Menuju konten utama

Orang Tua Harus Mengenal Pribadi Anak, Introvert atau Ekstrovert?

Terdapat empat tipe kepribadian manusia antara lain, koleris, sanguinis, melankolis dan plegmatis. Anak Anda termasuk yang mana?

Orang Tua Harus Mengenal Pribadi Anak, Introvert atau Ekstrovert?
Ilustrasi Kemampuan Sosial Anak. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Komunikasi yang efektif antara anak dan orang tua dapat mendukung keberhasilan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama pandemi corona Covid-19. Agar komunikasi efektif, orang tua perlu mengenali kepribadian anak.

Menurut Psikolog Rumah Konsultasi Tiga Generasi, Saskhya Aulia Prima, orang tua memiliki peran penting untuk menumbuhkan minat dan bakat anak. Mereka perlu memahami bahwa anak adalah "orang dewasa yang masih kecil". Maka dari itu, komunikasi yang efektif sangat penting, demikian seperti dilansir Antara News.

Sementara itu, psikolog Ajeng Raviando, mengatakan orang tua mesti mengetahui, mengenal, dan memahami karakter, serta kepribadian anak agar bisa menyesuaikan diri. Sehingga dapat menciptakan kerja sama yang menyenangkan.

Lantas, bagaimana cara mengetahui kepribadian anak?

Secara umum, seperti dilansir Antara, terdapat empat tipe kepribadian manusia antara lain, koleris, sanguinis, melankolis, dan plegmatis. Biasanya seseorang akan memiliki tipe karakter yang lebih dominan.

Koleris

Koleris adalah kepribadian yang cenderung independen, tegas, tidak bertele-tele, berjiwa pemimpin, tidak suka bertele-tele, dan punya kemauan yang harus diperjuangkan. Tidak hanya itu, seorang anak yang memiliki kepribadian koleris juga tidak sungkan mengutarakan pendapat, serta berpendirian teguh. Sisi negatif kepribadian ini biasanya, cepat marah, dan susah memaafkan.

Orang tua yang memiliki anak dengan kepribadian koleris, mesti dapat mengajari agar si anak bisa lebih simpati, dan fleksibel. Apabila orang tua ingin memberikan nasihat perlu menyampaikan intinya secara langsung, tanpa harus berbelit-belit.

Sanguinis

Tipe kepribadian sanguinis cenderung menyenangkan, antusias, ramah, dan banyak bicara. Sayangnya, tipe kepribadian tersebut akan lebih mudah berubah-ubah suasana hatinya, tidak disiplin, tidak produktif, egosentris atau berpusat pada diri sendiri, dan membesar-besarkan masalah.

Pada kepribadian ini, orang tua dapat membuat poin-poin pembicaraan, dan mengajari anak agar dapat berpikir sebelum berbicara.

Plegmatis

Tipe kepribadian plegmatis cenderung, santai, tenang, bahkan tidak mempedulikan kondisi di sekililingnya. Biasanya, tipe ini lebih memilih untuk berdamai, konsisten, pendengar yang baik, rendah hati, dan tenang. Sisi negatif tipe ini, tidak tegas, suka menunda pekerjaan, egois, penakut, dan tidak punya motivasi.

Orang tua pada tipe anak dengan kepribadian plegmatis dapat mengajari anak agar tidak takut untuk mengutarakan pendapat, serta tidak malu untuk mengekspresikan diri.

Melankolis

Tipe kepribadian melankolis biasanya tekun, disiplin, berbakat, dan perfeksionis. Mereka cenderung lebih pendiam, menganalisis, dan mengumpulkan data. Akan tetapi, kepribadian ini lebih perfeksionis dan detail dalam mengerjakan sesuatu. Sehingga waktu yang dibutuhkan akan lebih lama.

Tidak hanya itu, tipe kepribadian melankolis dapat memiliki sifat pemurung, kurang bersosialisasi, egosentris, berfikir negatif, dan perasa. Orang tua perlu membimbing anak dengan kepribadian tersebut agar dapat beropini, serta menjelaskan poin pembicaraan.

Atas hal itu, psikolog Ajeng Raviando mengatakan, anak-anak yang memiliki kepribadian introvert (tertutup) biasanya memiliki kepribadian melankolis dan plegmatis. Sedangkan anak yang ekstrovert (terbuka) biasanya memiliki kepribadian sanguinis, dan koleris. Namun karakter tersebut, akan terus berkembang seiring berjalannya waktu.

Dilansir dari Healthline, introvert sendiri adalah kepribadian dengan energi yang berasal dari dalam diri bukan dari luar diri. Sedangkan extrovert adalah kepribadian dengan energi yang berasal dari luar diri, seperti teman, orang tua, maupun tempat.

Psikolog Ajeng juga menegaskan, tidak ada kepribadian yang ideal. Tiap kepribadian memiliki sisi positif, maupun negatif. Untuk itu, momen belajar di rumah dapat dimanfaatkan untuk mempererat hubungan antara anak dan orang tua.

Baca juga artikel terkait KEPRIBADIAN ANAK atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ega Krisnawati
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Alexander Haryanto