Menuju konten utama

PAN Bertekad Putar Balik Survei SMRC soal Terancam Gagal ke DPR

Viva Yoga menuding sejak 2004 sampai 2022, SMRC kerap merilis hasil survei yang menggolongkan PAN sebagai partai nasakom, atau nasib satu koma.

PAN Bertekad Putar Balik Survei SMRC soal Terancam Gagal ke DPR
Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan (kedua kiri), Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PAN Hatta Rajasa (kedua kanan), dan Sekjen DPP PAN Eddy Soeparno (kanan) meninjau ruangan saat peresmian Kantor DPP PAN di Jalan Warung Buncit Raya No.1A, Jakarta, Selasa (4/10/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/tom.

tirto.id - Partai Amanat Nasional (PAN) merespons santai terhadap hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang menyatakan elektabilitas partai itu mengalami penurunan.

Berdasar survei itu, elektabilitas PAN harus anjlok dari 6,8 menjadi 1,9 persen. Artinya, terancam terdepak dari Senayan.

Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi melihat pola survei SMRC selalu sama sejak 2004, yang menyebut elektabilitas PAN kerap menurun.

"Biasa sih kalau itu surveinya SMRC. Selalu begitu sejak 2004," kata Viva Yoga saat dihubungi Tirto, Senin (20/3/2023).

Viva Yoga menuding sejak 2004 sampai 2022, SMRC kerap merilis hasil survei yang menggolongkan PAN sebagai partai nasakom, atau nasib satu koma.

"Partai yang nasibnya satu koma. Bahkan merilis hasil elektabilitas PAN kalah dengan partai politik yang tidak lolos parliamentary threshold," ucap Viva Yoga.

Ia mengatakan jika hasil dari lembaga survei itu akurat dan valid, maka seharusnya sejak Pemilu 2004, PAN tidak melenggang ke Senayan hingga saat ini. Namun, kata dia, sebaliknya hasil survei selalu tidak terbukti.

"Sampai Pemilu 2019, PAN masih memperoleh kursi DPR RI," kata Viva.

Viva mengatakan dari data resmi KPU RI pada Pemilu 2004, PAN memeroleh suara nasional sebesar 6,44 persen. Lalu, Pemilu 2009 sebesar 6,01 persen, Pemilu 2014 sebesar 7,59 persen, dan Pemilu 2019 sebesar 6,84 persen.

"Jadi, ada perbedaan hasil super signifikan antara prediksi melalui hasil survei oleh SMRC itu dengan hasil resmi pemilu yang ditetapkan oleh KPU," kata Viva.

Ia merasa aneh mengapa sekelas SMRC selalu salah secara konsisten dalam meneliti tentang PAN.

"Apakah lembaga survei itu tidak kredibel? Tidak berlandaskan pada kaidah ilmiah? Sentimen pada PAN? Atau karena faktor lain? Tentu akan banyak pertanyaan masyarakat dari tidak akuratnya hasil survei mereka, sejak 2004 sampai sekarang," kata dia.

Pergerakan aktif kader PAN termasuk juga para caleg yang berlaga di pemilu menjadi pembuktian bahwa hasil survei berbanding terbalik dengan hasil akhir pemilu.

"Lalu para caleg dari partai politik lain saat kampanye pemilu apakah tidur? Kan, calegnya sama-sama bergerak berkompetisi mencari suara di dapil," tutur Viva Yoga.

Meski hasil survei kerap tak menguntungkan, PAN, kata Viva akan menjadikannya sebagai bahan evaluasi diri dan merancang strategi untuk meraih kemenangan.

"Untuk itu, apa pun hasil survei yang dilakukan oleh lembaga survei tersebut tetap akan menjadi cermin evaluasi diri, sebagai input data bagi PAN untuk memperkaya informasi dalam membuat perencanaan strategis pemenangan pemilu 2024," pungkas Viva.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Fransiskus Adryanto Pratama

tirto.id - Politik
Reporter: Fransiskus Adryanto Pratama
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Bayu Septianto