Menuju konten utama

Obyek Wisata Taman Nasional Gunung Merapi Kembali Ditutup

Kawasan wisata alam di area Taman Nasional Gunung Merapi kembali ditutup pada hari ini.

Obyek Wisata Taman Nasional Gunung Merapi Kembali Ditutup
Asap mengepul dari hutan yang terbakar di lereng Gunung Merapi, terlihat dari wilayah Jrakah, Selo, Boyolali, Jumat (1/6/2018). ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho.

tirto.id - Obyek wisata alam di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) kembali ditutup usai Gunung Merapi meletus dengan durasi 2 menit dan tinggi kolom letusan 6000 meter pada pukul 08.20 WIB, Jumat (1/6/2018).

Siaran resmi Balai TNGM mengumumkan penutupan itu beberapa jam usai erupsi Merapi. Obyek wisata alam di TNGM yang ditutup mencakup kawasan Jurang Jero, Tlogo Muncar, Tlogo Nirmolo, Kalikuning Park, Pluyon, Deles dan jalur pendakian Selo serta Sapuangin.

Sebenarnya obyek wisata alam TNGM baru saja kembali dibuka pada Kamis kemarin (31/5/2018). Pembukaan itu dilakukan setelah obyek wisata tersebut ditutup sejak 22 Mei 2018. Saat itu, tepat sehari setelah Merapi meletus freatik 3 kali sehari dan statusnya naik menjadi Waspada.

Balai TNGM juga mencatat, dalam siaran resminya, bahwa ditemukan 5 titik api di wilayah Taman Nasional usai erupsi Merapi. Dua titik api muncul di hutan wilayah TNGM bagian barat laut, tepatnya di Dusun Stabelan, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Tiga titik api lain ada di wilayah TNGM bagian selatan-tenggara.

Balai TNGM memastikan titik api itu muncul akibat material jatuhan (balistik) erupsi Merapi hari ini. Titik api itu sudah padam sejak pukul 13.00 WIB, Jumat siang. Namun, belum ada data luasan vegetasi yang terbakar tercatat oleh TNGM. Kesimpulan ini dibenarkan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

Meskipun sempat ada titik api muncul, Balai TNGM memastikan tidak menemukan ada pergerakan satwa di wilayah taman nasional itu yang turun dari gunung.

Sampai Jumat sore, pukul 17.00 WIB, berdasar citra satelit rilisan akun twitter resmi BPPTKG, abu vulkanik letusan Merapi bergerak ke arah Timur Laut-Tenggara-Selatan. Konsentrasi debu vulkanik itu diperkirakan semakin berkurang. Sedangkan wilayah permukiman yang berpotensi terdampak sebaran abu antara lain, Semarang bagian timur dan Kudus, Jawa Tengah.

PT Angkasa Pura I (Persero) juga telah mengumumkan penutupan operasional Bandara Internasional Adi Soemarmo, Solo selama 3 jam, yakni pukul 15:30-18:30 WIB, pada Jumat sore. Di hari yang sama, Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang juga mengalami penutupan selama tiga jam, pada pukul 15:30-18:30 WIB.

Penutupan itu karena dampak sebaran abu vulkanik hasil letusan Gunung Merapi hari ini. Corporate Secretary PT Angkasa Pura I, Israwadi menyatakan penutupan sementara dilakukan setelah terbit NOTAM B3949/18 dan B3951/18.

“Keputusan penerbitan NOTAM penutupan bandara oleh AirNav itu dilakukan setelah hasil paper test airside di kedua bandara dinyatakan positif mengandung debu vulkanik dan berpotensi mempengaruhi keselamatan operasional penerbangan,” kata Israwadi dalam keterangan resminya yang diterima Tirto.

Penutupan sementara 2 bandara di Jawa Tengah tersebut berdampak terhadap 27 penerbangan. Masing-masing 15 penerbangan di Bandara Semarang dan 12 di Bandara Solo.

Baca juga artikel terkait GUNUNG MERAPI atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom