Menuju konten utama

Pandemi Picu Pertumbuhan Ekonomi Digital hingga Rp36 Triliun

Kemenko mencatat, selama pandemi terjadi kenaikan penjualan pada platform e-commerce hingga Rp36 triliun atau jika dirata-rata 26 persen per bulan.

Pandemi Picu Pertumbuhan Ekonomi Digital hingga Rp36 Triliun
Ilustrasi E-commerce. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kemenko Bidang Perekonomian Rudy Salahuddin mengatakan pandemi COVID-19 menjadi momentum bagus untuk pertumbuhan transformasi ekonomi digital. Hal tersebut setelah adanya perubahan mencolok konsumsi masyarakat dari konvensional ke digital.

Dalam catatannya, selama pandemi terjadi kenaikan penjualan 26 persen per bulan atau Rp36 triliun dalam e-commerce, transaksi harian mencapai 4,8 juta transaksi, menghadirkan konsumen baru 51 persen, dan mendongkrak permintaan 5 sampai 10 kali.

"Belanja yang tadinya dilakukan untuk memenuhi tersier, sekarang justru lebih ditujukan membeli kebutuhan primer," ujarnya dalam webinar Indonesian Digital Conference 2020, Selasa (15/12/2020).

Menurutnya pencapaian e-commerce tersebut menjadi prestasi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ia meyakini transformasi ekonomi digital akan semakin berjaya pasca pandemi.

Hal itu ia sadari dengan berdasar pada data bahwa Indonesia memiliki 272,1 juta populasi dengan total pengguna ponsel 338,2 juta dan pengguna internet 196,71 juta pengguna pada 2019-2020.

Secara keseluruhan ekonomi digital pasca pandemi telah menumbuhkan konsumen baru sebesar 37 persen dan 93 persen di antaranya akan tetap memanfaatkan produk ekonomi digital setelah pandemi COVID-19.

"Ini peluang 93 persen akan tetap memanfaatkan ekonomi digital dan poerlu kita siasati bersama dgn mungkin membuat apps dan ekosistem ini jadi lebih nyaman dan baik org akan senang bertranskasi digital," ujarnya.

Menurutnya catatan ekonomi digital ini akan menjadi peluang bagus dan mesti dikemas dengan regulasi yang sifatnya elastis. Perlu adanya kolaborasi antara produk online dengan offline. Disamping perlunya peningkatan sumber daya manusia dan infrastruktur.

"Sehingga bisa jadi ekosistem yg baik dan jalan keluar bagi ekosistem digital," tandas Rudy.

Baca juga artikel terkait EKONOMI DIGITAL atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Restu Diantina Putri