Menuju konten utama

Bacaan Niat Puasa Arafah sebelum Idul Adha, Hukum, dan Keutamaannya

Bacaan niat puasa Arafah yang dilaksanakan 9 Dzulhijjah, sehari sebelum peringatan Hari Raya Idul Adha.

Bacaan Niat Puasa Arafah sebelum Idul Adha, Hukum, dan Keutamaannya
Ilustrasi Islam. foto/istockphoto

tirto.id - Bacaan niat puasa Arafah dibaca ketika kita akan berpuasa di hari Arafah yaitu tanggal 9 Dzulhijjah.

Di antara 10 hari pertama pada bulan Dzulhijjah, terdapat tiga hari yang dianggap paling istimewa. Pertama, tanggal 8 Dzulhijjah yang dinamakan dengan yaumu tarwiyah (hari tarwiyah).

Berikutnya adalah tanggal 9 Dzulhijjah. Hari ini disebut dengan yaumul arafah (hari arafah). Dan, yang ketiga ialah tanggal 10 Dzulhijjah atau yaumun nahr.

Puasa Arafah & Keutamaannya

Kata "Arafa" dalam bahasa Arab artinya mengetahui. Hari Arafah masih berkaitan dengan riwayat pensyariatan kurban. Nabi Ibrahim AS menyadari sekaligus memahami makna mimpinya sebagai wahyu dari Allah.

puasa arafah adalah puasa yang dikerjakan pada 9 Zulhijah.

Puasa sunah ini dianjurkan untuk umat Islam yang tidak berangkat haji, atau tidak mengerjakan wukuf di padang Arafah pada hari tersebut.

Diriwayatkan dari jalur Abu Qatadah al-Anshariy, bahwa Nabi Muhammad saw. ditanyai tentang keutamaan puasa Arafah tersebut. Beliau menjawab, "(Puasa tersebut) menghapuskan (kesalahan) tahun lalu dan yang akan datang".

Sedangkan keutamaan puasa Arafah bisa dirujuk ke hadis sahih, antara lain yang diriwayatkan Abu Qatadah RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Asyura (10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lepas," (H.R. Muslim).

Bacaan niat puasa Arafah

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta‘ala."

“Aku berniat puasa sunah Arafah esok hari karena Allah SWT.”

Niat di atas dibaca ketika berniat menjalankan puasa Arafah pada malam hari sebelum terbit fajar pada 9 Zulhijah.

Bacaan niat puasa Arafah jika diucapkan pada siang hari adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma hadzal yaumi ‘an ada’i sunnati Arafah lillahi ta'ala."

Artinya: "Saya berniat puasa sunnah Arafah pada hari ini karena Allah SWT."

Hukum Puasa Dzulhijjah

Puasa pada sembilan hari di awal bulan Dzulhijjah juga diyakini memiliki keistimewaan. Dalam Al-Qur'an surah Al-Fajr ayat 1 dan 2, Allah SWT berfirman bahwa:

وَالْفَجْرِ .وَلَيَالٍ عَشْرٍ

Artinya: "Demi waktu subuh. Dan sepuluh malam."

Dikutip dari NU Online, menurut Ibnu Abbas, Ibnu Zubair, Mujahid, dan sejumlah ulama salaf serta kontemporer, yang dimaksud "sepuluh malam" dalam ayat di atas adalah "sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah."

Pendapat di atas didasarkan pula pada hadis riwayat Imam Bukhari berikut, yang artinya:

"Dari Ibnu Abbas dengan kualitas hadis marfu': Tidak ada hari-hari di mana amal sholih lebih disukai Allah SWT pada hari itu daripada hari-hari ini, maksudnya 10 hari Dzulhijjah. Kemudian para sahabat bertanya, ‘Dan bukan pula jihad, ya Rasulullah?’ Rasul lalu menjawab, ‘Dan tidak pula jihad di jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar membawa diri dan hartanya kemudian ia pulang tak lagi membawa apa-apa," (HR Bukhari 969).

Dalam hadis lain yang juga diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas dan tercatat di dalam Sunan At-Tirmidzi, disebutkan:

"Rasulullah SAW berkata: Tiada ada hari lain yang disukai Allah SWT untuk beribadah seperti sepuluh hari ini," (HR At-Tirmidzi).

Hadits di atas menunjukkan bahwa amal sholeh pada 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah sangat dianjurkan atau sunah.

Kembali mengutip NU Online, Hengki Ferdiansyah dalam artikel "Ini Keutamaan Puasa Sembilan Hari di Bulan Dzulhijjah" menulis bahwa Mayoritas ulama memakai hadis tersebut sebagai dalil hukum kesunahan puasa pada sembilan hari awal bulan Dzulhijjah. Puasa yang dimaksud adalah selama 9 hari, sejak 1 Dzulhijjah (termasuk Arafah dan Tarwiyah). Sebab, tanggal 10 Dzulhijjah atau saat Idul Adha merupakan hari terlarang untuk berpuasa.

Baca juga artikel terkait IDUL ADHA atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Fitra Firdaus