Menuju konten utama

Normalisasi Ciliwung Terhambat, Anies: Terkendala Pembebasan Lahan

"Normalisasi Ciliwung kan terkendala pembebasan lahan. BBWSCC gak bisa normalisasi karena Pemprov belom bebaskan lahan, gimana?" kata Anies.

Normalisasi Ciliwung Terhambat, Anies: Terkendala Pembebasan Lahan
Pekerja dengan alat berat mengeruk endapan sampah bercampur lumpur di Sungai Ciliwung kawasan Kampung Melayu, Jakarta, Kamis (18/10/2018). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar.

tirto.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan bahwa normalisasi Ciliwung masih mengalami kendala yakni pembebasan lahan yang hingga kini tak kunjung menemui kesepakatan.

"Normalisasi Ciliwung kan terkendala pembebasan lahan. BBWSCC [Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane] gak bisa normalisasi karena Pemprov belom bebaskan lahan, gimana?" kata Anies saat ditemui di Balai Kota, Jakarta Pusat, pada Kamis (27/12/2018).

Anies menyampaikan bahwa sebelumnya warga di wilayah Cipinang-Melayu sempat bersedia untuk memberikan lahannya. Namun, kesepakatan yang diberikan warga terkait kesediaannya dicabut kembali.

Pasalnya, perjanjian telah lama berlangsung, harga lahan yang ditawarkannya pun harga pada tahun 2015. Dengan itu, warga kembali menolak karena harga di tahun 2018 sudah berubah dibandingkan harga tahun 2015.

"Saya sampaikan kepada semua, jangan kita tidak adil pada rakyat kita sendiri. Karena bagi pemerintah, program seperti ini dilakukan untuk memberikan manfaat, bukan untuk merugikan. Jadi meskipun secara legal sudah ada keputusannya, tapi tidak semena-mena menjalankan harga yang lama," jelas Anies.

Saat ini, pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang melakukan perundingan terkait harga baru untuk lahan-lahan yang akan dibebaskan dan belum dieksekusi.

Jadi sekarang sedang dilakukan asesmen dengan harga baru untuk tempat-tempat yang selama ini belum dieksekusi. "Mudah-mudahan hari Senin besok kita akan ada pertemuan khusus soal itu," kata Anies.

Baca juga artikel terkait NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG atau tulisan lainnya dari Fadiyah Alaidrus

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Fadiyah Alaidrus
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Maya Saputri