Menuju konten utama

Nirvana Diberi Izin Lanjutkan Gugatan ke Marc Jacobs soal Logo

Gugatan itu diajukan oleh perwakilan Nirvana pada Desember lalu. T-shirt itu adalah bagian dari koleksi Marc Jacobs 'Bootleg Redux Grunge'. 

Nirvana Diberi Izin Lanjutkan Gugatan ke Marc Jacobs soal Logo
Nirvana, dari kiri ke kanan, Dave Grohl, Kurt Cobain dan Krist Novoselic. [Foto/hdwall.as]

tirto.id - Nirvana telah diberi izin untuk melanjutkan gugatan terhadap Marc Jacobs terkait dengan tuduhan mereka terhadap rumah mode yang diduga merusak logo ikon wajah bahagia mereka. Hakim memutuskan untuk tidak mengindahkan permintaan rumah mode untuk menolak pengaduan.

Gugatan itu diajukan oleh perwakilan Nirvana pada Desember lalu. T-shirt itu adalah bagian dari koleksi Marc Jacobs 'Bootleg Redux Grunge'. Seperti gambar yang beredar, logo ikonik Nirvana itu telah diolah dengan X untuk mata serta ada huruf M dan J - inisial merek fashion.

Di atas gambar wajah tersenyum yang biasanya ditulis dengan kata 'Nirvana' juga digantikan oleh kata 'Heaven'. Baju itu dicetak dalam jenis wajah yang tidak sepenuhnya berbeda dengan font yang digunakan oleh band pada barang dagangan mereka.

Dalam gugatan mereka, Nirvana menuduh lini mode sebagai bentuk pelanggaran hak cipta dan merek dagang, serta kompetisi yang tidak adil. Band ini juga menuduh bahwa Marc Jacobs menggunakan logo untuk "menyesatkan publik menjadi percaya salah bahwa Nirvana mendukung seluruh koleksi 'Bootleg Redux Grunge' ... ketika Nirvana belum melakukannya," demikian seperti dilansir NME.

Nirvana adalah grup band beraliran grunge yang diisi oleh Kurt Cobain, Dave Ghorl dan Krist Novoselic. Pada tahun 1991, Nirvana menandatangi kontrak dengan label besar, Geffen Records, dan merilis album studio kedua mereka bertajuk “Nevermind” yang memberikan Nirvana julukan "grunge".

Albumnya berhasil meraih posisi teratas di tangga musik dengan singlenya yang berjudul “Smells Like Teen Spirit” juga menjadi pencapaian terbesar mereka dan menetapkan Cobain sebagai penulis lagu bertalenta.

Namun, dengan popularitasnya yang semakin meningkat, Cobain merasa kehilangan kendali yang mana dia mulai menggunakan heroin untuk mengurangi depresi dan beberapa masalah kesehatan lainnya.

Nirvana kembali merilis album bertajuk In Utero yang meraih chart nomor 1. Lirik lagu Cobain sebagian mencerminkan pribadinya, seperti tentang kemarahannya terhadap industri rekaman dalam lagu "Radio Friendly Unit Shifter" dan kelembutannya tentang Courtney dalam lagu “Heart-Shaped Box".

Keberhasilan dalam album barunya tidak membuat Cobain menjadi lebih baik, kondisi psikologinya memburuk yang mana pada 18 Maret 1994 dia dilaporkan meminum obat dan mengunci dirinya di lemari dengan senjata.

Hingga pada 5 April 1994 di Seattle, Cobain ditemukan meninggal di belakang wisma belakang rumahnya. Dia diduga menembakkan senapan dimulutnya yang membuat dirinya tewas seketika.

Baca juga artikel terkait NIRVANA atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Musik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Agung DH