Menuju konten utama

Novel Baswedan Jalani Operasi Karena Penglihatan Mata Kirinya Kabur

Novel Baswedan perlu pemeriksaan kembali usai operasi yang rencananya dilakukan minggu depan.

Novel Baswedan Jalani Operasi Karena Penglihatan Mata Kirinya Kabur
Penyidik KPK Novel Baswedan menjawab pertanyaan wartawan saat dikunjungi Wadah Pegawai KPK di kediamannya, di Kelapa Gading, Jakarta, Minggu (17/6/2018). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

tirto.id - Penyidik senior KPK Novel Baswedan kembali menjalani operasi di Singapura, Kamis (28/6/2018). Novel menjalani operasi karena mata kirinya tidak bisa melihat dengan jelas. Dokter mendapati adanya selaput pada bagian gusi yang terpasang di mata kiri.

"Atas kondisi tersebut, dokter memutuskan untuk melakukan operasi kecil untuk memotong dan merapikan selaput yang tumbuh menutupi lensa tersebut," kata Kabiro Humas KPK Febri Diansyah dalam keterangan tertulis, Jumat (29/6/2018).

Febri menerangkan, operasi pun berjalan lancar. Novel merasa penglihatannya menjadi lebih baik dan visi penglihatan mata kiri tersebut menjadi lebih luas dari sebelumnya.

Dokter menilai, Novel perlu pemeriksaan kembali usai operasi yang rencananya dilakukan ulang minggu depan. Selain pemeriksaan oleh dokter ahli, Novel juga akan menjalani pengecekan glaukoma dan CT scan.

Pada saat yang sama, dokter menyatakan Novel belum bisa kembali berdinas. Novel direkomendasikan untuk beristirahat hingga Juli 2018.

"Dari surat keterangan yang diberikan dokter, ditulis 'is unfit for duty.' Maka Novel belum bisa bekerja karena masih harus istirahat selama 31 hari, sampai dengan 28 Juli 2018," kata Febri.

Sementara itu, untuk penanganan perkara KPK belum mendapat perkembangan terbaru tentang pelaku penyerangan. Mereka belum mendapat perkembangan baru tentang kasus Novel.

"Sampai saat ini KPK belum menerima informasi adanya perkembangan signifikan hingga ditemukannya tersangka penyerangan," kata Febri.

Baca juga artikel terkait KASUS NOVEL BASWEDAN atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Yuliana Ratnasari