Menuju konten utama

Neraca Dagang RI Surplus 5,48 Miliar Dolar AS di Februari

Neraca perdagangan Indonesia sampai Februari mengalami surplus selama 34 bulan berturut.

Neraca Dagang RI Surplus 5,48 Miliar Dolar AS di Februari
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (28/12/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan barang Indonesia mengalami surplus sebesar 5,48 miliar dolar AS di Februari 2023. Surplus ini melanjutkan tren positif selama 34 bulan secara berturut-turut sejak Mei 2020.

"Neraca perdagangan Indonesia sampai Februari mengalami surplus selama 34 bulan berturut," kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M Habibullah dalam rilis BPS di Kantornya, Jakarta, Rabu (15/3/2023).

Dia menjelaskan surplus neraca perdagangan Indonesia terjadi lantaran nilai ekspornya lebih tinggi dibandingkan impor. Di mana pada bulan lalu, ekspor Indonesia mencapai 21,40 miliar dolar AS, sedangkan impornya hanya sebesar 15,92 miliar dolar AS.

Lebih lanjut, Habibullah menyampaikan bahwa surplus neraca perdagangan pada Februari ini ditopang oleh neraca komoditas nonmigas. Di mana nonmigas surplus sebesar 6,70 miliar dolar AS.

Surplus ini didorong oleh bahan bakar mineral dengan kode HS27, lemak dan minyak hewan/nabati kode HS15, dan besi dan baja kode HS72.

Sedangkan migasnya mengalami defisit senilai 1,22 miliar dolar AS. Defisit ini didorong oleh penurunan harga minyak mentah dan hasil minyak.

Adapun berdasarkan kenegaraan surplus terbesar Indonesia masih berada di Amerika Serikat sebesar 1,3 miliar dolar AS. Surplus terjadi lantaran nilai ekspor ke AS mencapai 1,9 miliar dolar AS sedangkan impornya 583 juta dolar AS.

Penyumbang surplus terbesar terjadi pada mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya kode HS 85 senilai 396 juta dolar AS, pakaian dan aksesorisnya (bukan rajutan) HS62 183 juta dolar AS, dan pakaian dan aksesorisnya HS 61 senilai 165,3 juta dolar AS.

Selain AS, penyumbang surplus terbesar lainnya terjadi di India dan China. Keduanya masing-masing surplus sebesar 1,0 miliar dolar AS dan 999 juta dolar AS.

Baca juga artikel terkait NERACA PERDAGANGAN SURPLUS atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - News
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Reja Hidayat