Menuju konten utama

Panduan Perawatan Luka Sesuai Jenisnya untuk Pertolongan Pertama

Perawatan luka untuk pertolongan pertama perlu memperhatikan jenisnya. Setiap jenis luka butuh perawatan yang berbeda-beda.

Panduan Perawatan Luka Sesuai Jenisnya untuk Pertolongan Pertama
Ilustrasi perban. FOTO/IStockphoto

tirto.id - Orang yang aktif berkegiatan tidak jarang mengalami cedera dan mengalami luka. Dalam kasus seperti itu, bagian tubuh yang terluka harus segera ditangani agar tidak menjadi infeksi.

Secara umum atau berdasarkan bentuk fisik, luka terbagi menjadi dua kategori, yakni luka terbuka dan luka tertutup.

Dikutip dari laman Healthline, luka terbuka biasanya berupa sayatan, tusukan, atau robekan yang tampak jelas pada bagian luar kulit, hingga bagian dalamnya.

Sedangkan di luka tertutup, jaringan dalam kulit mengalami kerusakan, namun bagian luarnya tetap utuh, walaupun kadang tampak merah atau kebiruan.

Seseorang yang terluka sebaiknya dirawat dengan pertolongan pertama. Namun, perawatan dalam penanganan pertama harus disesuaikan dengan jenis luka agar penyembuhannya efektif.

Mengenal varian luka menjadi penting karena penanganan pertama untuk setiap jenis berbeda dan caranya pun berlainan.

Berikut ini daftar sejumlah jenis luka dan cara perawatannya untuk pertolongan pertama, seperti dikutip dari Skin Sight dan Mayo Clinic.

1. Luka Lecet

Luka lecet atau abrasi terjadi ketika kulit bergesekan dengan permukaan yang kasar atau keras. Biasanya luka jenis ini tidak mengeluarkan banyak darah, tetapi perlu segera dibersihkan agar tak terjadi infeksi.

Cara menangani luka lecet ialah dengan mencuci tangan terlebih dahulu. Kemudian, bersihkan luka lecet dengan sabun, air, dan lap bersih. Berhati-hatilah saat membersihkan kotoran pada luka lecet dan gunakan antibiotik sebelum membalut bagian tubuh yang terluka dengan perban.

2. Luka Sayat

Luka sayat atau laserasi terjadi karena sayatan pada kulit. Hal ini dapat terjadi sebab irisan pisau, senjata tajam, atau alat-alat sejenis.

Jenis ini dapat ditangani dengan membersihkan terlebih dulu luka dengan sabun dan air mengalir. Berikan tekanan langsung pada luka untuk mengendalikan perdarahan.

Kalau perlu, gunakan kain atau pembalut untuk menekan bagian luka. Sebagai catatan, jika kain atau pembalut basah oleh darah, lebih baik tambahkan pembalut baru di atas yang lama, daripada menggantinya. Kemudian, perban luka sayatan itu dan cuci tangan.

3. Luka Tusukan

Luka tusukan biasanya disebabkan oleh benda panjang yang runcing, seperti paku atau jarum.

Luka tusukan mungkin tidak banyak berdarah. Namun, luka jenis ini bisa cukup dalam merusak organ tubuh.

Cara penanganan pertama luka tusukan adalah dengan membersihkan luka dengan sabun dan air mengalir terlebih dahulu. Kemudian, berikan tekanan langsung pada luka untuk mengendalikan perdarahannya.

Lalu, gunakan kain atau pembalut untuk menekan bagian luka. Jika kain itu basah oleh darah, tambahkan pembalut baru di atas pembalut itu. Terakhir, perban luka tusukan itu, lalu cuci tangan selepas menangani lukanya.

4. Luka Remuk atau Sobek

Jenis luka ini dikenal dengan istilah avulsi, terjadi ketika ada benda merobek kulit dan jaringan di bawahnya. Luka ini bisa terjadi selama kecelakaan kendaraan, jatuh dari ketinggian dan lain-lain. Akibatnya, jaringan tubuh berdarah hebat dan cepat. Luka terbuka jenis ini adalah termasuk luka parah dan sebaiknya penanganan pertamanya melibatkan dokter.

5. Luka Bakar

Luka bakar terjadi ketika terdapat kerusakan pada jaringan kulit yang diakibatkan panas berlebih, paparan sinar matahari atau radiasi lainnya, kontak dengan api, bahan kimia atau setrum listrik, hingga inhalasi asap yang terlampau panas.

Dilansir dari Mayo Clinic, penanganan luka bakar dilakukan pertama kali dengan mengompres area luka hingga rasa sakitnya berkurang.

Jika luka bakar terjadi pada jari tangan, lepaskan cincin atau benda ketat lainnya dari area yang terbakar. Lakukan dengan cepat dan lembut sebelum area luka membengkak.

Jika area luka bakar melepuh, ketahuilah bahwa lepuhan itu berisi cairan yang melindungi kulit dari infeksi. Jika lepuhannya pecah, bersihkan area tersebut dengan air. Lalu, oleskan salep antibiotik. Tetapi, jika ruam muncul, hentikan penggunaan salep.

Setelah luka bakar benar-benar dingin, oleskan lotion, terutama yang mengandung lidah buaya atau pelembab. Cara ini membantu mencegah pengeringan.

Kemudian, perban luka bakar. Tutupi luka bakar dengan perban kasa steril, bukan kapas halus. Bungkus dengan longgar untuk menghindari tekanan pada kulit yang terbakar.

Perban mencegah udara keluar dari daerah itu, mengurangi rasa sakit, dan melindungi kulit yang melepuh. Jika perlu, gunakan pereda nyeri yang dijual bebas di apotek, seperti ibuprofen (Advil, Motrin IB, yang lain), naproxen sodium (Aleve) atau acetaminophen (Tylenol, dan lain-lain).

6. Luka Memar

Luka memar atau kontusio sering terjadi karena cedera olahraga. Luka memar biasanya merusak pembuluh darah kecil, kapiler, otot, jaringan di bawah kulit, organ dalam, atau dalam beberapa kasus, mencapai kerusakan tulang. Luka memar sering kali tampak di jaringan terluar kulit dengan warna kemerahan hingga kebiruan.

7. Hematoma

Luka tertutup hematoma merusak pembuluh darah kecil dan kapiler. Akibatnya, ada pengumpulan darah di ruang terbatas pada tubuh. Hematoma biasa muncul dalam bentuk benjolan sebagai lesi, teksturnya kenyal seperti karet. Hematoma bisa kecil atau besar, jauh di dalam tubuh atau tepat di bawah kulit, tergantung pada tingkat keparahan dan lokasi luka.

Untuk jenis luka tertutup seperti Luka Memar dan Hematoma, tujuan utama penanganan pertama adalah mengontrol rasa sakit dan mencegah pendarahan atau peradangan seminimal mungkin.

Penanganan dua jenis luka itu bisa dilakukan dengan menggunakan kompres pendingin. Kalau ada, gunakan kompresi es.

Kemudian, dilanjutkan dengan mengistirahatkan anggota badan yang terkena luka. Penggunaan kruk dan alat bantu jalan berguna untuk mengistirahatkan anggota badan yang terluka. Cara ini bisa mencegah kerusakan lebih lanjut, mengurangi rasa sakit, dan mempercepat penyembuhan.

Namun, dalam kasus luka tertutup yang parah, sebaiknya langsung ditangani dokter.

Baca juga artikel terkait LUKA atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom