Menuju konten utama

Novichok Sudah Pasti Dipakai Rusia untuk Racuni Eks Intelijennya

Organisasi pengawasan senjata kimia menyatakan racun yang dikembangkan Rusia untuk mencelakai mantan mata-matanya berupa Novichok.

Novichok Sudah Pasti Dipakai Rusia untuk Racuni Eks Intelijennya
Ilustrasi orang keracunan gas. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Racun mematikan bernama Novichok digunakan untuk menargetkan mantan agen ganda Rusia Sergei Skripal dan putrinya Yulia di kota Salisbury, Inggris. Temuan pemerintah Inggris ini dikonfirmasi Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia (OPCW).

Pemerintah Inggris mengatakan para ilmuwannya telah mengidentifikasi bahan itu sebagai racun saraf Novichok kelas militer yang dikembangkan oleh Rusia. Organisasi itu memang tidak secara khusus menyebut nama “Novichok,” namun cukup menguatkan soal temuan Inggris itu.

Hasil analisis oleh laboratorium yang ditunjuk OPCW dari sampel lingkungan dan biomedis yang dikumpulkan oleh tim OPCW menegaskan temuan Inggris yang terkait dengan identitas bahan kimia beracun yang digunakan di Salisbury dan melukai tiga orang,” demikian pernyataan OPCW seperti dilansir The Guardian.

OPCW, pengawas senjata kimia internasional, mengatakan timnya "mencatat bahwa bahan kimia beracun memiliki kemurnian tinggi. Yang terakhir ini disimpulkan dari hampir tidak adanya ketidakmurnian."

Inggris telah meminta rapat dengan dewan keamanan PBB untuk membahas temuan tersebut. Menlu Inggris Boris Johnson mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Tidak ada keraguan apa yang digunakan dan tidak ada penjelasan alternatif tentang siapa yang bertanggung jawab - hanya Rusia yang memiliki sarana, motif dan catatan.

"Kami sekarang akan bekerja tanpa lelah dengan mitra kami untuk membantu mengurangi penggunaan senjata-senjata semacam itu dan kami telah memanggil sesi dewan eksekutif OPCW Rabu depan untuk membahas langkah-langkah selanjutnya," kata menteri luar negeri itu. "Kremlin harus memberikan jawaban."

Skripal ditemukan ambruk di bangku taman di Salisbury, Wiltshire, pada 4 Maret. Seorang petugas polisi, Det Sgt Nick Bailey, yang berada di antara yang pertama di tempat kejadian, juga dibawa ke rumah sakit dan keluar pada 22 Maret.

Pada Kamis (12/4/2018), juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menanggapi pernyataan OPCW terkait temuan Inggris soal racun Novichok ini.

Mengutip CNN, ia mengatakan Moskow "tidak akan mengambil kesimpulan apapun mengenai kasus Skripal; sampai para ahli Rusia diberikan akses ke para korban itu sendiri, serta bahan-bahan yang disebutkan dalam laporan ahli OPCW dan seluruh volume informasi yang tersedia; ke London.”

Sergei Skripal pindah ke Inggris dalam pertukaran intelijen pada tahun 2010 dan menetap di Salisbury. Yulia mengunjungi dari Rusia ketika mereka diracuni, dimungkinkan melalui kontaminasi dari pintu depannya.

Meskipun ada kekhawatiran awal bahwa mereka tidak akan bertahan hidup, Yulia Skripal keluar dari rumah sakit ke lokasi yang dirahasiakan awal pekan ini. Sementara itu, ayahnya dikatakan membaik dengan cepat.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh polisi Metropolitan atas namanya pada Rabu (11/4/2018), Yulia Skripal mengatakan dia tidak ingin mengambil tawaran layanan dari kedutaan Rusia di London.

Baca juga artikel terkait RUSIA atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari