Menuju konten utama

Nilai Biaya Haji 2020 Usulan Kemenag & Layanan yang akan Diperbaiki

Kemenag mengusulkan biaya haji 2020 masih dengan yang berlaku pada 2019. Meskipun demikian, ada peluang biaya haji 2020 bisa menjadi lebih murah.

Nilai Biaya Haji 2020 Usulan Kemenag & Layanan yang akan Diperbaiki
Jamaah melakukan shalat Jumat di Masjidil Haram dibawah suhu lebih dari 40 derajat celcius di Mekkah, Arab Saudi, Jumat (12/7/2019). ANTARA FOTO/Hanni Sofia/nz.

tirto.id - Kementerian Agama (Kemenag) mengusulkan nilai biaya haji 2020 yang akan dibebankan kepada para jemaah sebesar rata-rata Rp35.235.602. Artinya, Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) pada 2020 masih sama dengan yang berlaku pada 2019.

Usulan ini disampaikan kepada Menteri Agama Fachrul Razi dalam Rapat Pendahuluan Penetapan BPIH dengan Komisi VIII DPR RI, di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, pada Kamis Kamis (28/11/2019).

“Kami usulkan agar biaya yang dibebankan kepada jemaah ini besarannya tetap dengan tahun sebelumnya,” kata Fachrul dalam rapat itu, sebagaimana dilansir laman resmi Kemenag.

Meskipun nilai biaya haji 2020 diusulkan masih sama dengan yang berlaku pada 2019, Fachrul menyatakan ada kenaikan dalam sejumlah komponen BPIH.

Misalnya, biaya penerbangan jemaah haji pada 2019 senilai Rp30.079.285. Sementara pada 2020, nilainya naik menjadi Rp30.764.781. Jadi, ada kenaikan sekitar Rp.685.496.

Selain itu, kenaikan juga bakal terjadi pada biaya visa, yakni sebesar SAR300 atau Rp.1.136.001.

“Ini [biaya visa] baru dibebankan pada tahun 1441H/2020M. Ini nanti yang akan kita konfirmasi kepada pihak Arab Saudi. Kalau nanti ternyata itu bisa dihapus, artinya BPIH tahun ini lebih murah dibandingkan tahun lalu,” ujar Fachrul.

Layanan Bagi Jemaah Haji yang akan Diperbaiki

Di rapat yang sama, Fachrul juga mengusulkan peningkatan kualitas sejumlah layanan untuk para jemaah haji Indonesia pada 2020. Salah satunya adalah menambah kuantitas pemberian makan untuk jemaah haji selama berada di Mekkah.

“Dalam rangka meningkatkan pelayanan katering kepada jemaah haji, khususnya di Makkah, perlu penambahan volume makan dari semula 40 kali menjadi 50 kali makan,” ujar Fachrul.

Usulan ini menurut Menag juga berdasarkan masukan dari para jemaah yang mengeluhkan kesulitan memperoleh makanan pada masa menjelang puncak wukuf di Arafah.

“Padahal mereka harus bersiap untuk masa puncak. Jadi kita coba cari solusinya bersama,” kata dia.

Fachrul menambahkan Kemenag juga berencana memakai tenaga juru masak asal Indonesia dan bumbu serta bahan makanan dari tanah air dalam pemberian layanan katering bagi jemaah haji 2020.

Kemenag juga akan berupaya agar dapat memberlakukan fast track di seluruh embarkasi, serta menerapkan sistem sewa penginapan full musim di Madinah.

Baca juga artikel terkait HAJI atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Agung DH