Menuju konten utama

Observasi Perkembangan Perangkat Orisinal

Sempat dicap sebagai produk murahan, OPPO tak butuh waktu lama mematahkan anggapan itu.

Observasi Perkembangan Perangkat Orisinal
Foto produk OPPO 5G. FOTO/dok. OPPO Indonesia

tirto.id - “Inovasi bergantung pada pembelajaran satu manusia terhadap manusia lainnya,” terang ahli evolusi biologis Joe Henrich dari University of British Columbia. Sejarah menunjukkan bahwa penemuan baru selalu memperbaiki yang sebelumnya, dengan kata lain, inovasi tak akan berhenti selama kehidupan masih ada. Semua hal perlu “disempurnakan” untuk memenuhi tuntutan zaman dan kebutuhan manusia, tak terkecuali dalam bidang seni dan teknologi.

“[…] saat ini, seni dan teknologi telah melebur dalam bentuk berbagai benda, elemen, peranti, metode, dan sebagainya. Teknologi telah menjelma menjadi desain, style yang tak lagi semata-mata fungsi. Ia menjadi lebih personal, individual yang mampu memperhatikan, menjawab kebutuhan […],” ungkap kritikus seni rupa Stanislaus Yangni dalam Matajendela volume XI nomor 4/2016.

Sinergi antara seni dan teknologi kemudian menghasilkan inovasi mengagumkan yang, salah satunya, dapat ditemukan pada ponsel pintar keluaran OPPO. Inilah perpaduan teknologi dan style yang menjawab kebutuhan penggunanya. Ketika memasuki pasar global pada 2011, perusahaan asal Dongguan, Guangdong, Cina, ini memang dicibir. Produknya dicap murahan. Namun OPPO tak butuh waktu lama untuk mematahkan anggapan itu. Dari yang semula tak diperhitungkan, ia mampu menjual 50 juta unit smartphone dan masuk daftar 5 besar merek top global tahun 2015.

Merajut Seni & Teknologi, Menciptakan Inovasi

Ponsel bukan lagi sekadar alat komunikasi. Ia menjadi kebutuhan primer dengan teknologi yang terus diperbarui, salah satunya, inovasi pada kamera depan maupun belakang yang tak ada ujungnya.

Pada 2009, OPPO menegaskan posisinya di pasar ponsel premium dengen meluncurkan seri P51, ponsel pertama di dunia yang dilengkapi dengan kamera HD 5 megapiksel sekaligus filter LOMOgrafi yang tengah menjadi tren. Saat itu, standar resolusi kamera pada ponsel premium memang sempat bertahan di angka 5 megapiksel selama beberapa tahun.

Sementara teknologi kamera depan yang semula dihadirkan untuk kebutuhan video call kemudian berkembang seiring dengan munculnya tren swafoto. Istilah “selfie”, menurut Google Trends, mulai naik pada akhir 2012 dan meroket di pertengahan 2014—93 miliar foto selfie diambil dari smartphone Android saban hari. Merespons fenomena ini, OPPO menghadirkan Ulike 2—masuk ke Indonesia dengan nama Find Way—yang merupakan ponsel pintar pertama dengan fitur percantik wajah (beautify) demi swafoto berkualitas, baik untuk keperluan foto profil maupun dibagikan ke media sosial (kala itu, Facebook, Instagram, dan Snapchat mulai memiliki penggemarnya masing-masing). Pengembangan kamera depan OPPO pun dimulai sejak Find Way dirilis.

Tahun 2013, saat kebanyakan smartphone masih mengandalkan kamera model standar dengan video kualitas HD, N1 muncul dengan teknologi kamera depan berputar pertama di dunia. Masih di tahun yang sama, OPPO mendobrak standar fotografi smartphone dengan peluncuran Find 5 yang mendukung perekaman video HDR. Adapun kamera ponsel flagship Find 7 yang beresolusi 50 megapiksel mampu menghasilkan gambar berkualitas setara kamera profesional.

Pada tahun-tahun berikutnya, vendor ponsel pintar terus berlomba memperbarui teknologi kamera. Apalagi pengguna kian tak bisa dipisahkan dari media sosial. OPPO pun memperbarui teknologi kamera putar N series lewat seri N3. Kamera putar motorik pertama di dunia ini mampu berotasi hingga 206° untuk memenuhi kebutuhan swafoto, foto panorama, hingga video pendek. Tahun 2014, diluncurkan pula sistem pengisian daya ulang cepat yang menembus standar industri ponsel pintar, VOOC Flash Charge. OPPO bahkan memikirkan fitur ini saat kompetitornya masih sibuk dengan teknologi kamera.

Pada 2015, OPPO meluncurkan seri F1 Plus di tengah menjamurnya konten vlog. Data Youtube Indonesia menyebutkan bahwa penontonnya bertumbuh 130% dari tahun sebelumnya. Perangkat ini mendukung pengguna menciptakan konten video dengan kamera depan maupun belakang yang mumpuni. Di bagian depan terdapat kamera 16 megapiksel, sementara resolusi kamera belakang 13 megapiksel lengkap dengan bukaan f/2.2, LED Flash, dan HDR.

F1 Plus juga memiliki fitur Beautify 4.0. Fitur selfie panorama dengan sudut lebar mencapai 120° pun dihadirkan untuk merespons tren swafoto yang berkembang menjadi grup selfie. Penjualan F1 Plus sukses besar. Sejak diluncurkan pada 17 Maret hingga 16 Juni 2016, perangkat ini terjual 7 juta unit (dengan kata lain, tiap 1,1 detik terjual 1 unit F1 Plus).

“Akar kekuatan OPPO adalah sesuatu yang lebih fundamental,” ungkap Alen Wu, Vice President OPPO, seperti dirangkum Tirto. Selain kampanye yang efektif dan hubungan kuat dengan distributor, kunci kesuksesannya terletak pada kualitas perangkat.

Tahun 2017, muncul tren teknologi kamera ganda yang disematkan pada beragam ponsel pintar premium untuk menghasilkan efek bokeh maupun zoom, salah satunya seri F3 Plus yang mengusung dual selfie camera 16 dan 8 megapiksel serta kamera belakang yang dilengkapi sensor Sony IMX398 dengan teknologi Dual PDAF (Phase Detection Autofocus) yang membuat hasil foto lebih tajam.

Di masa kini, ponsel menjadi bagian dari gaya hidup. OPPO merayakannya dengan menghadirkan desain mewah pada seri Find X. Jargon “Future Flagship” menandai kehadiran ponsel premium seharga belasan juta rupiah ini. Untuk pertama kalinya, OPPO mengusung konsep layar dual-edge-curved alias melengkung pada kedua sisi ponsel dan kamera pop-up otomatis (motorized) yang proses buka-tutupnya hanya memakan waktu 0.5 detik. Teknologi ini lagi-lagi yang pertama di industri smartphone global—salah satu inovasi OPPO di tengah jajaran ponsel premium yang cenderung monoton.

Infografik Advertorial OPPO Mild

Infografik Advertorial Perjalanan Inovasi OPPO. tirto.id/Mojo

Awal 2019, seri R17 Pro diluncurkan sebagai pembuka R series—perangkat premium untuk pengguna dengan mobilitas tinggi, mereka yang sehari-hari butuh perangkat andal, juga kamera yang fleksibel dipakai siang dan malam. “R series dapat dikatakan perangkat yang seimbang apabila ditinjau secara keseluruhan, baik pada kamera, teknologi, maupun desain sama-sama berimbang,” ujar Aryo Meidianto, PR Manager OPPO Indonesia.

Lewat R17 Pro, Oppo menanggalkan stigma “Selfie Expert” dan tampil percaya diri dengan jargon “Sieze the Night”. Pada bagian punggung, terdapat kamera bersensor 12 megapiksel dengan penstabil gambar (OIS), kamera 20 megapiksel untuk efek buram pada latar foto, dan kamera 3D ToF yang memberi efek realitas ganda. Dengan dukungan teknologi R17, kualitas foto maupun video tetap maksimal walaupun diambil pada malam hari atau di ruangan minim cahaya.

Tahun ini boleh dibilang merupakan “tahun dokumentasi”, alias tiada hari tanpa mengunggah konten di Instagram, Twitter, Youtube, maupun Facebook. Karena itu, kualitas kamera menjadi begitu penting. Alih-alih foto, kini bahkan banyak orang lebih senang mengabadikan momen dengan video. Youtube sendiri makin ramai dengan beragam konten berdurasi pendek maupun panjang.

Maka, tak heran, pertengahan 2019, Reno 10x Zoom menyapa orang-orang yang berjiwa muda, dinamis, dan kreatif. Seri ini mendobrak batasan pada teknologi kamera dan desain smartphone lewat 3 kamera belakang—48 megapiksel ultra-clear HD; 13 megapiksel dengan kemampuan zoom 10x (telephoto); dan 8 megapiksel untuk sudut pandang mencapai 120° (ultra-wide)—didukung pula dengan fitur VOOC 3.0 Flash Charge.

Inovasi tahun ini ditutup dengan kehadiran Reno2 yang dibekali 4 kamera: Ultra-Clear 48 megapiksel dengan sensor Sony IMX586 dan aperture f/1.7; sensor wide-angle 116° berukuran 8 megapiksel; lensa tele 13 megapiksel dengan aperture f/2.4 yang punya kemampuan 20x zoom; dan sensor monochrome 2 megapiksel. Istimewanya, Reno2 memiliki sistem penstabil gambar optik, EIS (Electronic Image Stabilization), dan Ultra Steady Video yang membuat video tak hanya stabil tapi juga jernih.

Dengan Reno2, membuat video bukan lagi perkara sulit. Ponsel kamera ini memanjakan pengguna media sosial, sineas, fotografer, jurnalis, hingga vlogger, dengan kata lain bisa dipakai untuk sekadar membuat konten media sosial hingga kebutuhan profesional.

Jika mengikuti perjalanannya menggarap pasar ponsel, OPPO selalu konsisten merajut seni dan teknologi dalam menciptakan inovasi. Publik tahu, bukan hanya teknologi yang menjadi perhatiannya. Estetika perangkat—model, ukuran, warna—bahkan didesain sedemikian rupa sehingga selain tampil cantik, juga nyaman digunakan. Contoh terbaru adalah desain punggung Reno2 yang terinspirasi dari keindahan alam dibalut dengan teknik manufaktur canggih.

Mesin pertumbuhan OPPO adalah fokus pada produk. Ia tak pernah sembarangan berinovasi. Mengeksplorasi ponsel pintar untuk memenuhi kebutuhan individu dari waktu ke waktu bukanlah hal mudah. Karena itu, OPPO bakal terus berkembang laiknya perkawinan antara seni dan teknologi yang tak berhenti melahirkan sesuatu yang baru—kejutan yang selalu ditunggu-tunggu.

(JEDA)

Penulis: Tim Media Servis