Menuju konten utama

Orangutan Didera ISPA Akibat Karhutla, KLHK Pantau Rencana Evakuasi

KLHK belum mendapat laporan evakuasi oranguran yang didera ISPA akibar asap dari karhutla di Kalimantan Tengah.

Orangutan Didera ISPA Akibat Karhutla, KLHK Pantau Rencana Evakuasi
Petugas menggendong bayi Orang Utan bernama Otan di Pusat Penyelamatan Satwa Tegal Alur, Jakarta, Rabu (18/7/2018). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

tirto.id - Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Wiratno menyebut belum ada laporan terkait penyelamatan orang utan akibat kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Saya belum ada laporan terkait adanya rescue [penyelamatan] orangutan di pusat-pusat rehabilitasi [akibat kabut asap]," kata Wiratno saat hadir dalam Simposium dan Kongres Primata Indonesia ke-5 di UC Hotel Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Rabu (18/9/2019).

Saat ini, kata dia, tengah memantau dampak karhutla terhadap primata ataupun satwa lain yang berada di sekitar titik kebakaran. Meski mayoritas kebakaran, kata Wiratno, terjadi di lahan tetapi dampak terhadap satwa yang ada di hutan terus dipantau.

"Staf saya sedang memantau dan upaya-upaya selalu kalau ada kebakaran diselamatkan satwa dan seterusnya," ujarnya.

Khusus untuk primata, kata Wiratno, telah ada sejumlah tempat rehabilitasi untuk dilakukan penyelamatan. Sejumlah tempat rehabilitasi yakni di antaranya Batu Mbeling, Sumatera Utara; Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah; Labanan dan Semboja di Kalimantan Timur.

Ahli primata dari Universitas Indonesia Profesor Jatna Supriatna mengatakan primata sama seperti manusia yang menghirup oksigen, ketika kualitas oksigen memburuk karena kabut asap maka primata juga mengalami masalah yang sama seperti manusia.

Hal ini, kata dia, memungkinkan primata terkena infeksi saluran pernapasan (ISPA). "Makanya sekarang sudah mulai ada orangutan terkena ISPA jadi sama saja dengann manusia," katanya.

Belasan orangutan berumur balita hingga dewasa didera Ispa. Jumlahnya belasan, menempati kandang hingga sekolah hutan.

Mereka kini berada pada pusat rehabilitasi Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (BOS) di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah.

Dokter Yayasan BOS drh Viet menyebut, lokasi rehabilitasi tak jauh dari hutan dan lahan yang terbakar.

"Lokasi sekolah hutan memang tidak terlalu jauh dari hutan yang terbakar. Kemungkinan itu salah satu yang menyebabkan belasan orangutan mengalami ISPA," kata Viet seperti dilansir Antara.

Mengenai orangutan hasil rehabilitasi yang sudah dilepas di sejumlah hutan, Yayasan BOS belum ada menemukan ataupun mendapat informasi terpapar kabut asap. Meski begitu, pihak Yayasan BOS terus berupaya memantau hutan-hutan yang menjadi tempat pelepasliaran orangutan.

Viet mengatakan dirinya sekarang ini lebih fokus memantau dan merawat orangutan yang berada di pusat rehabilitasi. Apabila ada yang terinfeksi, maka langsung dilakukan penanganan dengan memberikan beberapa ramuan herbal dan suplemen vitamin serta lainnya.

"Kami memang ada membuat sendiri ramuan herbal dari bawang yang diberikan kepada orangutan terserang ISPA. Kan ada juga orangutan yang sempat terserang ISPA, berhasil disembuhkan. Tapi, karena ada kabut asap ini, ya kambuh lagi," kata Viet.

Baca juga artikel terkait KARHUTLA atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Zakki Amali