Menuju konten utama
Reuni Akbar 212

Panitia 212 akan Sisir Atribut Parpol & Ormas yang Dilarang Negara

"Di pintu-pintu masuk kita sudah siapkan pengamanan internal untuk menyeleksi atribut-atribut yang tidak diperbolehkan, baik itu bendera ideologi, atau atribut parpol," tukas Slamet.

Panitia 212 akan Sisir Atribut Parpol & Ormas yang Dilarang Negara
Ilustrasi. Ribuan umat Islam mengikuti Reuni Alumni 212 di Monumen Nasional, Jakarta, Sabtu (2/12/2017). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Penanggung Jawab Reuni Akbar 212, Slamet Ma'arif mengatakan, panitia akan melakukan penyisiran bagi peserta yang membawa atribut parpol maupun ormas yang dilarang pemerintah.

"Kami akan lakukan sebaik-baiknya," ujar Slamet saat ditemui di akhir acara Diskusi 212, di Cafe d'Consulate, Jakarta Pusat, Sabtu (1/12/2018).

Slamet menegaskan bahwa acara ini akan bersih dari ideologi-ideologi yang dilarang negara dan aktivitas politik apapun.

"Di pintu-pintu masuk kita sudah siapkan pengamanan internal untuk menyeleksi atribut-atribut yang tidak diperbolehkan, baik itu bendera ideologi, atau atribut parpol," tukas Slamet.

"Ga mungkin lah ada bendera-bendera seperti palu arit boleh masuk, ya sama juga bendera apapun yang dilarang negara, berlaku juga untuk atribut parpol," Slamet menambahkan.

Acara Reuni Akbar Mujahid 212 yang akan digelar besok, diakui Slamet, sudah mendapat izin dari pihak kepolisian.

Slamet berharap, agar pihak keamanan internal yang dimiliki panitia bisa bekerjasama sebaik-baiknya dengan pihak keamanan eksternal yang sudah disiapkan pihak kepolisian.

Pengamat politik Hendi Satrio juga menyarankan agar pihak panitia yang langsung menegur peserta agar kegiatan Reuni Akbar 212 berjalan murni untuk acara bela Islam dan cinta NKRI.

Menurutnya, stigma masyarakat yang menganggap kegiatan ini berbau politik adalah hal yang wajar karena dilakukan berdekatan dengan masa pemilihan umum.
Ia juga menyarankan agar pihak keamanan internal yang dimiliki panitia bisa benar-benar mengamalkan apa yang sudah mereka janjikan.

"Panitia kan yang paling tahu, jadi sejak awal mereka bisa tahu dan mengantisipasi, agar peserta tidak melakukan kegiatan di luar itu [kegiatan keagamaan dan kegiatan cinta NKRI]," ujarnya di waktu dan tempat yang bersamaan.

Baca juga artikel terkait REUNI 212 atau tulisan lainnya dari Nadhen Ivan

tirto.id - Politik
Reporter: Nadhen Ivan
Penulis: Nadhen Ivan
Editor: Maya Saputri