Menuju konten utama

Neraca Perdagangan RI Kuartal 1 2020 Surplus 2,62 Miliar Dolar AS

Neraca dagang Indonesia Januari-Maret 2020 atau kuartal I 2020, nilainya surplus 2,62 miliar dolar AS. Angka ini membaik dari posisi Januari-Maret 2019 yang defisit 0,06 miliar dolar AS.

Neraca Perdagangan RI Kuartal 1 2020 Surplus 2,62 Miliar Dolar AS
Aktivitas bongkar muat di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (14/11/2019). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia selama Maret 2020 surplus senilai 0,74 miliar dolar AS. Capaian neraca perdagangan ini didukung oleh ekspor senilai 14,09 miliar dolar AS. Lalu nilai impor sebanyak 13,35 miliar dolar AS.

Jika dihitung secara Januari-Maret 2020 atau per kuartal I 2020, maka nilainya surplus 2,62 miliar dolar AS. Angka ini membaik dari posisi Januari-Maret 2019 yang defisit 0,06 miliar dolar AS.

“Angka ini cukup menggembirakan di situasi tidak menentu. Tapi kita harus mewaspadai impor kita,” ucap Kepala BPS Suhariyanto dalam siaran live di akun Youtube BPS, Rabu (15/4/2020).

Suhariyanto menyatakan surplusnya neraca perdagangan ini didukung oleh surplus neraca perdagangan non-migas senilai 1,7 miliar dolar AS selama Q1 2020. Penyebabnya terjadi peningkatan ekspor non-migas, tetapi di sisi lain terjadi penurunan signifikan impor non-migas.

Suhariyanto mencatat selama Januari-Maret 2020 impor bahan baku turun 2,82 persen. Lalu impor barang modal selama Q1 2020 juga turun 13,07 persen.

Kendati menurun dan menyumbang surplus neraca perdagangan, ia bilang kondisi ini bisa jadi tidak ideal. Pasalnya dampaknya bakal berpengaruh signifikan pada pertumbuhan ekonomi di Q1 2020.

“Kemungkinan besar berpengaruh pada sektor industri, perdagangan, dan investasi,” ucap Suhariyanto.

Di sisi lain dari ekspor non-migas selama Januari-Maret 2020 terjadi peningkatan pada ekspor industri pengolahan 10,11 persen. Lalu ekspor hasil pertanian selama Q1 2020 juga naik 12,33 persen. Hal ini katanya menyumbang surplus pada komponen non-migas.

Meski Demikian, tingginya ekspor non-migas relatif cukup tertahan. Pasalnya sejumlah harga komoditas seperti minyak sawit, karet, sampai batu bara.

Di sisi lain neraca migas masih defisit di kisaran minus 3.046,2 juta dolar AS selama Q1 2020. Meski demikian nilainya masih bisa ternetralisir dari neraca non-migas yang berada di ksiaran 5.665,7 juta doar AS selama Q1 2020.

Baca juga artikel terkait NERACA DAGANG INDONESIA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz