Menuju konten utama

Orang Tua dan ABC itu Bersaudara

Chandra Djojonegoro adalah pelopor dari grup usaha Orang Tua dan ABC. Semuanya berkat anggur cap Orang Tua dan baterai ABC. Sebelum keluarganya bisnis makanan.

Orang Tua dan ABC itu Bersaudara
Brand Manager Teh Gelas Antonius Haliman, Managing Director Teh Gelas Sandy Alya dan Head of Corporate And Marketing Communication OT Harianus Zebua berbincang di sela-sela penyerahan hadiah Lomba Gapura Hias Teh Gelas Go Green, di Jakarta, Kamis (31/8/2017). ANTARA FOTO/HO/Eko S

tirto.id - Brand "Orang Tua" terkenal dengan anggur kolesom alias anggur herbalnya. Anggur kolesom cap Orang Tua ini kerap disingkat sebagai AO. Anggur ini tak dikenal sebagai anggur untuk mabuk, melainkan untuk obat.

“Tak bisa dimungkiri, anggur kolesom memang mengandung bahan-bahan tertentu yang bermanfaat bagi tubuh, seperti vitamin, enzim, atau mineral. Lihat, misalnya anggur (yang mengandung) kolesom Cap Orang Tua. Selain berkomposisikan gula pasir, karamel, spirit anggur, air, dan ekstrak kolesom yang merupakan hasil fermentasi anggur, ia juga mengandung vitamin BI, B2, B3, B5, biotin, asam klorida, serta mineral (kalium, magnesium, dan natrium),” tulis majalah Ummat Volume 3, Masalah 32-40 (1998:76).

Minuman beralkohol ini dapat dengan mudah ditemui di hampir seluruh lapak-lapak minuman dan kios-kios jamu tradisional. Boleh dibilang untuk segmen bawah, anggur Tjap Orang Tua praktis tak memiliki pesaing. Warta Ekonomi Volume 19, Masalah 7-13 (2007:14) menyebut, “merek anggur cap Orang Tua masih paling populer".

Sepertinya namanya, Orang Tua, anggur ini bukan anggur kemarin sore. Menurut catatan Warta Ekonomi, Anggur ini sudah dijual Chu Sam Yak dan Chu Sok Sam di Medan sejak 1948, dalam kemasan botol, di tengah kacaunya dunia bisnis karena perang. Tahun 1950, mereka hijrah ke Semarang. Setelah berkongsi dengan Lim Kok Liang, Lim Tong Chai, dan Lim Mia Chuan untuk memproduksi anggur cap Orang Tua di bawah bendera NV Handel Maatchappiij May Lian & Co di Semarang.

Bisnis Chu Sam Yak, yang belakangan dikenal sebagai Chandra Djojonegoro, kemudian tak hanya anggur herbal saja. Akhir era 1950an, Chandra yang mustahil jadi pengusaha enak Program Benteng, tak dikenal sebagai pengusaha tukang impor.

Dia dikenal dengan industrinya. Setelah Anggur cap Orang Tua, Chandra membangun lagi industri baterai. Produk baterai buatan Chandra tak kalah legendaris dengan anggurnya. Orang-orang Indonesia sangat mengenal baterai ABC dengan ciri khas warna biru-putih itu.

Industri baterai keluarga Djojonegoro di mulai di Medan pada 1959. Chandra mendirikan PT Every Bright Battery Factory. Di bisnis baterai, keluarga Djojonegoro tak hanya punya Every Bright. Dalam perkembangannya, keluarga ini juga memiliki PT Hari Terang Metal Co. Ltd di Surabaya; PT International Chemical Co. Ltd di Jakarta; PT FDK Intercallin (patungan dengan Fuji Electrochemical Co. Ltd) dan Alpha Industries Co. Ltd.

Anak Chandra yang bernama Chu Kok Seng alias Husain Djojonegoro pernah menempa diri di salah satu perusahaan baterai itu, di PT International Chemical Industrial Co. Ltd—yang berdiri pada 1948. Husain yang pernah jadi salesman pabrik sandal Sekartaji dan mengaku ogah-ogahan bersekolah, langsung ditempatkan direktur.

Dalam buku Apa dan Siapa Sejumlah orang Indonesia 1985-1986 (1986:197), Husain bercerita tentang sejarah ABC. Husain ingat bagaimana para pendiri ABC itu bingung merek apa yang harus diberikan pada baterai yang akan diproduksinya. Mereka ingin nama yang mudah diingat masyarakat di pasaran. Berapa opsi nama mereka keluarkan. Dari berbagai nama itu, ABC kemudian dipilih.

ABC akhirnya merajai pasar nasional. Menyaingi baterai ABC di pasaran Indonesia adalah sulit bagi perusahaan asing. Sebelum tahun 1990an, baterai sangat dibutuhkan masyarakat. Kebanyakan sebagai tenaga lampu senter atau radio. Kala itu banyak daerah luar Jakarta belum teraliri listrik. Jadi Baterai ABC pun jadi pelopor penerangan, meski ala kadarnya.

Saat ini sangat jarang orang Indonesia yang jalan-jalan di malam hari sambil membawa senter. Sebelum 1990an itu pemandangan biasa. Selain itu, baterai ABC ikut membantu orang Indonesia untuk memperoleh berita dari Radio Republik Indonesia (RRI) atau sekedar mendengar lagu-lagu pop atau dangdut.

Thomas Liem Tjoe dalam Ilmu Bisnis Tionghoa (2008:36) menyebut “ABC adalah market leader yang mengontrol 65 persen pasar, baik alkalin maupun baterai biasa.” Tak jauh beda, Frans M Royan dalam Market Intellegence: Mengaplikasikan Spionase Pada Pemasaran Masa Kini (2005:51) menyebut “sejak awal tahun 1980an hingga kini (2005) ABC tercatat sebagai pemimpin pasar yang menguasai pangsa pasar sekitar 68 persen di jenis zinc carbon, belum lagi dengan Alkaline, market sharenya bertambah menjadi 92 persen.”

Menurut pengakuan Husain, dalam Apa dan Siapa, Husain sudah berkali-kali mencoba mengekspornya. Namun, ekspor bukan hal yang mudah. “Di luar negeri ternyata harus bersaing harga dengan produksi Taiwan, Hong Kong, dan Korea," aku Husain. Menurut Husain, di tahun 1980-an, negara-negara itu sudah membebaskan bea masuk bahan baku pembuatan baterai, sehingga bisa menekan biaya produksi.

infografik orang tua abc

Ketika banyak perusahaan kurang intens untuk urusan pasang iklan, maka Husain sudah melakukannya. Tak hanya di media, setidaknya tiang penopang baliho berbentuk baterai ABC cukup banyak jumlahnya. ABC hendak diresapkan ke otak masyarakat. Lewat baterai ABC dan iklan-iklannya.

Nama ABC pun seperti yang diinginkan keluarga itu, dikenal masyarakat luas. Brand ABC, menurut Thomas Liem Tjoe, kemudian dipakai untuk produk lain yang dikembangkan perusahaan-perusahaan Djojonegoro. Termasuk untuk produk-produk makanan.

Setidaknya masyarakat mengenal kecap, sirup dan saus dengan merek ABC. Itu masih punya keluarga Djojonegoro. Pabriknya ada di Medan, Jakarta, dan Surabaya. Jika dulu baterainya ikut menerangi dan menghibur masyarakat Indonesia, belakangan ABC pun mengenyangkan dan memanjakan lidah orang Indonesia.

Seperti ABC yang berkembang jadi grup usaha baterai dan makanan, Orang Tua pun jauh beda. Orang Tua yang dijalankan Hamid Djojonegoro, masih saudara kandung Husain. Orang Tua yang semula punya pabrik di Semarang, juga bikin pabrik di Jakarta.

Belakangan Orang Tua tak hanya bikin anggur kolesom saja. Tahun 1984, menurut situsweb perusahaan, Orang Tua memutuskan berbisnis barang kebutuhan konsumen. Di bawah Orang Tua ada sikat dan pasta gigi Formula. Selain urusan gigi, makanan juga diproduksi. Jenisnya adalah wafer, biskuit, coklat, permen, jelly juga kacang.

Wafer Tango dari Orang Tua cukup dikenal masyarakat. Minuman kesehatan untuk perempuan Kiranti, juga produk Orang Tua. Minuman kemasan lainnya adalah: Teh Gelas, yang manis rasa dan pasarannya cukup digemari anak-anak. Urusan air mineral, Orang Tua punya Crystalline.

Baca juga artikel terkait SEJARAH PERUSAHAAN atau tulisan lainnya dari Petrik Matanasi

tirto.id - Marketing
Reporter: Petrik Matanasi
Penulis: Petrik Matanasi
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti