Menuju konten utama
Bill Russell

Orang Kulit Hitam yang Mengubah Wajah NBA

Bill Russell adalah orang kulit hitam yang mengubah wajah NBA. Dia juga dianggap salah satu pemain terbaik dalam sejarah.

Bill Russell, kiri, bintang Boston Celtics diberi ucapan selamat oleh pelatih Arnold "Red" Auerbach setelah mencetak poinnya yang ke 10.000 dalam pertandingan NBA melawan Baltimore Bullets di Boston Garden pada 12 Desember 1964. Foto AP/Bill Chaplis

tirto.id - Boston Celtics selalu gagal mengangkat trofi NBA (National Basketball Association) sejak berdiri pada 1946 sampai satu dekade berikutnya. Namun kehadiran satu orang bernama Bill Russell di tahun 1957 mengubah sejarah tersebut. Tidak tanggung-tanggung, selama 13 musim, Russell membawa tim tersebut juara 11 kali.

Nama lengkapnya William Felton Russell. Ia lahir di kota Monroe, Louisiana, Amerika Serikat pada 8 Juli 1934. Dia lahir dari pasangan kulit hitam Charles dan Katie (King) Russell.

Seperti kebanyakan orang kulit hitam lain yang hidup di antara masa Perang Dunia I dan II, Russell sekeluarga hidup melarat. Mengutip buku Bill Russell: A Biography (2005), ayah Russell bekerja sebagai buruh di pabrik pembuatan kantong kertas, sedangkan ibunya sebagai pelayan keluarga kulit putih. Dua pekerjaan itu sangat umum bagi orang kulit hitam--yang kala itu, karena dianggap ras rendah, tidak bisa mengenyam pendidikan tinggi.

Russell muda sendiri awalnya adalah anak biasa-biasa saja. Dia tidak begitu pintar dalam pelajaran. Badannya memang tinggi. Saat di kelas 11, dia sudah menjulang 188 cm. Rentang tangannya juga panjang. Tapi dia masih seorang medioker. Keahlian, pengalaman, dan fisiknya di bawah standar. “Aku sangat kurus,” kata Russell.

Nasibnya berubah ketika masuk SMA McClymonds. Ia bertemu pelatih George Powles. Powles, yang percaya Russell punya talenta bermain basket, mengajarinya banyak hal, mulai dari aturan bermain hingga bagaimana bisa menjadi pemain tengah (center) yang agresif.

“Untuk pertama kalinya dalam hidup, aku berinteraksi dengan orang kulit putih yang terus terang, yang bicara banyak hal, yang bicara kepada kita apa adanya," kenang Russell. “Aku berutang sangat banyak padanya.”

Keahlian Russell meningkat dan dia menarik mata Hal DeJulio, seorang pencari bakat dari Universitas San Francisco (USF). Bagi DeJulio, Russell memang tidak punya kemampuan mencetak angka yang istimewa, tetapi tetap menonjol karena amat lincah.

Karier Russell cemerlang di bawah asuhan pelatih Phil Woolpert. Dua tahun berturut-turut (1955 dan 1956) Russell membawa USF menjadi juara liga universitas (NCAA). Dia juga menjadi perwakilan AS dalam Olimpiade Australia 1956.

Kepiawaian Russell kemudian menarik minat Abe Saperstein, pelatih Harlem Globetrotters, kelompok basket yang tujuannya menghibur dengan memasukkan unsur sirkus dan komedi. Nilai kontrak yang ditawarkan sebesar 50 ribu dolar AS, angka yang terlalu besar untuk tidak dipertimbangkan.

Tapi semua tidak berjalan mulus. Russell merasa tidak dihargai ketika bertemu Saperstein di sebuah hotel. Tidak hanya itu, nilai kontrak ternyata turun menjadi 17 ribu dolar AS.

Saperstein baru menaikkan angka itu menjadi 30 ribu dolar AS setelah Russell bermain di Olimpiade. Tapi itu tak mengubah apa-apa. Tekad Russell sudah bulat untuk masuk ke kompetisi sesungguhnya: NBA.

Dalam hal ini Russell harus berterima kasih kepada Bill Reindhart, pelatih di liga universitas ketika USF menang 55 kali. Dialah yang memperkenalkannya dengan pelatih Boston Celtics Red Auerbach. Reindhart meyakinkannya bahwa Russell akan menjadi kunci kemenangan Celtics.

“Aku sudah melihat orang yang akan memberikanmu gelar juara. Kau harus mendapatkan dia,” kata Reindhart seperti dikutip dalam buku Let Me Tell You a Story: A Lifetime in the Game (2004).

Tak butuh waktu lama bagi Auerbach untuk menyadari bahwa keahlian Russell di bawah keranjang memang akan mampu menambal lubang pada timnya. Ia akhirnya mendapatkan pemain yang diinginkan dengan menukar pemain tengah Ed Macauley dan pemain depan Cliff Hagan ke St. Louis Hawks.

Penukaran Russell dengan Macauley-Hagan di kemudian hari dianggap salah satu trade fenomenal dalam sejarah.

Setelah itu Hawks dan Celtics bertemu dalam laga final NBA. Macauley dan Hagan menang pada 1958, tapi di 1957, 1960, dan 1961 Celtics berhasil melibas Hawks, tentu dengan Russell sebagai bintangnya.

Infografik Bill Rusell

Infografik Bill Rusell. tirto.id/Ecun

Sisanya adalah sejarah. Celtics berhasil mencatatkan diri sebagai juara NBA 11 kali. Lebih fenomenal karena Russell-lah aktor sentralnya--dengan lima penghargaan Most Valuable Player (MVP).

Pada masa itu orang kulit hitam masuk ke NBA adalah sesuatu yang luar biasa. NBA masih didominasi orang-orang kulit putih dan sebagian yang lain ingin situasi itu bertahan. Dia membuktikan bahwa faktor utama bukanlah warna kulit, tapi kemampuan di atas lapangan.

Kontribusinya di dalam dan di luar lapangan membuatnya menjadi ikon perlawanan terhadap ketidakadilan rasial di AS. Pada 2011 lalu Barack Obama, Presiden AS saat itu, menganugerahinya Presidential Medal of Freedom. Obama mengatakan Russell adalah “seseorang yang membela hak dan martabat semua orang.”

Bill Russell, tokoh penting yang mengantarkan Celtics mencapai masa kejayaan, mengembuskan napas terakhir pada 31 Juli 2022 di umur 88 tahun.

Baca juga artikel terkait BOLA BASKET atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Olahraga
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Rio Apinino