Menuju konten utama

Nglanggeran Desa Wisata Terbaik Dunia & Sejarah Gunung Api Purba

Nglanggeran jadi Desa Wisata Terbaik Dunia 2021, di mana lokasi Desa Nglanggeran dan bagaimana sejarah Gunung Api Purba?

Nglanggeran Desa Wisata Terbaik Dunia & Sejarah Gunung Api Purba
Wisatawan mengunjungi embung (waduk kecil) di kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran, Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, DI Yogyakarta, Jumat (20/1). Selain sebagai sumber air bagi kebun buah di daerah tersebut embung yang berada di ketinggian sekitar 500 meter di atas permukaan laut (MDPL) tersebut menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan di Gunung Kidul. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/pd/17.

tirto.id - Desa Wisata Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terpilih menjadi salah satu Desa Wisata Terbaik Dunia 2021.

Dikutip dari Antara penetapan Nglanggeran sebagai Desa Wisata Terbaik Dunia dilakukan oleh Organisasi Pariwisata Dunia atau United Nation World Tourism Organization (UNWTO) di Madrid, Spanyol.

"Sebuah desa kecil di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, yang dulu asing terdengar susah dieja diucapkan. Alhamdulillah kini menjadi sebuah desa yang mendapatkan apresiasi oleh badan pariwisata dunia UNWTO," ucap Penggagas dan Pendiri Ekowisata Desa Nglanggeran Sugeng Handoko, Jumat (3/12/2021).

Desa Nglanggeran Di Mana?

Desa Nglanggeran adalah sebuah desa yang secara administratif terletak di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, D.I. Yogyakarta.

Di sini terdapat kawasan Ekowisata yang dikenal dengan Gunung Api Purba yang memiliki lahan seluas 48 ha. Sementara wilayah Desa Nglanggerannya sendiri memiliki luas 762,0990 ha.

Wilayah desa sebagian besar lahannya digunakan oleh penduduk untuk lahan pertanian, perkebunan, ladang dan pekarangan. Pola pemilikan tanah tersebut didominasi oleh tanah kas desa.

Jarak Desa Nglanggeran dari ibukota kecamatan adalah 4 km, 20 km dari ibukota kabupaten dan berjarak 25 km dari ibukota propinsi.

Batas administratif Desa Nglanggeran adalah :

1. Sebelah utara: Desa Ngoro-oro

2. Sebelah timur: Desa Nglegi

3. Sebelah selatan: Desa Putat

4. Sebelah barat: Desa Salam

Desa Nglanggeran terdiri dari 5 dusun/pedukuhan yaitu Dusun Karangsari, Dusun Doga, Dusun Nglanggeran Kulon, Dusun Nglanggeran Wetan dan Dusun Gunungbutak. Pusat pemerintahan desa terletak di dusun Doga.

Sejarah Gunung Api Purba

Dalam laman resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul disebutkan bahwa Gunung Api Purba setelah dilakukan penelitian merupakan gunung berapi aktif yang berumur tersier (Oligo-Miosen) atau 0,6 sekitar 60 juta tahun yang lalu.

Gunung Nglanggeran ini terbentuk dari Gunung api dasar laut yang terangkat dan kemudian menjadi daratan jutaan tahun lalu.

Gunung Api Purba biasanya digunakan sebagai jalur pendakian karena medan gunung ini memiliki bebatuan besar yang menjulang tinggi.

Puncak gunung tersebut adalah Gunung Gedhe yang berada pada ketinggian sekitar 700 meter dari permukaan laut, dengan luas kawasan pegunungan mencapai 48 hektar.

Selain keindahan alam yang dimiliki, Gunung Nglanggeran ternyata memiliki legenda cerita rakyat yang berkembang di masyarakat.

Bukit Nglanggeran konon merupakan tempat menghukum warga desa yang ceroboh merusak wayang.

Nglanggeran berasal dari kata nglanggar yang mempunyai arti dalam bahasa indonesia melanggar.

Menurut cerita pada ratusan tahun yang lalu, penduduk desa sekitar mengundang seorang dalang untuk mengadakan pesta syukuran hasil panen.

Akan tetapi ada beberapa warga desa yang melakukan hal ceroboh. Mereka mencoba merusak wayang milik dalang.

Sang dalang murka dan mengutuk warga desa yang merusak wayang milik sang dalang menjadi sosok wayang dan dibuang ke Bukit Nglanggeran.

Menurut kepercayaan warga sekitar desa, Gunung Nglanggeran dijaga oleh Kyai Ongko Wijoyo serta tokoh pewayangan Punokawan.

Pada malam tahun baru Jawa atau Jumat Kliwon, beberapa orang yang percaya memilih semadi di pucuk gunung. Di Gunung Nglanggeran ini pula pernah ditemukan arca mirip Ken Dedes.

Baca juga artikel terkait NGLANGGERAN atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Iswara N Raditya