Menuju konten utama

Pandemi COVID-19 Belum Usai, IDI Minta Semua Pihak Tetap Waspada

IDI juga meminta pemerintah mengkaji kembali kebjakan pelonggaran penggunaan masker di tempat terbuka.

Pandemi COVID-19 Belum Usai, IDI Minta Semua Pihak Tetap Waspada
Tenaga Kesehatan menunggu pasien yang akan menjalani tes usap PCR di Laboratorium Genomik Solidaritas Indonesia, Cilandak, Jakarta, Selasa (15/3/2022). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/nym.

tirto.id - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Adib Khumaidi mengingatkan bahwa pandemi COVID-19 masih belum selesai. Selain itu, dia menyebut situasi endemi ini menunjukkan penyakit menular tersebut masih ada tetapi penularannya terkendali.

Oleh karena itu, Adib menuturkan bahwa endemik bukan berarti kondisi yang bebas penyakit dan PB IDI meminta semua pihak mewaspadai kenaikan kasus COVID-19 di tanah air dan penyakit menular lainnya.

“Kami meminta kerjasama semua pihak baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat untuk tetap perlu menjalankan berbagai upaya kewaspadaan strategi pencegahan dan sistem pengendalian penularan yang kuat. Penanganan ini tidak bisa dilakukan oleh tenaga medis saja, namun semua pihak secara bersamaan,” tegas Adib sebagaimana dikutip dari rilis PB IDI yang diperoleh Tirto pada Selasa (21/6/2022) sore.

Sementara itu, Ketua Bidang Penanganan Penyakit Menular PB IDI, Agus Dwi Susanto meminta pemerintah mengkaji kembali kebjakan pelonggaran penggunaan masker di tempat terbuka, serta meminta pemerintah dan masyarakat untuk menggiatkan kembali vaksinasi COVID-19 dosis ketiga (booster).

Dia pun mengingatkan meski kasus cacar monyet sampai saat ini masih belum ditemukan di Indonesia, akan tetapi semua harus tetap meningkatkan kewaspadaan agar jangan sampai menjadi kejadian luar biasa (KLB) di negeri ini.

“Kami juga mengingatkan masyarakat untuk waspada akan penyakit lainnya yang muncul di musim pancaroba ini, seperti demam berdarah dengue, cacar Monyet, hepatitis akut, serta sejumlah penyakit lainnya yang berpotensi timbul,” kata Agus.

Kemudian dari Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI, Erlina Burhan menegaskan bahwa untuk menuju endemi, persiapannya adalah dengan menekan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 yaitu salah satunya melalui vaksinasi baik dosis pertama dan kedua (dosis primer) dan juga booster.

“Tracing [penelusuran kontak erat] diusahakan sesuai target 1:12, masyarakat harus tetap patuh pada protokol kesehatan,” tambah Satuan Tugas (Satgas) Waspada dan Siaga COVID-19 PB IDI itu.

Nakes Diminta Tetap Waspada Penyakit Menular Lainnya

Adapun dari Bidang Advokasi Tim Mitigasi IDI, Eka Mulyana meminta tenaga kesehatan (nakes) medis baik dokter umum maupun dokter spesialis untuk tetap waspada pada kasus COVID-19 dan juga penyakit menular lainnya.

Ia mengimbau apabila ada rekan sejawat dokter serta dokter spesialis menemukan gejala sesuai dengan COVID-19 ataupun penyakit menular yang sedang menjadi sorotan kewaspadaan, agar segera dilaporkan pada dinas kesehatan (dinkes) setempat.

Tim Mitigasi IDI mencatat hingga bulan Maret 2022 ada 752 dokter umum dan dokter spesialis yang meninggal dunia akibat COVID-19. Data tersebut tersebar dari 29 provinsi di Indonesia.

Sepanjang pandemi COVID-19, Tim Mitigasi juga mencatat sebanyak 252 dokter meninggal pada tahun 2020, 495 dokter meninggal karena COVID-19, dan 5 dokter meninggal karena COVID-19 sepanjang Januari-Maret 2022.

Sebelumnya, World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia juga mengingatkan bahwa pandemi COVID-19 di dunia termasuk di Indonesia belum usai. Artinya, dunia masih dalam situasi di mana ada sebuah virus secara aktif bermutasi, bereplikasi, dan dengan mudah menular ke orang lain.

“Saya selalu menjadi pembawa berita kurang bagus. Jadi sekarang itu, kita belum selesai dari pandemi,” ungkap Penasihat Senior Gender dan Pemuda untuk Direktur Jenderal WHO, Diah Satyani Saminarsih (6/6/2022) lalu.

Dia menuturkan, dalam dunia epidemiologi, COVID-19 masuk ke level 3. Namun, jarang ditemui yang masuk level tiga ini. “Sangat jarang. Terakhir tahun 1918,” ucap Diah.

Diah menjelaskan, pandemi COVID-19 bisa berakhir jika dampaknya misal di Indonesia, Amerika, negara-negara Eropa, serta negara-negara Afrika selesai. “Jadi ini artinya, akan membutuhkan waktu untuk bisa betul-betul selesai dari pandemi. Ini akan butuh banyak waktu,” tutur dia.

Berikut adalah rekomendasi dari Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI terkait pencegahan COVID-19 dan penyakit menular lainnya:

  • Tetap menggunakan masker di ruang terbuka dan di ruang tertutup
  • Meningkatkan kembali upaya melakukan tes COVID-19 (testing) dan penelusuran kontak erat (tracing)
  • Meningkatkan cakupan vaksinasi termasuk booster
  • Menghimbau para pemangku kebijakan seperti gubernur dan bupati untuk melakukan berbagai upaya guna meningkatkan cakupan vaksinasi booster
  • Cakupan vaksinasi anak juga perlu ditingkatkan terutama menjelang pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di tahun ajaran baru
  • Aturan tes polymerase chain reaction (PCR) negatif untuk pelaku perjalanan kembali diberlakukan
  • Melakukan edukasi masif dan terus-menerus tentang upaya pencegahan karena pandemi COVID-19 belum berakhir, mengingat masyarakat sudah jenuh dengan pandemi
  • Tetap mematuhi prokes
  • Dan jangan lengah walaupun bila nanti kasus COVID-19 menurun.

Baca juga artikel terkait PANDEMI COVID-19 atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri