sri Handayani