Menuju konten utama

Oedipus dan Electra Complex: Kecemburuan Anak Terhadap Orang Tua

Apa yang dimaksud dengan Oedipus Complex dan Electra Complex, berikut penjelasannya. 

Oedipus dan Electra Complex: Kecemburuan Anak Terhadap Orang Tua
Ilustrasi ibu dan anak. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Istilah Oedipus Complex mulai dikenalkan oleh seorang peneliti bernama Sigmund Freud pada tahun 1899. Istilah Oedipus Complex berasal dari karakter sebuah drama Sophocles, yang mana Oedipus Rex membunuh ayahnya dan akhirnya menikah dengan sang ibu.

Dalam teori tahapan perkembangan psikoseksual, istilah ini menggambarkan perasaan ketertarikan seorang anak laki-laki terhadap orang tua lawan jenis mereka. Dalam hal ini, anak laki-laki cenderung akan cemburu terhadap ayah mereka.

Dalam konsep kontroversial, anak akan memandang orang tua sesama jenis sebagai saingannya untuk mendapatkan perhatian sang ibu. Oedipus Complex biasanya terjadi pada tahap perkembangan Phallic, yaitu usia 3 hingga 6 tahun.

Anak-anak juga akan merasakan kecemasan. Untuk menghilangkan kecemasan ini, biasanya mereka akan mengidentifikasikan diri mereka dengan sang ayah. Mereka akan mengadopsi sikap, karakteristik atau pun nilai-nilai yang dilakukan oleh sang ayah.

Oedipus Complex sendiri memiliki gejala-gejala awal seperti:

  • Anak bersikap posesif terhadap sang ibu dan meminta sang ayah untuk tidak menyentuhnya;
  • Meminta untuk tidur di antara orang tuanya;
  • Anak akan berharap dan senang jika orang tua lawan jenisnya tidak berada di rumah supaya ia dapat menggantikan peran orang tua tersebut.

Electra Complex

Hampir sama dengan Oedipus Complex, namun Electra Complex dialami oleh anak perempuan berusia 3 hingga 6 tahun, yang memiliki ketertarikan dengan sang ayah dan tidak menyukai atau cemburu terhadap sang ibu.

Konsep Electra Complex pertama kali digagas oleh Carl Jung pada tahun 1913. Ia merupakan salah seorang psikoanalisis. Istilah Electra Complex berasal dari kepercayaan Yunani, Electra dan saudara laki-lakinya Orestes yang merencanakan pembunuhan terhadap ibu mereka. Hal ini dilakukan karena keinginan balas dendam atas kematian sang ayah.

Electra Complex dapat terjadi karena saat proses perkembangan anak, dimana ia menyadari bahwa memiliki bentuk tubuh yang berbeda dengan sang ayah. Ia pun akhirnya menyalahkan sang ibu dan menjadi semakin dekat dengan sang ayah.

Namun, saat ia menyadari tidak ingin kehilangan perhatian sang ibu, ia akan meniru apa yang ibu mereka lakukan. Anak dengan Electra Complex biasanya akan memiliki keinginan untuk menikah dengan sang ayah saat ia telah dewasa.

Meskipun istilah Oedipus dan Electra Complex telah dikenal lama, namun keberadaan teori ini tidak dapat diterima dalam psikologi saat ini. Sebab, teori tersebut dinilai memiliki sedikit data pendukung.

Dalam sebuah paper tahun 2015, gagasan Freud tentang perkembangan psikoseksual juga dikritik karena dianggap sudah kuno dan ketinggalan zaman. Selain itu, dalam teori ini mereka mengandalkan peran gender pada masa lampau.

Para penggiat kesetaraan gender juga menyampaikan bahwa untuk dapat berkembang dengan baik, maka anak-anak akan membutuhkan sosok ayah dan ibu.

Baca juga artikel terkait PARENTING atau tulisan lainnya dari Endah Murniaseh

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Endah Murniaseh
Penulis: Endah Murniaseh
Editor: Alexander Haryanto