Menuju konten utama

OJK: Pasar Saham dan Kurs Rupiah Melemah Tipis pada Februari 2019

OJK mencatat kinerja pasar saham dan kurs rupiah melemah tipis pada Februari 2019, masing-masing 1,37 persen dan 0,64 persen (mtm).

OJK: Pasar Saham dan Kurs Rupiah Melemah Tipis pada Februari 2019
Logo OJK. FOTO/ojk.go.id

tirto.id - Rapat Dewan Komisioner (RDK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas dan likuiditas sektor jasa keuangan dalam kondisi terjaga. Kinerja intermediasi dan profil risiko lembaga jasa keuangan pada Februari 2019 juga stabil.

Meskipun demikian, Deputi Komisioner Stabilitas Sistem Keuangan OJK Yohanes Santoso Wibowo menyatakan pasar saham dan kurs rupiah melempah tipis pada Februari 2019 karena sentimen global.

"Sejalan dengan perkembangan di pasar keuangan global, pasar saham dan nilai tukar rupiah pada Februari melemah tipis, masing-masing 1,37 persen dan 0,64 persen (mtm) dengan investor nonresiden membukukan net sell di pasar saham sebesar Rp3,4 triliun," kata Santoso di Gedung OJK, Jakarta Pusat, Kamis (28/3/2019).

Dia menjelaskan sentimen global itu antara lain adalah perlambatan perekonomian dunia yang diikuti kebijakan moneter negara-negara utama yang lebih longgar (dovish).

Menurut Santoso, indikator perekonomian AS, Eropa, Jepang dan Tiongkok belakangan cenderung di bawah ekspektasi sehingga mendorong penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2019.

Perkembangan itu mendorong The Fed memutuskan tidak menaikkan Federal Funds Rate (suku bunga acuan AS) pada 2019 dan menyetop program normalisasi neraca mulai September tahun ini.

Santoso mencatat Bank Sentral Eropa dan Jepang juga tetap mempertahankan kebijakan suku bunganya serta berkomitmen menyediakan likuiditas bagi pasar. Sementara Cina berencana memberikan insentif moneter, yakni pelonggaran suku bunga dan rasio Giro Wajib Minimum, serta menurunkan pajak.

Kondisi itu, kata Santoso, mendorong arus modal masuk ke emerging market, seperti Indonesia terus berlangsung, khususnya melalui pasar surat utang, dan meningkatkan likuiditas di pasar keuangan.

"Secara year to date, IHSG masih meningkat 4,02 persen dengan investor nonresiden membukukan net buy sebesar Rp10,5 triliun," ujar Santoso.

Secara sektoral, kontributor terbesar terhadap penurunan IHSG pada Februari 2019 berasal dari sektor aneka industri dan pertanian.

"Sementara, pasar SBN menguat dengan yield rata-rata di Februari turun 26,7 bps. Investor di pasar SBN tercatat membukukan net buy Rp32,8 triliun, pada Februari," jelas dia.

Baca juga artikel terkait KURS RUPIAH atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Addi M Idhom