Menuju konten utama

Panduan Protokol Kesehatan versi 77 Bahasa Daerah dan Link Unduh

Satgas menerbitkan buku digital (ebook) Pedoman Perubahan Perilaku Penanganan Covid-19 berisi penjelasan dalam 77 bahasa daerah.

Panduan Protokol Kesehatan versi 77 Bahasa Daerah dan Link Unduh
Sejumlah anak mengikuti gerakan delapan langkah mencuci tangan pakai sabun saat peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) Sedunia Tahun 2020 di Taman Eskpresi, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (15/10/2020). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/NZ

tirto.id - Penerapan protokol kesehatan untuk pencegahan Covid-19 secara disiplin oleh masyarakat adalah salah satu strategi kunci dalam penanganan pandemi virus corona (Sars-Cov-2) di Indonesia.

Bahkan, saat vaksin Covid-19 sudah tersedia dan vaksinasi dijalankan di Indonesia, pelaksanaan protokol kesehatan tetap perlu dilakukan oleh segenap masyarakat tanah air.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito sudah menerangkan bahwa tujuan paling utama dari vaksinasi adalah membentuk herd immunity atau kekebalan kelompok terhadap infeksi virus corona.

Jika vaksinasi Covid-19 berhasil membentuk herd immunity, masyarakat yang akan terlindungi dari infeksi virus corona bukan hanya peserta imunisasi, melainkan juga warga yang terpaksa tak bisa memperoleh vaksin karena sebab tertentu.

"Untuk mencapai kekebalan kelompok atau komunitas ini, prinsip gotong royong merupakan hal yang utama," kata Wiku, seperti dilansir laman resmi Satgas Covid-19 pada 10 Desember 2020.

"Kekebalan komunitas dicapai, apabila masyarakat yang sehat dan memenuhi kriteria melakukan vaksinasi. Sehingga dengan jumlah yang memadai, akan tercipta herd immunity yang melindungi kelompok-kelompok yang tidak divaksinasi," dia menambahkan.

Vaksinasi Covid-19 juga tidak bisa menjadi satu-satunya tumpuan di penanganan pandemi. Sebab, kata Wiku, untuk mengakhiri pandemi Covid-19, ada sejumlah faktor yang sama pentingnya.

Seperti teranalogikan dalam Swiss Cheese Model, semua lubang di lapisan keju yang berlapis-lapis saling menutupi satu dengan yang lainnya. Model seperti inilah yang harus diterapkan di strategi penanganan pandemi Covid-19.

"Perlu kita ingat, satu upaya pengendalian Covid-19 saja, tidak akan efektif jika tak disertai upaya lainnya yang menutup kekurangan masing-masing dan saling melengkapi," Wiku menegaskan.

Maka, Wiku menyatakan pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 tetap perlu dibarengi dengan kedisiplinan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan, terutama 3M.

Protokol kesehatan 3M adalah: memakai masker dengan cara yang benar, rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir (atau hand sanitizer); serta menjaga jarak dan menjauhi kerumunan.

Strategi penting lain yang tetap perlu dijalankan adalah 3T, yaitu testing (pemeriksaan untuk mengetes kasus positif Covid-19, tracing (pelacakan kontak kasus Covid-19), dan treatment atau perawatan pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19. Treatment diharapkan bisa dilakukan sedini mungkin supaya peluang kesembuhan pasien Covid-19 semakin tinggi.

Wiku menambahkan, demi keberhasilan penanganan pandemi di tanah air, perlu kerja sama masyarakat untuk bersungguh-sungguh mendukung upaya pemerintah mengendalikan penularan Covid-19.

"Vaksinasi tingkat nasional harus tetap diikuti kedisiplinan kita [guna] menjalankan protokol kesehatan di setiap kegiatan. Ingat, vaksinasi [Covid-19] akan berjalan efektif apabila kita disiplin menjalankan protokol kesehatan," kata Wiku.

Panduan Protokol Kesehatan Berisi 77 Bahasa Daerah

Untuk mendorong kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan, Satgas Covid-19 sudah menerbitkan buku Pedoman Perubahan Perilaku pada pertengahan Oktober 2020.

Buku Pedoman Perubahan Perilaku memuat 3 panduan utama buat mencegah penularan Covid-19. Ketiga panduan itu diringkas dengan istilah "Iman, Aman, dan Imun."

Istilah "Iman" berkaitan dengan imbauan beribadah dan berdoa sesuai keyakinan masing-masing agar dapat melewati masa pandemi dengan selamat.

Sementara "Aman" merujuk kepada penerapan protokol kesehatan 3M. Adapun "Imun" merupakan istilah untuk menyebut sejumlah langkah penting demi menjaga daya tahan tubuh yang mencegah penularan Covid-19 atau efek berat dari infeksi penyakit baru tersebut.

Belum lama ini, pada 7 Desember 2020 lalu, Satgas menerbitkan buku ebook Pedoman Perubahan Perilaku Penanganan COVID-19 terbaru berisi penjelasan dalam 77 bahasa daerah.

Ebook tersebut berisi panduan perubahan perilaku serta protokol kesehatan yang ditulis dalam 77 bahasa daerah di 33 provinsi.

Buku ini diterbitkan Bidang Perubahan Perilaku, salah satu komponen dalam Satgas yang bertugas meningkatkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan, yakni memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan (3M).

"Kebiasaan 3M harus membudaya agar kita mampu memenangkan peperangan melawan Covid-19," tulis Satgas di pengantar buku panduan tersebut.

Buku digital (e-Book) Perubahan Perilaku Penanganan Covid-19 dalam 77 bahasa daerah tersebut bisa diakses melalui link di bawah ini.

Link Pedoman Perubahan Perilaku Penanganan COVID-19 dalam 77 Bahasa Daerah.

----------------

Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Agung DH