Menuju konten utama

Neraca Perdagangan RI Surplus 3,83 Miliar Dolar AS pada Februari

Neraca perdagangan Indonesia pada Februari ini surplus 3,83 miliar dolar AS. BPS sebut surplus ini terjadi 22 bulan secara beruntun.

Neraca Perdagangan RI Surplus 3,83 Miliar Dolar AS pada Februari
Suasana aktivitas bongkar muatan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (15/6/2021). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/foc.

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2022 surplus sebesar 3,83 miliar dolar AS. Surplus ini terjadi akibat nilai ekspor lebih tinggi, dibandingkan posisi impornya.

Kepala BPS, Margo Yuwono mengatakan, pada Februari 2022 ekspor Indonesia menyentuh 20,46 miliar dolar AS, atau naik 6,73 persen secara month to month. Sementara posisi impor Indonesia hanya 16,64 miliar dolar AS, atau turun 8,64 persen.

“Di Februari ini terjadi surplus 3,83 miliar dolar AS. Kalau kita lihat dan surplus ini terjadi 22 bulan secara beruntun Indonesia mengalami surplus perdagangan," kata dia dalam rilis BPS di kantornya, Jakarta, Selasa (15/3/2022).

Jika dilihat komoditi nonmigas, penyumbang terbesar surplus pada Februari 2022 berasal bahan baku mineral. Kemudian lemak dan minyak nabati serta besi dan baja. Sedangkan dilihat negara penyumbang surplus terbesar terjadi dengan Amerika Serikat, India, dan Filipina.

Jika dirinci, surplus Indonesia ke Australia mencapai 1,86 miliar dolar AS. Surplus ini berasal dari nilai ekpor Indonesia ke Australia yang mencapai 2,39 miliar dolar AS, dan impornya hanya 525 juta dolar AS.

“Kalau dilihat dari komoditasnya di Australia itu berupa pakaian dan aksesoris berupa rajutan dan alas kaki," kata dia.

Selanjutnya, surplus Indonesia berasal dari India mencapai 850 juta dolar AS. Ini berasal dari nilai ekspor sebesar 1,43 miliar dolar AS, dan impor hanya 580 juta dolar AS.

“India kalau dilihat komoditasnya bahan bakar mineral, lemak minyak nabati," katanya.

Sementara, Indonesia juga mendapatkan surplus dari Filipina 725 juta dolar AS. Surplus itu berasal dari komoditas bahan bakar.

Baca juga artikel terkait NERACA PERDAGANGAN atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Abdul Aziz