Menuju konten utama

Panwaslu LN Klarifikasi Hoaks Saat Pemungutan Suara di Jeddah

Panitia Pengawas Pemilu Luar Negeri (Panwaslu LN) di Jeddah mengklarifikasi beberapa berita dan video hoaks yang beredar, terutama soal ditutupnya TPSLN dan habisnya surat suara.

Panwaslu LN Klarifikasi Hoaks Saat Pemungutan Suara di Jeddah
Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah. Antaranews/dok. KJRI Jeddah.

tirto.id - Panitia Pengawas Pemilu Luar Negeri (Panwaslu LN) di Jeddah mengklarifikasi beberapa berita dan video hoaks yang beredar di media sosial. Beberapa isu yang mengemuka seperti ditutupnya Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri (TPSLN) dan habisnya surat suara tidak benar, menurut Panwaslu LN.

"Berita yang beredar terkait ditutupnya TPSLN lebih awal sehingga pemilih tidak menggunakan hak pilih adalah tidak benar," jelas Ketua Panwaslu Jeddah, Syamsul, dalam rilis pers kepada Tirto, Senin (15/4/2019).

Kejadian sebenarnya, dijelaskannya, pihak keamanan menerapkan buka-tutup di setiap gerbang lokasi TPSLN karena terjadi penumpukan pemilih. "Untuk kejadian ini, kami merekomendasikan untuk disepakati bersama antara saksi dan KPPSLN memperpanjang waktu pemungutan suara agar seluruh warga yang sudah hadir dapat menggunakan hak pilihnya," tambahnya.

Selain itu, menurut Syamsul, berita yang beredar terkait Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN) yang memberikan prioritas kepada pemilih yang akan memilih salah satu paslon tertentu adalah tidak benar.

"Kejadian sebenarnya adalah KPPSLN mendahulukan pemilih yang terdaftar di DPTLN dan mendaftarkan pemilih yang belum terdaftar menjadi DPKLN untuk dipersilakan menunggu atau kembali lagi di 1 jam terakhir," ujarnya.

Selain itu, Panwaslu Jeddah juga membantah berita dari video yang beredar terkait habisnya surat suara.

"Kejadian sebenarnya adalah tim data dan verifikasi yang disiagakan oleh PPLN di setiap pintu masuk lokasi TPSLN sedang menjelaskan kepada pemilih bahwa pemilih DPKLN hanya bisa memilih di 1 jam terakhir jika surat suara masih tersedia," jelasnya.

Namun, menurut Syamsul, pemilih yang sedang dijelaskan tersebut tidak terima dengan penjelasan tim data dan verifikasi dan tidak mau memilih di 1 jam terakhir karena takut kehabisan surat suara.

Pelaksanaan pemungutan suara di Wilayah KJRI Jeddah berjalan dengan aman dan terkendali dengan tingkat partisipasi pemilih mencapai 51.81 persen dari DPTLN yang sudah ditetapkan. Pemungutan suara metode Kotak Suara Keliling (KSK) sudah dilaksanakan pada 8, 9 dan 12 April 2019.

Pemungutan suara metode TPSLN dilaksanakan pada 12 April 2019 di tiga titik yaitu di Kantor KJRI, Wisma KJRI dan Sekolah Indonesia Jeddah.

Pelaksanaan pemungutan suara berjalan dengan lancar walaupun di beberapa titik TPSLN sempat dihentikan sementara sekitar 30-60 menit dikarenakan ada penumpukan antrean dan tidak tertib serta terjadi desak-desakan pemilih.

Namun, katanya, setelah ditertibkan pemungutan suara di seluruh TPSLN dilanjutkan sampai dengan antrean terakhir pemilih yang sudah terdaftar baik DPTLN maupun DPKLN.

"Penghitungan suara baru akan dilaksanakan serentak pada 17 April 2019, sehingga jika ada berita hasil penghitungan suara bisa dipastikan bukan merupakan hasil penghitungan resmi," ujarnya.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2019

tirto.id - Politik
Sumber: Siaran Pers
Penulis: Maya Saputri
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno