Menuju konten utama

NXIVM: Sekte Seks yang Menggunakan Pendekatan ala MLM

Lahir sebagai organisasi yang menjanjikan pengembangan karakter, NXIVM justru jadi kelompok kejahatan seksual. Menggunakan pendekatan ala MLM untuk merekrut anggota.

NXIVM: Sekte Seks yang Menggunakan Pendekatan ala MLM
ilustrasi seseorang sedang berdoa. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Keith Raniere percaya bahwa setiap masalah━sesulit apapun itu━pasti ada jalan keluarnya. Ia juga meyakini bahwa dunia tidak seburuk yang digembar-gemborkan banyak orang. Dalam kepalanya, dunia tetaplah tempat terindah dan sudah semestinya orang-orang mensyukurinya.

Agar visinya terwujud, Raniere, bersama seorang kawannya, Nancy Salzman, pada 1998, mendirikan kelompok swadaya bernama NXIVM━dibaca “Nexium.” Lewat komunitas ini, Raniere, yang mengklaim dirinya sebagai filsuf Zaman Baru (New Age) dan terinspirasi pemikiran Ayn Rand, novelis-filsuf penulis The Fountainhead (1943), menjanjikan pengembangan karakter, baik pribadi maupun profesional, dengan menghilangkan hambatan psikologis serta emosional kepada sekitar 16 ribu anggotanya.

Dua dekade kemudian, ironisnya, Raniere justru menjadi pesakitan. Pengadilan menuduhnya terlibat dalam berbagai aksi kriminal: perdagangan seks, pemerasan, kerja paksa, dan, yang paling miris, pornografi anak. Atas nama spiritualisme, Raniere melakukan hal yang membuat orang-orang merasa jijik dan mengutuknya keras-keras.

Menghamba Pada Tuan

Raniere selalu menganggap dirinya istimewa. Ketika usianya masih setahun, misalnya, ia mengaku sudah bisa bicara dengan lancar. Tak hanya itu, ia juga mengungkapkan dapat menguasai piano secara otodidak saat umurnya 12 tahun.

Di balik segala klaim keistimewaan itu, masa kecil Raniere sebenarnya bisa dikata tak ideal. Ibunya sakit-sakitan, ayahnya merupakan seorang yang temperamen, dan ia diharuskan menjadi kepala keluarga sebelum waktunya━tiga hal yang mendorong Raniere untuk mendirikan NXIVM.

Raniere menamatkan studinya di Rensselaer Polytechnic Institute, New York, dengan tiga jurusan sekaligus: biologi, matematika, dan fisika. Cita-citanya adalah menjadi akademisi, namun justru berkarier di bidang pemasaran.

Sepak terjang pertamanya yaitu mendirikan Consumer Buyline, perusahaan yang menjual bahan makanan maupun barang-barang lainnya dengan menyertakan diskon pada mereka yang mendaftar sebagai anggota. Perusahaan ini menarik perhatian publik dan langsung populer di wilayah Albany, New York.

Namun, kesuksesan itu tak bertahan lama. Beberapa tahun berselang, Buyline diselidiki oleh Pengadilan Negeri Federal sebab dinilai menerapkan skema piramida━identik dengan MLM (Multi-Level Marketing)━dalam kegiatan bisnisnya. Penyelidikan hukum tersebut membuat Raniere, pada 1997, menutup lini usahanya.

Di tengah kekalutan dan keputusasaan, Raniere bertemu dengan Salzman, yang saat itu sedang membuka klinik terapi di dekat Albany. Keduanya lalu terlibat dalam pembicaraan yang intens dan saling bertukar pikiran. Komunikasi dengan Salzman membikin Raniere lupa sejenak akan masalahnya. Dari sinilah, NXIVM lahir.

Kerja-kerja NXIVM berkutat pada terapi intensif yang bisa diikuti di akhir pekan selama 12 jam per hari. Laman National Public Radio mencatat target pasar NXIVM merupakan kelas menengah ke atas yang sedang dilanda galau, krisis identitas, hingga perasaan trauma masa lalu. Berbekal uang 200 sampai 300 ribu dolar, ditambah metode terapi hipnosis, NXIVM mengklaim dapat membantu orang-orang ini "kembali ke jalan yang benar".

Tak dinyana, popularitas NXIVM seketika melonjak. Sekitar 17 ribu orang bergabung dalam organisasi yang seringkali mereka sebut sebagai “keluarga” ini, sejak pertama kali berdiri pada 1998 dan tersebar di New York, Vancouver, sampai Guadalajara.

Para anggota meyakini bahwa Raniere “bukan sembarang orang”━dapat menyembuhkan mereka dari trauma emosional, membebaskan dari ketakutan, melenyapkan segala pemikiran yang destruktif, sampai mengembalikan hasrat seksual. Untuk itu, anggota NXIVM menyebut sosok Raniere sebagai "Sang Pelopor".

Infgrafik Sekte NXIVM

undefined

Jadi Sekte

Karisma Raniere membikin para pengikutnya terpesona. Pada 2015, mengutip laporan panjang Vanessa Grigoriadis berjudul “Inside Nxivm, the ‘Sex Cult’ That Preached Empowerment” yang dipublikasikan di The New York Times (2018), sekelompok perempuan meminta Rainere untuk menjadi guru spiritual khususnya.

Permintaan itu disetujui Rainere asalkan mereka menyertakan jaminan. Rainere tak ingin jaminan yang diberikan berupa materi sebagaimana pada umumnya. Ia ingin jaminan yang sifatnya mengikat seperti akta rumah dan … foto telanjang.

Menyertakan jaminan, terang Rainere, sama artinya memperlihatkan sekaligus menyerahkan kepercayaan. Dengan adanya kepercayaan, cinta dan kasih sayang bisa mudah didapatkan.

Kelompok ini lantas diberi nama “Dominus Obsequious Sororium”━diterjemahkan dari bahasa latin berarti “tuan atas sahabat perempuan yang taat.” Awalnya, DOS cuma jadi forum curhat. Akan tetapi, makin ke sini, DOS berubah layaknya “pelatihan kamp militer” yang berupaya menegaskan pada para perempuan bahwa mereka bukanlah korban keganasan dunia.

Sekitar 150 perempuan diperkirakan bergabung dengan DOS. Proses rekrutmennya menggunakan metode mirip MLM. Dalam sesi yang diadakan, para perempuan ini didorong untuk diet ketat, menjalani agenda fisik yang keras, dan dipaksa menjalani relasi bersifat “tuan” serta “budak.”

Inilah yang lalu menjadi masalah. Jaksa Federal, berdasarkan hasil investigasi dari The New York Times pada 2017, menyebut NXIVM telah melakukan eksploitasi seksual kepada para perempuannya.

Berakhir sebagai Kriminal

Menurut pengakuan mantan anggota DOS, Raniere dan konco-konconya telah banyak memanipulasi para perempuan di DOS agar tunduk pada kuasa mereka. Tiap anggota dipaksa mematuhi aturan, berhubungan badan tanpa konsensus, dan mengancam akan menyebarkan foto telanjang maupun informasi penting dari yang bersangkutan bila kedapatan sering membangkang.

Setelah investigasi The New York Times dipublikasikan, Raniere, sebagaimana diwartakan Time, kabur ke Meksiko. Pengadilan federal lantas mengirimkan surat penangkapan dan, pada Maret 2018, Raniere berhasil diringkus sebelum akhirnya dideportasi ke AS. Pihak pengadilan menempatkan Rainere di Pusat Penahanan Metropolitan di Brooklyn, New York.

Nyatanya, aksi busuk Raniere tak berhenti sampai di sini. Ia kembali harus berurusan dengan hukum sebab dituduh pernah berhubungan seksual dengan dua gadis di bawah umur━salah satunya bahkan masih berusia 15 tahun.

Kendati sudah ditetapkan jadi kriminal dan dianggap publik sebagai pesakitan, Raniere tetap bersikukuh tak bersalah. Ia menegaskan bahwa apa yang dilakukannya adalah bagian dari proses pengembangan diri.

Dan bukankah begitu sikap penjahat, toh?

Baca juga artikel terkait SEKTE BERBAHAYA atau tulisan lainnya dari Faisal Irfani

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Faisal Irfani
Editor: Nuran Wibisono